Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Andy Flores Noya

Profil Andy Flores Noya | Merdeka.com

Sebenarnya Andy tidak diterima kuliah di Sekolah Tinggi Publisistik tersebut sebab perguruan tinggi tersebut tidak menerima lulusan STM. Namun karena tekadnya yang kuat untuk menjadi seorang wartawan, membuat Andy berusaha menemui Rektor Sekolah Tinggi Publisistik saat itu, yaitu Bapak Ali Mochtar Hoeta Soehoet dan memohon persetujuan untuk mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi pilihannya itu. Sang rektor akhirnya luluh dan memberikan kesempatan kepada Andy untuk mengikuti tes masuk, dengan syarat harus ada surat rekomendasi dari Dirjen Pendidikan Tinggi. Selain itu, prestasi nilai mata kuliah Andy juga harus selalu bagus agar ia tidak dikeluarkan. Ternyata Andy berhasil mempertahankan prestasinya sehingga ia berhasil melanjutkan masa perkuliahannya.

Andy pertama kali terjun sebagai reporter pada 1985. Saat itu beliau membantu majalah TEMPO untuk penerbitan buku Apa dan Siapa Orang Indonesia ketika ia masih kuliah di Sekolah Tinggi Publisitik (STP) Jakarta.

Andy kemudian diajak bergabung oleh Lukman Setiawan, pimpinan di Grafitipers, salah satu anak usaha TEMPO dalam harian ekonomi Bisnis Indonesia yang pada tahun 1985 itu hendak terbit. Oleh karena itu, Andy tercatat sebagai 19 reporter pertama di harian itu. Baru dua tahun di Bisnis Indonesia, Andy kemudian diajak untuk memperkuat majalah MATRA yang baru diterbitkan oleh TEMPO oleh Fikri Jufri, seorang wartawan senior majalah TEMPO, sehingga kemudian ia bergabung bersama MATRA.

Saat ia masih bersama MATRA, pada tahun 1992 datang tawaran dari Surya Paloh, pemilik suratkabar Prioritas yang waktu itu dibredel. Surya Paloh mengajak Andy untuk bergabung dengan koran Media Indonesia yang mereka kelola. Sejak itulah Andy kembali ke dunia suratkabar. Dalam perjalanan kariernya, Andy pernah menjadi host program Jakarta Round Up dan Jakarta First Channel di Radio Trijaya selama lima tahun dari tahun 1994 sampai 1999.

Pada 1999, stasiun televisi swasta nasional RCTI menghadapi masalah pergolakan di kalangan wartawan program berita Seputar Indonesia. Hal ini berkaitan dengan adanya ketentuan yang mengharuskan PT Sindo, anak usaha RCTI yang menaungi Seputar Indonesia, untuk bergabung dengan RCTI sebagai induk. Andy diutus untuk membantu bersama wartawan senior Djafar Assegaff. Tugas utama mereka adalah memimpin Seputar Indonesia sekaligus memuluskan proses transisi ke RCTI.

Stasiun televisi Metro TV mendapat izin siarannya pada tahun 2000. Surya Paloh memanggil Andy kembali untuk memimpin Metro TV sebagai pemimpin redaksi. Tiga tahun kemudian pada tahun 2003, Andy ditarik kembali ke Media Indonesia. Kali ini ia menjadi pemimpin redaksi di surat kabar umum terbesar kedua di Indonesia itu.

Saat pemimpin redaksi Metro TV Don Bosco mengundurkan diri pada awal tahun 2006, Andy diminta merangkap menjadi pemimpin redaksi Metro TV menggantikan Don Bosco. Saat itu Andy telah menjadi wakil pemimpin umum di Media Indonesia.

Saat ini, Andy F. Noya telah menjadi pembawa acara terpopuler "Kick Andy" yang ditayangkan di Metro TV. Acara ini selalu menjadi sorotan publik dan disukai banyak orang karena banyak memberikan edukasi dan fakta.

Oleh: Ratri Adityarani

Profil

  • Nama Lengkap

    Andy Flores Noya

  • Alias

    Andy Noya | Kick Andy | Andy

  • Agama

    Kristen

  • Tempat Lahir

    Surabaya, Indonesia

  • Tanggal Lahir

    1960-11-06

  • Zodiak

    Scorpion

  • Warga Negara

    Indonesia

  • Biografi

    Sebenarnya Andy tidak diterima kuliah di Sekolah Tinggi Publisistik tersebut sebab perguruan tinggi tersebut tidak menerima lulusan STM. Namun karena tekadnya yang kuat untuk menjadi seorang wartawan, membuat Andy berusaha menemui Rektor Sekolah Tinggi Publisistik saat itu, yaitu Bapak Ali Mochtar Hoeta Soehoet dan memohon persetujuan untuk mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi pilihannya itu. Sang rektor akhirnya luluh dan memberikan kesempatan kepada Andy untuk mengikuti tes masuk, dengan syarat harus ada surat rekomendasi dari Dirjen Pendidikan Tinggi. Selain itu, prestasi nilai mata kuliah Andy juga harus selalu bagus agar ia tidak dikeluarkan. Ternyata Andy berhasil mempertahankan prestasinya sehingga ia berhasil melanjutkan masa perkuliahannya.

    Andy pertama kali terjun sebagai reporter pada 1985. Saat itu beliau membantu majalah TEMPO untuk penerbitan buku Apa dan Siapa Orang Indonesia ketika ia masih kuliah di Sekolah Tinggi Publisitik (STP) Jakarta.

    Andy kemudian diajak bergabung oleh Lukman Setiawan, pimpinan di Grafitipers, salah satu anak usaha TEMPO dalam harian ekonomi Bisnis Indonesia yang pada tahun 1985 itu hendak terbit. Oleh karena itu, Andy tercatat sebagai 19 reporter pertama di harian itu. Baru dua tahun di Bisnis Indonesia, Andy kemudian diajak untuk memperkuat majalah MATRA yang baru diterbitkan oleh TEMPO oleh Fikri Jufri, seorang wartawan senior majalah TEMPO, sehingga kemudian ia bergabung bersama MATRA.

    Saat ia masih bersama MATRA, pada tahun 1992 datang tawaran dari Surya Paloh, pemilik suratkabar Prioritas yang waktu itu dibredel. Surya Paloh mengajak Andy untuk bergabung dengan koran Media Indonesia yang mereka kelola. Sejak itulah Andy kembali ke dunia suratkabar. Dalam perjalanan kariernya, Andy pernah menjadi host program Jakarta Round Up dan Jakarta First Channel di Radio Trijaya selama lima tahun dari tahun 1994 sampai 1999.

    Pada 1999, stasiun televisi swasta nasional RCTI menghadapi masalah pergolakan di kalangan wartawan program berita Seputar Indonesia. Hal ini berkaitan dengan adanya ketentuan yang mengharuskan PT Sindo, anak usaha RCTI yang menaungi Seputar Indonesia, untuk bergabung dengan RCTI sebagai induk. Andy diutus untuk membantu bersama wartawan senior Djafar Assegaff. Tugas utama mereka adalah memimpin Seputar Indonesia sekaligus memuluskan proses transisi ke RCTI.

    Stasiun televisi Metro TV mendapat izin siarannya pada tahun 2000. Surya Paloh memanggil Andy kembali untuk memimpin Metro TV sebagai pemimpin redaksi. Tiga tahun kemudian pada tahun 2003, Andy ditarik kembali ke Media Indonesia. Kali ini ia menjadi pemimpin redaksi di surat kabar umum terbesar kedua di Indonesia itu.

    Saat pemimpin redaksi Metro TV Don Bosco mengundurkan diri pada awal tahun 2006, Andy diminta merangkap menjadi pemimpin redaksi Metro TV menggantikan Don Bosco. Saat itu Andy telah menjadi wakil pemimpin umum di Media Indonesia.

    Saat ini, Andy F. Noya telah menjadi pembawa acara terpopuler "Kick Andy" yang ditayangkan di Metro TV. Acara ini selalu menjadi sorotan publik dan disukai banyak orang karena banyak memberikan edukasi dan fakta.

    Oleh: Ratri Adityarani

  • Pendidikan

    •  Sekolah Tinggi Publisistik, Jakarta

  • Karir

    • Presenter Kick Andy
    • Jurnalis
    • Pemimpin Redaksi Media Indonesia

  • Penghargaan

    • Panasonic Gobel Awards 2010 untuk kategori Presenter Talkshow Terfavorit
    • Panasonic Gobel Awards 2011 untuk kategori Presenter Talkshow Terfavorit

Geser ke atas Berita Selanjutnya