Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Budi Rahardjo

Profil Budi Rahardjo | Merdeka.com

Budi Rahardjo mempunyai lebih dari belasan blog dengan domain yang berbeda. Dia merupakan blogger Indonesia dengan kemampuan teknologi yang tidak diragukan lagi. Memulai karir di dunia maya sejak duduk di bangku kuliah di ITB, Budi kemudian mengembangkan kemampuannya dengan menapaki jenjang karir yang berbeda-beda. Tercatat ada sekitar puluhan nama perusahaan yang telah memamerkan nama Budi sebagai bagian dari perusahaannya dengan beragam posisi.

Sebagai seorang blogger yang sudah banyak tau tentang dunia IT, Budi seringkali menyebutkan bahwa melalui blog, kita bisa berdemokrasi. Di sini, demokrasi diartikan jika melalui blog, blogger dapat bebas berkomentar mengenai apapun, tentunya yang masih berada di koridor kata wajar. Menjadi seorang seleb blog, Budi seringkali mengomentari hal-hal yang tengah marak dibahas belakangan.

Seperti tampak pada laman blognya yang hampir setiap hari ia update (https://rahard.wordpress.com), tertulis pendapatnya mengenai domain yang menurutnya kurang relevan lagi. Menurutnya, nama domain yang cantik tidak sepenting zaman dahulu.

Pasalnya orang mengunjungi situs tidak dengan mengingat-ingat nama domain tetapi dengan menggunakan search engine. Jadi, sebetulnya nama domain apa saja, selama dapat ditemukan oleh search engine, akan baik saja. Hal ini dilatarbelakangi tentang ICANN yang membuka top-level domain yang kemudian Google mengajukan lebih dari 100 nama domain (top level domain). Begitu tulisnya di dalam laman blognya.

Jika kita berbalik ke tahun 2008 lalu, ketika isu pornografi ramai dibicarakan, maka dosen Teknik Elektro ITB ini pun menulis komentarnya mengenai pertemuannya dengan Menkominfo kala itu, Muhammad Nuh, Wulan, dan Wimar. Di sana, terlihat jelas bahwa dirinya berada di kubu kontra dengan sensorship yang tengah berkembang. Namun, lebih lanjut, ia tidak mengemukakan alasannya.

Kini, di sela kesibukannya sebagai blogger dan mengajar, pria kelahiran Yogyakarta, 20 Oktober 1962 ini juga aktif menelurkan jurnal-jurnal ilmiah. Selain itu, ia masih memiliki wewenang penuh pada perusahaan security jaringan yang dibangunnya, Indo Cisc dan Insan Indonesia.

Riset dan analisa oleh Atiqoh Hasan.

Profil

  • Nama Lengkap

    Ir. Budi Rahardjo MSc., PhD.

  • Alias

    No Alias

  • Agama

    Islam

  • Tempat Lahir

    Yogyakarta

  • Tanggal Lahir

    1962-10-20

  • Zodiak

    Balance

  • Warga Negara

    Indonesia

  • Biografi

    Budi Rahardjo mempunyai lebih dari belasan blog dengan domain yang berbeda. Dia merupakan blogger Indonesia dengan kemampuan teknologi yang tidak diragukan lagi. Memulai karir di dunia maya sejak duduk di bangku kuliah di ITB, Budi kemudian mengembangkan kemampuannya dengan menapaki jenjang karir yang berbeda-beda. Tercatat ada sekitar puluhan nama perusahaan yang telah memamerkan nama Budi sebagai bagian dari perusahaannya dengan beragam posisi.

    Sebagai seorang blogger yang sudah banyak tau tentang dunia IT, Budi seringkali menyebutkan bahwa melalui blog, kita bisa berdemokrasi. Di sini, demokrasi diartikan jika melalui blog, blogger dapat bebas berkomentar mengenai apapun, tentunya yang masih berada di koridor kata wajar. Menjadi seorang seleb blog, Budi seringkali mengomentari hal-hal yang tengah marak dibahas belakangan.

    Seperti tampak pada laman blognya yang hampir setiap hari ia update (https://rahard.wordpress.com), tertulis pendapatnya mengenai domain yang menurutnya kurang relevan lagi. Menurutnya, nama domain yang cantik tidak sepenting zaman dahulu.

    Pasalnya orang mengunjungi situs tidak dengan mengingat-ingat nama domain tetapi dengan menggunakan search engine. Jadi, sebetulnya nama domain apa saja, selama dapat ditemukan oleh search engine, akan baik saja. Hal ini dilatarbelakangi tentang ICANN yang membuka top-level domain yang kemudian Google mengajukan lebih dari 100 nama domain (top level domain). Begitu tulisnya di dalam laman blognya.

    Jika kita berbalik ke tahun 2008 lalu, ketika isu pornografi ramai dibicarakan, maka dosen Teknik Elektro ITB ini pun menulis komentarnya mengenai pertemuannya dengan Menkominfo kala itu, Muhammad Nuh, Wulan, dan Wimar. Di sana, terlihat jelas bahwa dirinya berada di kubu kontra dengan sensorship yang tengah berkembang. Namun, lebih lanjut, ia tidak mengemukakan alasannya.

    Kini, di sela kesibukannya sebagai blogger dan mengajar, pria kelahiran Yogyakarta, 20 Oktober 1962 ini juga aktif menelurkan jurnal-jurnal ilmiah. Selain itu, ia masih memiliki wewenang penuh pada perusahaan security jaringan yang dibangunnya, Indo Cisc dan Insan Indonesia.

    Riset dan analisa oleh Atiqoh Hasan.

  • Pendidikan

    • Program Doktoral University of Manitoba, 1991-1997
    • Program Master University of Manitoba, 1987-1990
    • Institut Teknologi Bandung, 1981-1986

  • Karir

    • IT Standarization, 2006
    • Direktur R&D ITB, 2003-2004
    • Konsultan Disperindag, 2001-sekarang
    • Konsultan teknologi, Cyberlaw, 2000-sekarang
    • Motivator, evangelist, web master, Bandung High Tech Valley, 1999-sekarang
    • Technology & Security consultant Indosign, Jakarta, 2000
    • Security consultant PCI, Jakarta, 2000
    • PIKSI, ITB Bandung, 1999-2001
    • Technical Consultant Jakarta, 1998-1999
    • Lab ELKA, EL, ITB Bandung, 1997-2002
    • PPAU Mikroelektronika, ITB Bandung, 1997-sekarang
    • Electrical Engineering Dept., ITB Bandung, 1997-sekarang
    • PT Insan Infonesia Bandung, Indonesia, 1996-sekarang
    • TRLabs Winnipeg, Canada, 1995-1997
    • Computer Services, U of ManitobaWinnipeg, Canada, 1989-1996
    • Electrical and Computer Eng., U of M, Canada, 1987-1997

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya