Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Gories Mere

Profil Gories Mere, Berita Terbaru Terkini | Merdeka.com

Gories Mere merupakan salah seorang penegak hukum yang karirnya cukup gemilang. Jabatannya terus menanjak naik sampai akhirnya dia dinobatkan sebagai Ketua Badan Narkotika Nasional. Di bawah kepemimpinannya, cukup banyak kasus narkotika yang terungkap, antara lain kasus narkoba yang melibatkan selebriti terkenal, Ahmad Albar dan Zarima si Ratu Ekstasi. Pria yang lahir di Flores, Nusa Tenggara Timur, ini juga turut menyukseskan terbentuknya Densus 88 yang merupakan badan anti-teror di Indonesia.

Semasa jabatannya di kesatuan anti-teror tersebut, Mere tak segan memberi perintah kepada anak buahnya untuk melepaskan tembakan apabila tersangka mencoba kabur. Di satu sisi, ketegasan ini mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat, namun di sisi lain, perintah tersebut juga menimbulkan tudingan miring terhadap dirinya. Mantan Direktur Reserse di Kesatuan Polri yang menganut agama Katolik ini kerap dikecam karena dianggap sebagai ancaman bagi kaum ekstrimis Islam. Ditambah lagi, adalah tugas Mere yang kerap memimpin penggerebekan terhadap terorisme yang kebanyakan dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan jihad dalam Agama Islam.

Terlepas dari hal tersebut, perwira polisi yang memasuki masa pensiunnya pada 2013 ini memang cukup kontroversial di mata publik. Namanya sempat disebut ikut serta dalam rangkaian operasi penggerebekan narkotika di Medan, Sumatera Utara, padahal jabatan Mere saat itu sudah sebagai Kepala BNN. Keberadaan 'juragan nomor satu' di BNN ini terendus media ketika tersiar kabar Danlanud Medan mengirim surat kepada Kapolda Sumatera Utara berisi protes atas 'penerobosan' yang dilakukan Densus 88 di Bandara Polonia. Densus disebut tidak menaati aturan yang berlaku di bandara sesuai dengan standar internasional. Surat juga menyebut adanya kehadiran seorang jenderal bintang tiga di dalam rombongan tersebut. Beberapa waktu kemudian, sosok Mere juga kembali menyita perhatian media ketika dirinya dikabarkan terlibat dalam kasus korupsi proyek Solar Home System (SHS).

Namun, semiring apapun tudingan terhadap perwira penerima penghargaan khusus dari pemerintah Australia ini, yang juga perlu diluruskan adalah bukti sederet jasa dan prestasi Gories Mere di kancah kepolisian Indonesia, khususnya dalam bidang reserse dan intelijen.

Riset dan analisis: Laili Dian R.W.N. - Mochamad Nasrul Chotib

Profil

  • Nama Lengkap

    Gories Mere

  • Alias

    No Alias

  • Agama

    Katolik

  • Tempat Lahir

    Flores

  • Tanggal Lahir

    1954-11-17

  • Zodiak

    Scorpion

  • Warga Negara

    Indonesia

  • Biografi

    Gories Mere merupakan salah seorang penegak hukum yang karirnya cukup gemilang. Jabatannya terus menanjak naik sampai akhirnya dia dinobatkan sebagai Ketua Badan Narkotika Nasional. Di bawah kepemimpinannya, cukup banyak kasus narkotika yang terungkap, antara lain kasus narkoba yang melibatkan selebriti terkenal, Ahmad Albar dan Zarima si Ratu Ekstasi. Pria yang lahir di Flores, Nusa Tenggara Timur, ini juga turut menyukseskan terbentuknya Densus 88 yang merupakan badan anti-teror di Indonesia.

    Semasa jabatannya di kesatuan anti-teror tersebut, Mere tak segan memberi perintah kepada anak buahnya untuk melepaskan tembakan apabila tersangka mencoba kabur. Di satu sisi, ketegasan ini mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat, namun di sisi lain, perintah tersebut juga menimbulkan tudingan miring terhadap dirinya. Mantan Direktur Reserse di Kesatuan Polri yang menganut agama Katolik ini kerap dikecam karena dianggap sebagai ancaman bagi kaum ekstrimis Islam. Ditambah lagi, adalah tugas Mere yang kerap memimpin penggerebekan terhadap terorisme yang kebanyakan dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan jihad dalam Agama Islam.

    Terlepas dari hal tersebut, perwira polisi yang memasuki masa pensiunnya pada 2013 ini memang cukup kontroversial di mata publik. Namanya sempat disebut ikut serta dalam rangkaian operasi penggerebekan narkotika di Medan, Sumatera Utara, padahal jabatan Mere saat itu sudah sebagai Kepala BNN. Keberadaan 'juragan nomor satu' di BNN ini terendus media ketika tersiar kabar Danlanud Medan mengirim surat kepada Kapolda Sumatera Utara berisi protes atas 'penerobosan' yang dilakukan Densus 88 di Bandara Polonia. Densus disebut tidak menaati aturan yang berlaku di bandara sesuai dengan standar internasional. Surat juga menyebut adanya kehadiran seorang jenderal bintang tiga di dalam rombongan tersebut. Beberapa waktu kemudian, sosok Mere juga kembali menyita perhatian media ketika dirinya dikabarkan terlibat dalam kasus korupsi proyek Solar Home System (SHS).

    Namun, semiring apapun tudingan terhadap perwira penerima penghargaan khusus dari pemerintah Australia ini, yang juga perlu diluruskan adalah bukti sederet jasa dan prestasi Gories Mere di kancah kepolisian Indonesia, khususnya dalam bidang reserse dan intelijen.

    Riset dan analisis: Laili Dian R.W.N. - Mochamad Nasrul Chotib

  • Pendidikan

  • Karir

    • Kepala Polisi di tingkat Resort
    • Direktur Reserse
    • Wakil Kapolda
    • Kepala Densus 88
    • Wakil Kabareskrim   
    • Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN)

  • Penghargaan

    • Honorary Award in Order of Australia (HAOA) dari Pemerintah Australia.

Geser ke atas Berita Selanjutnya