Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Handoyo Sudrajat

Profil Handoyo Sudrajat | Merdeka.com

Handoyo Sudrajat, Ak dilahirkan pada tanggal 22 April 1956. Ia lahir di Magelang, Jawa tengah, Indonesia. Dia menjadi salah satu kandidat dari 8 calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam sebuah voting yang diselenggarakan di Jakarta pada tahun 2011. Voting untuk pemilihan ketua KPK tepatnya digelar di Ruangan Komisi III, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, dengan dipimpin oleh Benny K. Harman pada tanggal 2 Februari 2011. Benny K. Harman merupakan ketua Komisi III DPR-RI dari Fraksi Partai Demokrat.

Dari delapan orang yang telah lolos ke uji kelayakan dan kepatutan Calon Pimpinan (Capim) KPK, dua orang mendapat perolehan suara terbanyak dan sama, yakni: Bambang Widojanto dan Abraham Samad yang sama-sama mengantongi total perolehan 55 suara. Sedangkan, Handoyo Sudrajat tidak mengantongi perolehan suara sama sekali. Sebelum divoting, kedelapan kandidat ketua KPK tersebut harus lolos terlebih dahulu dari tes wawancara pansel KPK.

Handoyo Sudrajat memiliki latar belakang sebagai Deputi Bidang Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat KPK pada tahun 2008. Sebelumnya, dia pernah menjabat sebagai Direktur Pengaduan Masyarakat pada Deputi Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat KPK dari tahun 2005 hingga 2008.  Dia pernah menjabat sebagai Kepala Bidang Pengawasan Penerimaan BPKB Provinsi DIY (1998-2000) dan Pengawasan BUMN III, BPKB Provinsi Sulsel (2000-2001).  Pada tahun 2001 hingga 2003, dia bekerja sebagai Kepala Bagian Tata Usaha Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKB.

Dia meninjau berbagai kasus korupsi yang terjadi di Indonesia. Menurut dia besaran kasus di daerah atau pusat memang tidak sama tapi dampaknya di daerah bisa fatal karena daerah belum semaju pusat. handoyo menambahkan, penanganan untuk kasus daerah tetap mendapat perhatian. Namun, penegak hukum setempat harus dilakukan upaya-upaya langkah koordinasi dan supervisi dengan pusat.

Selain menginginkan keseimbangan dalam menangani laporan masyarakat, Handoyo juga menginginkan para koruptor nantinya harus bisa mengembalikan kerugian negara yang dikorupsi. Pelaku korupsi diharapkan tidak lagi menikmati hasil korupsinya.

Riset dan analisis oleh: Giri Lingga Herta Pratama

Profil

  • Nama Lengkap

    Handoyo Sudrajat Ak

  • Alias

    No Alias

  • Agama

  • Tempat Lahir

    Magelang, Indonesia

  • Tanggal Lahir

    1956-04-22

  • Zodiak

    Taurus

  • Warga Negara

    Indonesia

  • Biografi

    Handoyo Sudrajat, Ak dilahirkan pada tanggal 22 April 1956. Ia lahir di Magelang, Jawa tengah, Indonesia. Dia menjadi salah satu kandidat dari 8 calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam sebuah voting yang diselenggarakan di Jakarta pada tahun 2011. Voting untuk pemilihan ketua KPK tepatnya digelar di Ruangan Komisi III, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, dengan dipimpin oleh Benny K. Harman pada tanggal 2 Februari 2011. Benny K. Harman merupakan ketua Komisi III DPR-RI dari Fraksi Partai Demokrat.

    Dari delapan orang yang telah lolos ke uji kelayakan dan kepatutan Calon Pimpinan (Capim) KPK, dua orang mendapat perolehan suara terbanyak dan sama, yakni: Bambang Widojanto dan Abraham Samad yang sama-sama mengantongi total perolehan 55 suara. Sedangkan, Handoyo Sudrajat tidak mengantongi perolehan suara sama sekali. Sebelum divoting, kedelapan kandidat ketua KPK tersebut harus lolos terlebih dahulu dari tes wawancara pansel KPK.

    Handoyo Sudrajat memiliki latar belakang sebagai Deputi Bidang Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat KPK pada tahun 2008. Sebelumnya, dia pernah menjabat sebagai Direktur Pengaduan Masyarakat pada Deputi Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat KPK dari tahun 2005 hingga 2008.  Dia pernah menjabat sebagai Kepala Bidang Pengawasan Penerimaan BPKB Provinsi DIY (1998-2000) dan Pengawasan BUMN III, BPKB Provinsi Sulsel (2000-2001).  Pada tahun 2001 hingga 2003, dia bekerja sebagai Kepala Bagian Tata Usaha Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKB.

    Dia meninjau berbagai kasus korupsi yang terjadi di Indonesia. Menurut dia besaran kasus di daerah atau pusat memang tidak sama tapi dampaknya di daerah bisa fatal karena daerah belum semaju pusat. handoyo menambahkan, penanganan untuk kasus daerah tetap mendapat perhatian. Namun, penegak hukum setempat harus dilakukan upaya-upaya langkah koordinasi dan supervisi dengan pusat.

    Selain menginginkan keseimbangan dalam menangani laporan masyarakat, Handoyo juga menginginkan para koruptor nantinya harus bisa mengembalikan kerugian negara yang dikorupsi. Pelaku korupsi diharapkan tidak lagi menikmati hasil korupsinya.

    Riset dan analisis oleh: Giri Lingga Herta Pratama

  • Pendidikan

    • Diploma IV (Setara S1) Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN)

  • Karir

    • Anggota Tim (Ajun Akuntan) Depkeu Kantor Akuntan Negara Provinsi DIY dari tahun 1978 hingga 1981
    • Ketua Tim (Akuntan), Deputi Bidang Pengawasan Khusus BPKP dari tahun 1985 hingga 1991
    • Kepala Seksi Pemeriksaan Khusus BUMN II, Deputi Bidang Pengawasan Khusus BPKP dari tahun 1991hingga 1998
    • Kepala Bidang Pengawasan Penerimaan BPKP Provinsi DIY dari tahun 1998 hingga 200o
    • Kepala Bidang Pengawasan BUMN III, BPKP Provinsi Sulsel dari tahun 2000 hingga 2001.
    • Kepala Bagian Tata Usaha Pusdiklatwas BPKP dari tahun 2001 hingga 2003
    • Kepala Subdit Investigasi Instansi Pemerintah Pusat I BPKP dari tahun 2003 hingga 2005
    • Direktur Pengaduan Masyarakat pada Deputi Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat KPK dari tahun 2005 hingga 2008
    • Deputi Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat KPK sejak tahun 2008

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya