Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Muhammad Lukman Edy

Profil Muhammad Lukman Edy | Merdeka.com

Ir. H. Muhammad Lukman Edy, MSi merupakan salah seorang tokoh politik Indonesia saat ini. Pria kelahiran Teluk Pinang, Riau, 26 November 1970 ini memulai karirnya sebagai seorang kontraktor sebelum menjajaki dunia politik. Sederet jabatan penting sempat ia pegang walaupun usianya masih cukup muda.

Ia pernah diberi tanggung jawab sebagai Ketua Asosiasi Kontraktor Air Indonesia (AKAINDO) Riau, Direktur Utama PT Inti Grup (Konsultan dan Kontraktor), Komisaris PT Transmalindo Energi (pertambangan dan power plan), Komisaris PT Megah Karya Prima (kontraktor), dan Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Daerah Riau. Lukman Edy juga pernah menjadi Komisaris Harian Rakyat Riau dan merupakan pendiri tabloid politik Pondasi.

Suami Gustini Zulianti ini memiliki perjalanan karir politik yang tergolong mulus tanpa hambatan berarti. Ia bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) lalu mencalonkan diri dan terpilih sebagai anggota DPR Riau pada periode 1999-2004 mewakili Kepulauan Riau. Di periode selanjutnya, yakni 2004-2005, ia berhasil kembali dilantik sebagai anggota DPR namun mewakili Kabupaten Indragiri Hilir. Edy selanjutnya terpilih untuk memegang jabatan sebagai Sekjen PKB versi Muhaimin.

Pria yang menamatkan studi Magisternya di Universitas Padjajaran ini kemudian menjadi salah satu menteri pada Kabinet Indonesia Bersatu I. Ia dipercaya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Menteri Percepatan Daerah Tertinggal (PPDT) untuk menggantikan Syaifullah Yusuf. Ia dilantik dalam usia yang tergolong sangat muda, yakni 37 tahun.

Sebagai konsekuensi keputusan untuk mencalonkan diri sebagai anggota DPR, Lukman Edy memilih undur diri dari jabatan sebagai menteri. Pria kelahiran 1970 ini maju sebagai calon anggota DPR mewakili Daerah Pemilihan (Dapil) Riau 2 yang meliputi Kabupaten Kampar, Pelalawan, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir dan Kuantan Singingi. Berhasil melenggang ke Senayan, Lukman Edy juga berhasil terpilih sebagai ketua Fraksi PKB di MPR.

Lukman Edy saat ini tengah mencalonkan diri dalam Pemilihan Gubernur 2013 di kampung halamannya, Riau. Pria yang belakangan ini sedang menempuh pendidikan S3 di Universitas Malaya, Malaysia, ini menggandeng ketua PDIP Riau, Surya Khusaini untuk mendampinginya sebagai calon wakil gubernur.

Riset dan Analisis: Laili Dian R.W.N.

Profil

  • Nama Lengkap

    Muhammad Lukman Edy

  • Alias

    No Alias

  • Agama

  • Tempat Lahir

    Teluk Pinang, Riau

  • Tanggal Lahir

    1970-11-26

  • Zodiak

    Sagittarius

  • Warga Negara

  • Biografi

    Ir. H. Muhammad Lukman Edy, MSi merupakan salah seorang tokoh politik Indonesia saat ini. Pria kelahiran Teluk Pinang, Riau, 26 November 1970 ini memulai karirnya sebagai seorang kontraktor sebelum menjajaki dunia politik. Sederet jabatan penting sempat ia pegang walaupun usianya masih cukup muda.

    Ia pernah diberi tanggung jawab sebagai Ketua Asosiasi Kontraktor Air Indonesia (AKAINDO) Riau, Direktur Utama PT Inti Grup (Konsultan dan Kontraktor), Komisaris PT Transmalindo Energi (pertambangan dan power plan), Komisaris PT Megah Karya Prima (kontraktor), dan Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Daerah Riau. Lukman Edy juga pernah menjadi Komisaris Harian Rakyat Riau dan merupakan pendiri tabloid politik Pondasi.

    Suami Gustini Zulianti ini memiliki perjalanan karir politik yang tergolong mulus tanpa hambatan berarti. Ia bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) lalu mencalonkan diri dan terpilih sebagai anggota DPR Riau pada periode 1999-2004 mewakili Kepulauan Riau. Di periode selanjutnya, yakni 2004-2005, ia berhasil kembali dilantik sebagai anggota DPR namun mewakili Kabupaten Indragiri Hilir. Edy selanjutnya terpilih untuk memegang jabatan sebagai Sekjen PKB versi Muhaimin.

    Pria yang menamatkan studi Magisternya di Universitas Padjajaran ini kemudian menjadi salah satu menteri pada Kabinet Indonesia Bersatu I. Ia dipercaya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Menteri Percepatan Daerah Tertinggal (PPDT) untuk menggantikan Syaifullah Yusuf. Ia dilantik dalam usia yang tergolong sangat muda, yakni 37 tahun.

    Sebagai konsekuensi keputusan untuk mencalonkan diri sebagai anggota DPR, Lukman Edy memilih undur diri dari jabatan sebagai menteri. Pria kelahiran 1970 ini maju sebagai calon anggota DPR mewakili Daerah Pemilihan (Dapil) Riau 2 yang meliputi Kabupaten Kampar, Pelalawan, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir dan Kuantan Singingi. Berhasil melenggang ke Senayan, Lukman Edy juga berhasil terpilih sebagai ketua Fraksi PKB di MPR.

    Lukman Edy saat ini tengah mencalonkan diri dalam Pemilihan Gubernur 2013 di kampung halamannya, Riau. Pria yang belakangan ini sedang menempuh pendidikan S3 di Universitas Malaya, Malaysia, ini menggandeng ketua PDIP Riau, Surya Khusaini untuk mendampinginya sebagai calon wakil gubernur.

    Riset dan Analisis: Laili Dian R.W.N.

  • Pendidikan

    • SDN 01 Cinta Raja Pekanbaru
    • SMPN 04 Pekanbaru
    • SMAN 06 Pekanbaru
    • S1 Teknik Sipil Univ.Brawijaya, Malang (tamat 1995)
    • S2 Magister Sains pada program Administrasi Pembangunan, Univ.Padjajaran, Bandung (tamat 2004)

  • Karir

    • Ketua DPD Gapensi, Riau
    • Ketua Bidang Sertifikasi dan Akreditasi Kadin, Riau
    • Ketua Asosiasi Kontraktor Air Indonesia (AKAINDO), Riau
    • Direktur Utama PT Inti Grup (Konsultan dan Kontraktor)
    • Komisaris PT Transmalindo Energi (pertambangan dan power plan)
    • Komisaris PT Megah Karya Prima (kontraktor)
    • Komisaris Harian Rakyat Riau, Pekanbaru
    • Pendiri tabloid politik Pondasi
    • Anggota DPRD Riau, utusan Kepulauan Riau, 1999-2004
    • Anggota DPRD Riau, utusan Kabupaten Indragiri Hilir, 2004-2005
    • Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Daerah Riau, 2004-2009
    • Ketua Bidang Perencanaan dan Anggaran KONI Riau, 2004-2009
    • Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Kabinet Indonesia Bersatu, 2007-2009
    • Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Riau 2 (2009)

  • Penghargaan

    • Sosialisasi nonstop 26 jam tanpa putus (versi Museum Rekor Indonesia)

Geser ke atas Berita Selanjutnya