Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

PT Dirgantara Indonesia

Profil PT Dirgantara Indonesia | Merdeka.com

Sebagai negara kepulauan, Indonesia ternyata tidak hanya berusaha untuk memajukan diri di bidang perairan saja. Sebab ternyata Indonesia juga memiliki kemajuan yang pesat di bidang kedirgantaraan atau hal-hal yang berkaitan dengan ruang udara khususnya pesawat terbang. Hal tersebut disimbolkan dengan didirikannya PT Dirgantara Indonesia yang menjadi BUMN atau Badan Usaha Milik Negara.

Hanya sedikit yang tahu bahwa sebenarnya aktivitas kedirgantaraan di Indonesia dimulai pada tahun 1946 dengan dibentuknya Biro Rencana dan Konstruksi Pesawat di lingkungan Tentara Republik Indonesia Angkatan Udara di Madiun, yang kemudian dipusatkan di Andir, Bandung. Tahun 1953, kegiatan tersebut mendapat wadah baru dengan nama Seksi Percobaan yang pada tahun 1957 berubah menjadi Sub Depot Penyelidikan, Percobaan dan Pembuatan Pesawat Terbang. Tahun 1960, Sub Depot ini ditingkatkan menjadi Lembaga Persiapan Industri Penerbangan (LAPIP) yang kemudian berubah menjadi Komando Pelaksanaan Industri Pesawat Terbang (KOPELAPIP) yang pada tahun 1966 digabung dengan PN Industri Pesawat Terbang Berdikari menjadi Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio (LIPNUR).

Kemudian pada tahun 1975, PT Pertamina membentuk Divisi Advanced Technology dan Teknologi Penerbangan (ATTP) yang bertujuan menyiapkan infrastruktur bagi industri kedirgantaraan di Indonesia. Selanjutnya di bawah pimpinan Prof. Dr. Ing. B.J.Habibie, perusahaan tersebut berganti nama menjadi PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN). Di tanggal 24 Agustus 2000, nama perusahaan secara resmi diubah oleh Presiden Republik Indonesia saat itu menjadi PT Dirgantara Indonesia (PTDI).

Seiring dengan perkembangannya, PT DI tidak hanya memproduksi berbagai pesawat tetapi juga helikopter, senjata, menyediakan pelatihan dan jasa pemeliharaan (maintenance service) untuk mesin-mesin pesawat. PT DI juga pernah menjadi rekanan sub-kontraktor untuk industri-industri pesawat terbang besar di dunia seperti Boeing, Airbus, General Dynamic, Fokker dan lain sebagainya.

Namun di tahun 2007, PT DI yang pernah memiliki karyawan hingga 16.000 orang ini pernah mengalami pailit. Hingga di tahun 2012, PT DI berhasil bangkit kembali dan membuat 4 pesawat CN235 pesanan dari Korea Selatan. Di bawah pimpinan Budi Santoso, PT DI juga sedang berusaha untuk membuat pesawat C295 (CN235 versi jumbo) dan N219, serta kerja sama dengan Korea Selatan dalam membangun pesawat tempur siluman KFX.

Riset dan analisa oleh Febrianti Diah Kusumaningrum

Profil

  • Nama Lengkap

    PT Dirgantara Indonesia

  • Alias

    No Alias

  • Agama

  • Tempat Lahir

  • Tanggal Lahir

    0000-00-00

  • Zodiak

    -

  • Warga Negara

  • Biografi

    Sebagai negara kepulauan, Indonesia ternyata tidak hanya berusaha untuk memajukan diri di bidang perairan saja. Sebab ternyata Indonesia juga memiliki kemajuan yang pesat di bidang kedirgantaraan atau hal-hal yang berkaitan dengan ruang udara khususnya pesawat terbang. Hal tersebut disimbolkan dengan didirikannya PT Dirgantara Indonesia yang menjadi BUMN atau Badan Usaha Milik Negara.

    Hanya sedikit yang tahu bahwa sebenarnya aktivitas kedirgantaraan di Indonesia dimulai pada tahun 1946 dengan dibentuknya Biro Rencana dan Konstruksi Pesawat di lingkungan Tentara Republik Indonesia Angkatan Udara di Madiun, yang kemudian dipusatkan di Andir, Bandung. Tahun 1953, kegiatan tersebut mendapat wadah baru dengan nama Seksi Percobaan yang pada tahun 1957 berubah menjadi Sub Depot Penyelidikan, Percobaan dan Pembuatan Pesawat Terbang. Tahun 1960, Sub Depot ini ditingkatkan menjadi Lembaga Persiapan Industri Penerbangan (LAPIP) yang kemudian berubah menjadi Komando Pelaksanaan Industri Pesawat Terbang (KOPELAPIP) yang pada tahun 1966 digabung dengan PN Industri Pesawat Terbang Berdikari menjadi Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio (LIPNUR).

    Kemudian pada tahun 1975, PT Pertamina membentuk Divisi Advanced Technology dan Teknologi Penerbangan (ATTP) yang bertujuan menyiapkan infrastruktur bagi industri kedirgantaraan di Indonesia. Selanjutnya di bawah pimpinan Prof. Dr. Ing. B.J.Habibie, perusahaan tersebut berganti nama menjadi PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN). Di tanggal 24 Agustus 2000, nama perusahaan secara resmi diubah oleh Presiden Republik Indonesia saat itu menjadi PT Dirgantara Indonesia (PTDI).

    Seiring dengan perkembangannya, PT DI tidak hanya memproduksi berbagai pesawat tetapi juga helikopter, senjata, menyediakan pelatihan dan jasa pemeliharaan (maintenance service) untuk mesin-mesin pesawat. PT DI juga pernah menjadi rekanan sub-kontraktor untuk industri-industri pesawat terbang besar di dunia seperti Boeing, Airbus, General Dynamic, Fokker dan lain sebagainya.

    Namun di tahun 2007, PT DI yang pernah memiliki karyawan hingga 16.000 orang ini pernah mengalami pailit. Hingga di tahun 2012, PT DI berhasil bangkit kembali dan membuat 4 pesawat CN235 pesanan dari Korea Selatan. Di bawah pimpinan Budi Santoso, PT DI juga sedang berusaha untuk membuat pesawat C295 (CN235 versi jumbo) dan N219, serta kerja sama dengan Korea Selatan dalam membangun pesawat tempur siluman KFX.

    Riset dan analisa oleh Febrianti Diah Kusumaningrum

  • Pendidikan

  • Karir

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya