Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Raden Suprapto

Profil Raden Suprapto | Merdeka.com

Letnan Jenderal TNI Anumerta R. Suprapto, seorang pahlawan revolusi Indonesia yang menjadi korban dalam G30SPKI pada tahun 1965 dan kini dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Pria yang lahir pada tanggal 24 Agustus 1920 ini menyelesaikan pendidikan di sekolah MULO yang setara dengan SLTP dan AMS yang setara dengan SLTA sekarang pada tahun 1941.
Suprapto kemudian memilih untuk masuk ke sekolah militer Belanda yang bernama Koninklijke Militaire Akademie di Bandung. Akan tetapi Suprapto tidak menyelesaikan pendidikan militernya dikarenakan oleh serbuan Jepang ke Indonesia. Ia bahkan sempat menjadi tahanan Jepang pada saat itu, namun Suprapto berhasil melarikan diri.

Di masa awal kemerdekaan Indonesia, Suprapto bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Ia juga turut serta dalam pertempuran melawan Jepang di Cilacap dan berhasil melucuti senjata para tentara Jepang. Pria asal Purwokerto ini juga pernah diangkat menjadi ajudan dari Panglima Besar Sudirman pada tahun 1946. Pada bulan September 1949 ia lalu diangkat menjadi Kepala Staf Tentara dan Teritorial (T$T) IV/Diponegoro di Semarang dan pada tahun 1951 berpindah ke Markas Besar TNI di Jakarta sebagai Staf Angkatan Darat.

Pada tanggal 01 Oktober dini hari, Suprapto, yang saat itu tidak bisa tidur karena sakit gigi yang dideritanya, didatangi oleh sekawanan orang, yang mengaku sebagai pengawal kepresidenan (Cakrabirawa), yang mengatakan bahwa ia dipanggil oleh presiden Sukarno untuk menghadap. Suprapto kemudian dimasukkan ke dalam truk dan dibawa ke Lubang Buaya, daerah pinggiran kota Jakarta, bersama dengan 6 orang lainnya.

Malam harinya, Jendral Suprapto dan keenam orang lainnya ditembak mati dan dilemparkan ke dalam sebuah sumur tua. Baru pada tanggal 5 Oktober, jenazah para korban pembunuhan tersebut bisa dikeluarkan dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Di hari itu juga, Presiden Sukarno mengeluarkan Kepres no. 111/KOTI/1965, yang meresmikan Suprapto bersama korban Lubang Buaya yang lain sebagai Pahlawan Revolusi.

Riset dan analisis: Sony Anshar

Profil

  • Nama Lengkap

    Raden Suprapto

  • Alias

    No Alias

  • Agama

  • Tempat Lahir

    Purwokerto

  • Tanggal Lahir

    1920-06-02

  • Zodiak

    Gemini

  • Warga Negara

  • Biografi

    Letnan Jenderal TNI Anumerta R. Suprapto, seorang pahlawan revolusi Indonesia yang menjadi korban dalam G30SPKI pada tahun 1965 dan kini dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Pria yang lahir pada tanggal 24 Agustus 1920 ini menyelesaikan pendidikan di sekolah MULO yang setara dengan SLTP dan AMS yang setara dengan SLTA sekarang pada tahun 1941.
    Suprapto kemudian memilih untuk masuk ke sekolah militer Belanda yang bernama Koninklijke Militaire Akademie di Bandung. Akan tetapi Suprapto tidak menyelesaikan pendidikan militernya dikarenakan oleh serbuan Jepang ke Indonesia. Ia bahkan sempat menjadi tahanan Jepang pada saat itu, namun Suprapto berhasil melarikan diri.

    Di masa awal kemerdekaan Indonesia, Suprapto bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Ia juga turut serta dalam pertempuran melawan Jepang di Cilacap dan berhasil melucuti senjata para tentara Jepang. Pria asal Purwokerto ini juga pernah diangkat menjadi ajudan dari Panglima Besar Sudirman pada tahun 1946. Pada bulan September 1949 ia lalu diangkat menjadi Kepala Staf Tentara dan Teritorial (T$T) IV/Diponegoro di Semarang dan pada tahun 1951 berpindah ke Markas Besar TNI di Jakarta sebagai Staf Angkatan Darat.

    Pada tanggal 01 Oktober dini hari, Suprapto, yang saat itu tidak bisa tidur karena sakit gigi yang dideritanya, didatangi oleh sekawanan orang, yang mengaku sebagai pengawal kepresidenan (Cakrabirawa), yang mengatakan bahwa ia dipanggil oleh presiden Sukarno untuk menghadap. Suprapto kemudian dimasukkan ke dalam truk dan dibawa ke Lubang Buaya, daerah pinggiran kota Jakarta, bersama dengan 6 orang lainnya.

    Malam harinya, Jendral Suprapto dan keenam orang lainnya ditembak mati dan dilemparkan ke dalam sebuah sumur tua. Baru pada tanggal 5 Oktober, jenazah para korban pembunuhan tersebut bisa dikeluarkan dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Di hari itu juga, Presiden Sukarno mengeluarkan Kepres no. 111/KOTI/1965, yang meresmikan Suprapto bersama korban Lubang Buaya yang lain sebagai Pahlawan Revolusi.

    Riset dan analisis: Sony Anshar

  • Pendidikan

    • MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) yang setara SLTP di Yogyakarta
    • AMS (Algemeene Middlebare School) yang setara SLTA di Yogykarta
    • Koninklijke Militaire Akademie di Bandung

  • Karir

  • Penghargaan

    • Gelar Pahlawan Revolusi

Geser ke atas Berita Selanjutnya