Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Raihan Iskandar

Profil Raihan Iskandar | Merdeka.com

Raihan Iskandar merupakan anggota DPR RI periode 2009-2014. Ia menjabat sebagai anggota komisi X bidang Pendidikan dan Kepemudaan. Pria yang akrab disapa Raihan ini memulai karir politiknya sejak tahun 2004. Saat itu, pria yang telah menjabat sebagai Pembina Markaz Dakwah Al-Islah Banda Aceh sejak tahun 2000 ini terpilih menjadi anggota dewan DPR Aceh hingga tahun 2009. Tak hanya itu, ia juga sempat menjabat sebagai Ketua Umum DPW PKS Aceh hingga tahun 2006 disusul kemudian menjadi Ketua MPW PKS Aceh pada tahun 2006-2009.

Berangkat dari pengalaman, pada tahun 2009 Raihan kembali mencalonkan diri sebagai wakil rakyat yang siap menampung aspirasi rakyat. Beruntung rakyat Aceh mempercayakan pada Raihan sebagai wakil di DPR RI dalam Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Ia didaulat menjadi bagian dari anggota Komisi X sekaligus sebagai Kapoksi X Fraksi PKS.

Dalam praktiknya di Komisi yang membidangi masalah Pendidikan, Kepemudaan, Olahraga, Budaya, dan Pariwisata, pria yang lahir di Jakarta, 24 Juli 1965 ini terlihat aktif dalam pembahasan dan pembentukan undang-undang, di antaranya sebagai anggota Panja RUU Cagar Budaya, Pendidikan Tinggi, Pendidikan Kedokteran, Kebudayaan, serta menjadi tim pemantau UU Pemerintahan Aceh pada tahun 2010-2011. 

Meski sempat disebutkan sebagai anggota DPR termalas karena ia tercatat tidak hadir tanpa keterangan sebanyak 1 kali, izin 2 kali, dan hadir 6 kali, namun Raihan disebut-sebut sebagai wakil rakyat yang peduli rakyat. Beberapa waktu yang lalu ia memberikan opininya di mana kesejahteraan guru perlu mendapatkan perhatian yang serius baik oleh pemerintah pusat maupun daerah. Ia menyatakan keprihatinan akan nasib guru-guru honorer yang ada di Indonesia, terlebih lagi yang ada di daerah terpencil di mana gaji yang mereka terima semata-mata hanya didapat dari anggaran yang diberikan pihak sekolah.

Ia juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap pendidikan di sekolah-sekolah di mana pendidikan di Indonesia menurutnya sudah kehilangan arah, karena pendidikan seharusnya dilandasi dengan pembentukan karakter, akhlak mulia, iman dan takwa karena hal-hal tersebut merupakan fondasi dari pendidikan. Dicontohkan, fondasi pendidikan dapat diraih melalui pembekalan, kajian, dan penguatan mengenai konsep pembangunan pendidikan di Indonesia, ungkap master lulusan Unsyiah beberapa waktu lalu ini.

 

Oleh: Atiqoh Hasan

Profil

  • Nama Lengkap

    Raihan Iskandar Lc., MM.

  • Alias

    No Alias

  • Agama

    Islam

  • Tempat Lahir

    Jakarta

  • Tanggal Lahir

    1965-07-24

  • Zodiak

    Leo

  • Warga Negara

    Indonesia

  • Biografi

    Raihan Iskandar merupakan anggota DPR RI periode 2009-2014. Ia menjabat sebagai anggota komisi X bidang Pendidikan dan Kepemudaan. Pria yang akrab disapa Raihan ini memulai karir politiknya sejak tahun 2004. Saat itu, pria yang telah menjabat sebagai Pembina Markaz Dakwah Al-Islah Banda Aceh sejak tahun 2000 ini terpilih menjadi anggota dewan DPR Aceh hingga tahun 2009. Tak hanya itu, ia juga sempat menjabat sebagai Ketua Umum DPW PKS Aceh hingga tahun 2006 disusul kemudian menjadi Ketua MPW PKS Aceh pada tahun 2006-2009.

    Berangkat dari pengalaman, pada tahun 2009 Raihan kembali mencalonkan diri sebagai wakil rakyat yang siap menampung aspirasi rakyat. Beruntung rakyat Aceh mempercayakan pada Raihan sebagai wakil di DPR RI dalam Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Ia didaulat menjadi bagian dari anggota Komisi X sekaligus sebagai Kapoksi X Fraksi PKS.

    Dalam praktiknya di Komisi yang membidangi masalah Pendidikan, Kepemudaan, Olahraga, Budaya, dan Pariwisata, pria yang lahir di Jakarta, 24 Juli 1965 ini terlihat aktif dalam pembahasan dan pembentukan undang-undang, di antaranya sebagai anggota Panja RUU Cagar Budaya, Pendidikan Tinggi, Pendidikan Kedokteran, Kebudayaan, serta menjadi tim pemantau UU Pemerintahan Aceh pada tahun 2010-2011. 

    Meski sempat disebutkan sebagai anggota DPR termalas karena ia tercatat tidak hadir tanpa keterangan sebanyak 1 kali, izin 2 kali, dan hadir 6 kali, namun Raihan disebut-sebut sebagai wakil rakyat yang peduli rakyat. Beberapa waktu yang lalu ia memberikan opininya di mana kesejahteraan guru perlu mendapatkan perhatian yang serius baik oleh pemerintah pusat maupun daerah. Ia menyatakan keprihatinan akan nasib guru-guru honorer yang ada di Indonesia, terlebih lagi yang ada di daerah terpencil di mana gaji yang mereka terima semata-mata hanya didapat dari anggaran yang diberikan pihak sekolah.

    Ia juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap pendidikan di sekolah-sekolah di mana pendidikan di Indonesia menurutnya sudah kehilangan arah, karena pendidikan seharusnya dilandasi dengan pembentukan karakter, akhlak mulia, iman dan takwa karena hal-hal tersebut merupakan fondasi dari pendidikan. Dicontohkan, fondasi pendidikan dapat diraih melalui pembekalan, kajian, dan penguatan mengenai konsep pembangunan pendidikan di Indonesia, ungkap master lulusan Unsyiah beberapa waktu lalu ini.

     

    Oleh: Atiqoh Hasan

  • Pendidikan

    • Unsyiah, Banda Aceh, 2007
    • Universitas Imam Ibnu Suud, Jakarta, 1995

  • Karir

    • Anggota Komisi X bidang Pendidikan dan Kepemudaan
    • Ketua Umum DPW PKS Aceh hingga 2006
    • Ketua MPW PKS Aceh, 2006-2009
    • Anggota Dewan DPR Aceh, 2004-2009

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya