Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Romo Magnis Suseno

Profil Romo Magnis Suseno | Merdeka.com

Franz Magnis Suzeno atau yang akrab disapa Romo Magnis  merupakan seorang tokoh umat Katolik sekaligus seorang budayawan Indonesia. Awalnya, ia merupakan anak dari keluarga bangsawan. Jabatan sebagai direktur program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara juga tengah disandangnya. Layaknya kebanyakan pastur, Magnis Suseno pun memiliki panggilan akrab yakni Romo Magnis.

Romo Magnis awalnya datang ke Indonesia karena ingin belajar di Jogjakarta tentang filsafat dan teologi. Karena dominansi dari lingkungan sekitar, maka Romo Magnis pun segera mempelajari bahasa Jawa agar dapat berkomunikasi dengan masyarakat setempat. Beberapa lama kemudian, ia diangkat menjadi seorang pastur. Setelah itu, ia mendapatkan tugas belajar di Jerman sampai ia memperoleh gelar doktor bidang filsafat. Ia menyusun sebuah disertasi tentang Karl Max saat penempuhan studi tersebut.

Saat masih berkewarganegaraan Jerman, nama aslinya adalah Franz Graf von Magnis. Namun saat resmi menjadi warga negara Indonesia, ia menambahkan nama 'Suseno' di belakang namanya. Ia telah banyak menulis buku dan artikel tentang Jawa. Salah satu bukunya yang berjudul 'Etika Jawa' ditulisnya setelah ia selesai menjalankan tahun sabbat di Paroki Sukoharjo, Jawa Tengah. Bukunya yang lain yang menjadi acuan dan referensi bagi mahasiswa ilmu politik dan filsafat di Indonesia adalah 'Etika Politik'.

Romo Magnis dikenal sebagai pribadi yang hangat, ramah dan bersahabat dengan semua orang tanpa membeda-bedakan. Ia juga merupakan cendekiawan cerdas sehingga mendapatkan gelar doktor kehormatan bidang teologi dari Universitas Luzern Swiss. Selain itu, ia tidak segan untuk membantu kandidat doktor dalam penyelesaian disertasi mereka.

Ia sangat mencintai budaya Indonesia.  Romo Magnis juga terkesan dengan budaya Jawa yang kemudian dalam aplikasinya mampu memiliki karakteristik budaya yang berbeda dengan daerah atau negera lainnya. Kalau saya boleh bilang dalam filsafat Jawa itu mereka njawani (bersikap baik kepada siapapun). Hal ini yang membuat saya kerasan di Indonesia sampai saat ini. Ia senang dapat merasakan perjalanan politik bangsa Indonesia dan tidak menutup diri dari lingkungan sekitar. Romo Magnis menerima perspektif baru tentang Islam dari interaksi positifnya dengan Gus Dur dan Cak Nur yang dikaguminya.

Riset dan analisa oleh Pilar Asa Susila

Profil

  • Nama Lengkap

    Romo Magnis Suseno

  • Alias

    Franz Graf von | Franz Magnis Suseno

  • Agama

    Katolik

  • Tempat Lahir

    Eckersdorft, Jerman

  • Tanggal Lahir

    1936-05-26

  • Zodiak

    Gemini

  • Warga Negara

    Indonesia

  • Biografi

    Franz Magnis Suzeno atau yang akrab disapa Romo Magnis  merupakan seorang tokoh umat Katolik sekaligus seorang budayawan Indonesia. Awalnya, ia merupakan anak dari keluarga bangsawan. Jabatan sebagai direktur program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara juga tengah disandangnya. Layaknya kebanyakan pastur, Magnis Suseno pun memiliki panggilan akrab yakni Romo Magnis.

    Romo Magnis awalnya datang ke Indonesia karena ingin belajar di Jogjakarta tentang filsafat dan teologi. Karena dominansi dari lingkungan sekitar, maka Romo Magnis pun segera mempelajari bahasa Jawa agar dapat berkomunikasi dengan masyarakat setempat. Beberapa lama kemudian, ia diangkat menjadi seorang pastur. Setelah itu, ia mendapatkan tugas belajar di Jerman sampai ia memperoleh gelar doktor bidang filsafat. Ia menyusun sebuah disertasi tentang Karl Max saat penempuhan studi tersebut.

    Saat masih berkewarganegaraan Jerman, nama aslinya adalah Franz Graf von Magnis. Namun saat resmi menjadi warga negara Indonesia, ia menambahkan nama 'Suseno' di belakang namanya. Ia telah banyak menulis buku dan artikel tentang Jawa. Salah satu bukunya yang berjudul 'Etika Jawa' ditulisnya setelah ia selesai menjalankan tahun sabbat di Paroki Sukoharjo, Jawa Tengah. Bukunya yang lain yang menjadi acuan dan referensi bagi mahasiswa ilmu politik dan filsafat di Indonesia adalah 'Etika Politik'.

    Romo Magnis dikenal sebagai pribadi yang hangat, ramah dan bersahabat dengan semua orang tanpa membeda-bedakan. Ia juga merupakan cendekiawan cerdas sehingga mendapatkan gelar doktor kehormatan bidang teologi dari Universitas Luzern Swiss. Selain itu, ia tidak segan untuk membantu kandidat doktor dalam penyelesaian disertasi mereka.

    Ia sangat mencintai budaya Indonesia.  Romo Magnis juga terkesan dengan budaya Jawa yang kemudian dalam aplikasinya mampu memiliki karakteristik budaya yang berbeda dengan daerah atau negera lainnya. Kalau saya boleh bilang dalam filsafat Jawa itu mereka njawani (bersikap baik kepada siapapun). Hal ini yang membuat saya kerasan di Indonesia sampai saat ini. Ia senang dapat merasakan perjalanan politik bangsa Indonesia dan tidak menutup diri dari lingkungan sekitar. Romo Magnis menerima perspektif baru tentang Islam dari interaksi positifnya dengan Gus Dur dan Cak Nur yang dikaguminya.

    Riset dan analisa oleh Pilar Asa Susila

  • Pendidikan

  • Karir

    • Tokoh Agama Katolik
    • Budayawan
    • Direktur Pascasarjana Sekolah Tinggi Ilmu Filsafat (STF) Driyarkara

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya