Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Susno Duadji

Profil Susno Duadji, Berita Terbaru Terkini | Merdeka.com

Susno Duadji adalah mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kabareskrim Polri). Dia mulai meniti karir di kepolisian sebagai perwira polisi lalu lintas. Karirnya makin menanjak setelah menjabat Wakapolres Yogyakarta. Kemudian naik menjadi Kapolres di Maluku Utara, Kapolres Madiun dan Kapolresta Malang.

Lalu suami dari Herawati ini ditarik ke Jakarta dan menjadi Kepala Bidang Penerapan Hukum Divisi Pembinaan Hukum di Mabes Polri. Dia pun dipercaya mewakili institusi Polri membentuk KPK pada tahun 2003. Saat menjabat Kepala Bidang Penerapan Hukum Divisi Pembinaan Hukum Polri itu dia memperoleh pangkat Kombes. Setelah itu, pada tahun 2004 ditugaskan di Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) hingga menjabat Wakil Ketua PPATK dan pangkatnya menjadi Inspektur Jenderal (Irjen).

Selama tiga tahun di PPATK, Susno lalu dilantik sebagai Kapolda Jawa Barat. Hingga pada 24 Oktober 2008, dia menduduki posisi strategis sebagai Kepala Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri menggantikan Bambang Hendarso Danuri. Menurut Bambang, Susno adalah sosok yang memiliki memiliki integritas, konsisten keras, tegas dan tidak kompromis dengan pelaku kejahatan.

Nama Susno menjadi bahan pembicaraan masyarakat setelah kasus kriminalisasi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Bibit dan Chandra), maupun kasus pembunuhan berencana yang didakwakan kepada Ketua KPK Antasari Azhar. Susno lah yang mempopulerkan istilah kasus polisi versus KPK sebagai buaya versus cicak.

Selain itu namanya juga tersangkut dalam kasus korupsi penanganan perkara PT Salmah Arowana Lestari dan dana pengamanan Pilkada Jawa Barat 2008. Susno terbukti menyalahgunakan kewenangannya saat menjabat Kabareskrim Mabes Polri untuk melakukan tindak pidana korupsi dalam kasus Arowana dengan menerima hadiah sebesar Rp500 juta untuk mempercepat penyidikan kasus tersebut.

Riset dan analisis oleh Vizcardine Audinovic

Profil

  • Nama Lengkap

    Drs. Susno Duadji SH, MSc,

  • Alias

    No Alias

  • Agama

    Islam

  • Tempat Lahir

    Pagar Alam, Sumatera Selatan

  • Tanggal Lahir

    1954-07-01

  • Zodiak

    Cancer

  • Warga Negara

    Indonesia

  • Biografi

    Susno Duadji adalah mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kabareskrim Polri). Dia mulai meniti karir di kepolisian sebagai perwira polisi lalu lintas. Karirnya makin menanjak setelah menjabat Wakapolres Yogyakarta. Kemudian naik menjadi Kapolres di Maluku Utara, Kapolres Madiun dan Kapolresta Malang.

    Lalu suami dari Herawati ini ditarik ke Jakarta dan menjadi Kepala Bidang Penerapan Hukum Divisi Pembinaan Hukum di Mabes Polri. Dia pun dipercaya mewakili institusi Polri membentuk KPK pada tahun 2003. Saat menjabat Kepala Bidang Penerapan Hukum Divisi Pembinaan Hukum Polri itu dia memperoleh pangkat Kombes. Setelah itu, pada tahun 2004 ditugaskan di Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) hingga menjabat Wakil Ketua PPATK dan pangkatnya menjadi Inspektur Jenderal (Irjen).

    Selama tiga tahun di PPATK, Susno lalu dilantik sebagai Kapolda Jawa Barat. Hingga pada 24 Oktober 2008, dia menduduki posisi strategis sebagai Kepala Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri menggantikan Bambang Hendarso Danuri. Menurut Bambang, Susno adalah sosok yang memiliki memiliki integritas, konsisten keras, tegas dan tidak kompromis dengan pelaku kejahatan.

    Nama Susno menjadi bahan pembicaraan masyarakat setelah kasus kriminalisasi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Bibit dan Chandra), maupun kasus pembunuhan berencana yang didakwakan kepada Ketua KPK Antasari Azhar. Susno lah yang mempopulerkan istilah kasus polisi versus KPK sebagai buaya versus cicak.

    Selain itu namanya juga tersangkut dalam kasus korupsi penanganan perkara PT Salmah Arowana Lestari dan dana pengamanan Pilkada Jawa Barat 2008. Susno terbukti menyalahgunakan kewenangannya saat menjabat Kabareskrim Mabes Polri untuk melakukan tindak pidana korupsi dalam kasus Arowana dengan menerima hadiah sebesar Rp500 juta untuk mempercepat penyidikan kasus tersebut.

    Riset dan analisis oleh Vizcardine Audinovic

  • Pendidikan

    Pendidikan:

    • Akabri Kepolisian (1977),
    • PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian)
    • Sespati Polri

    Pelatihan:

    • Senior Investigator of Crime Course (1988).
    • Hostage Negotiation Course di Universitas Louisiana AS (2000).
    • Studi Perbandingan Sistem Kriminal di Kuala Lumpur, Malaysia (2001).
    • Studi Perbandingan Sistem Polisi di Seoul, Korea Selatan (2003).
    • Training Anti Money Laundering Counterpart di Washington DC, AS.

  • Karir

    • Pama Polres Wonogiri tahun 1978
    • Kabag Serse Polwil Banyumas tahun 1988
    • Waka Polres Pemalang tahun 1989
    • Waka Polresta Yogyakarta tahun 1990
    • Kapolres Maluku Utara tahun 1995
    • Kapolres Madiun tahun 1997
    • Kapolres Malang tahun 1998
    • Waka Polwitabes Surabaya tahun 1999
    • Wakasubdit Gaptid Dit Sabhara Polri tahun 2001
    • Kabid Kordilum Babinkum tahun 2001
    • Kabid Rabkum Div Binkum Polri tahun 2001
    • Kapolda Jawa Barat tahun 2008
    • Kepala Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya