Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Teguh Karya

Profil Teguh Karya | Merdeka.com

Sutradara filmTeguh Karya yang bernama asli Steve Liem Tjoan Hok adalah sutradara legendaris Indonesia. Pria kelahiran Pandeglang, Jawa Barat, 22 September 1937 ini tiga kali menjadi Nominasi Sutradara terbaik di Festival Film Indonesia dan enam kali menjadi Sutradara Terbaik dalam FFI.

Anak pertama dari lima saudara ini yang akrab dipanggil Om Steve ini berhasil melahirkan banyak aktor dan aktris terkemuka Indonesia seperti Slamet Rahardjo Djarot, Nano Riantiarno, Christine Hakim, Franky Rorimpandey, Alex Komang, Dewi Yul, Rae Sahetapi, Rina Hasyim, Tuti Indra Malaon (Alm), George Kamarullah, Henky Solaiman, Benny Benhardi, Ninik L. Karim, dan Ayu Azhari.

Teguh menyelesaikan pendidikan seni di berbagai perguruan tinggi, antara lain di Akademi Seni Drama dan Film (Asdrafi) Yogyakarta (tahun 1954-1955), Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI, 1957-1961), kemudian ke East West Center Honolulu, Hawai (1962-1963) untuk belajar akting atau art directing.

Teguh Karya memulai karir di bidang seni sebagai pemain drama (1957-1961) masih menggunakan nama lahirnya dan sering tampil di panggung dalam pementasan-pementasan yang diadakan oleh ATNI (Akademi Teater Nasional Indonesia). Usmar Ismail, Asrul Sani, dan D. Djajakusuma adalah sutradara legendaris yang banyak mempengaruhi proses berkeseniannya. Teguh turut aktif membidani kelahiran Badan Pembina Teater Nasional Indonesia, di tahun 1962.

Sejak tahun 1968, Teguh yang masih menggunakan nama Steve Liem mendirikan Teater Populer, yang hingga akhir hayat adalah kebanggaan sekaligus ‘kendaraan’ seni yang tetap difungsikan dan berhasil membentuk serta melahirkan banyak aktor serta aktris kenamaan.

Teguh merintis karir di dunia film sejak melakukan tugas praktik penulisan skenario film-film semi dokumenter, pada Perusahaan Film Negara (kini PPFN). Film pertamanya adalah film anak-anak, sedangkan film untuk konsumsi dewasa mulai dihasilkan sejak tahun 1971.

Sejumlah judul film karya Teguh yang berhasil mengangkat nama sutradara dan pemain bintangnya, di antaranya, WAJAH SEORANG LAKI-LAKI (1971), CINTA PERTAMA (1973), RANJANG PENGANTIN (1974), KAWIN LARI (1975), PERKAWINAN SEMUSIM (1977), BADAI PASTI BERLALU (1977), NOVEMBER 1828 (1979), DI BALIK KELAMBU (1982), SECANGKIR KOPI PAHIT (1983), DOEA TANDA MATA (1984), IBUNDA (1986), dan PACAR KETINGGALAN KERETA (1986).

Saat kehadiran televisi mulai menggeser posisi film di tahun 1990-an, Teguh pun berbalik haluan ke sinetron, antara lain PULANG (1987), ARAK-ARAKAN (1992), serta PAKAIAN DAN KEPALSUAN (1994). Walaupun beralih ke sinetron, namun karya-karya tetap dikenal sebagai karya yang bermutu dan sarat makna. Hingga akhir hidupnya, dia tetap menghasilkan karya yang berkarakter kuat.

Teguh yang memilih hidup melajang, meninggal tanggal 11 Desember 2001 di usia 64 tahun di RSAL Mintohardjo, Jakarta Pusat. Hari-hari terakhirnya dihabiskan di atas kursi roda setelah terserang stroke sejak tahun 1998. Namun demikian, karya-karya sutradara yang telah melahirkan banyak aktor terkenal seperti Slamet Rahardjo, Christine Hakim dan Alex Komang tersebut tetap dikenang dan tidak akan mati.


https://selebriti.kapanlagi.com/indonesia/t/teguh_karya/

Profil

  • Nama Lengkap

    Teguh Karya

  • Alias

    Om Steve

  • Agama

    Kristen

  • Tempat Lahir

    Pandeglang, Jawa Barat

  • Tanggal Lahir

    1937-09-22

  • Zodiak

    Virgo

  • Warga Negara

  • Biografi

    Sutradara filmTeguh Karya yang bernama asli Steve Liem Tjoan Hok adalah sutradara legendaris Indonesia. Pria kelahiran Pandeglang, Jawa Barat, 22 September 1937 ini tiga kali menjadi Nominasi Sutradara terbaik di Festival Film Indonesia dan enam kali menjadi Sutradara Terbaik dalam FFI.

    Anak pertama dari lima saudara ini yang akrab dipanggil Om Steve ini berhasil melahirkan banyak aktor dan aktris terkemuka Indonesia seperti Slamet Rahardjo Djarot, Nano Riantiarno, Christine Hakim, Franky Rorimpandey, Alex Komang, Dewi Yul, Rae Sahetapi, Rina Hasyim, Tuti Indra Malaon (Alm), George Kamarullah, Henky Solaiman, Benny Benhardi, Ninik L. Karim, dan Ayu Azhari.

    Teguh menyelesaikan pendidikan seni di berbagai perguruan tinggi, antara lain di Akademi Seni Drama dan Film (Asdrafi) Yogyakarta (tahun 1954-1955), Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI, 1957-1961), kemudian ke East West Center Honolulu, Hawai (1962-1963) untuk belajar akting atau art directing.

    Teguh Karya memulai karir di bidang seni sebagai pemain drama (1957-1961) masih menggunakan nama lahirnya dan sering tampil di panggung dalam pementasan-pementasan yang diadakan oleh ATNI (Akademi Teater Nasional Indonesia). Usmar Ismail, Asrul Sani, dan D. Djajakusuma adalah sutradara legendaris yang banyak mempengaruhi proses berkeseniannya. Teguh turut aktif membidani kelahiran Badan Pembina Teater Nasional Indonesia, di tahun 1962.

    Sejak tahun 1968, Teguh yang masih menggunakan nama Steve Liem mendirikan Teater Populer, yang hingga akhir hayat adalah kebanggaan sekaligus ‘kendaraan’ seni yang tetap difungsikan dan berhasil membentuk serta melahirkan banyak aktor serta aktris kenamaan.

    Teguh merintis karir di dunia film sejak melakukan tugas praktik penulisan skenario film-film semi dokumenter, pada Perusahaan Film Negara (kini PPFN). Film pertamanya adalah film anak-anak, sedangkan film untuk konsumsi dewasa mulai dihasilkan sejak tahun 1971.

    Sejumlah judul film karya Teguh yang berhasil mengangkat nama sutradara dan pemain bintangnya, di antaranya, WAJAH SEORANG LAKI-LAKI (1971), CINTA PERTAMA (1973), RANJANG PENGANTIN (1974), KAWIN LARI (1975), PERKAWINAN SEMUSIM (1977), BADAI PASTI BERLALU (1977), NOVEMBER 1828 (1979), DI BALIK KELAMBU (1982), SECANGKIR KOPI PAHIT (1983), DOEA TANDA MATA (1984), IBUNDA (1986), dan PACAR KETINGGALAN KERETA (1986).

    Saat kehadiran televisi mulai menggeser posisi film di tahun 1990-an, Teguh pun berbalik haluan ke sinetron, antara lain PULANG (1987), ARAK-ARAKAN (1992), serta PAKAIAN DAN KEPALSUAN (1994). Walaupun beralih ke sinetron, namun karya-karya tetap dikenal sebagai karya yang bermutu dan sarat makna. Hingga akhir hidupnya, dia tetap menghasilkan karya yang berkarakter kuat.

    Teguh yang memilih hidup melajang, meninggal tanggal 11 Desember 2001 di usia 64 tahun di RSAL Mintohardjo, Jakarta Pusat. Hari-hari terakhirnya dihabiskan di atas kursi roda setelah terserang stroke sejak tahun 1998. Namun demikian, karya-karya sutradara yang telah melahirkan banyak aktor terkenal seperti Slamet Rahardjo, Christine Hakim dan Alex Komang tersebut tetap dikenang dan tidak akan mati.


    https://selebriti.kapanlagi.com/indonesia/t/teguh_karya/

  • Pendidikan

    • Akademi Seni Drama dan Film (Asdrafi) Yogyakarta (tahun 1954-1955)
    • Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI, 1957-1961)
    • East West Center Honolulu, Hawai (1962-1963) untuk belajar akting atau art directing.

  • Karir

    • Sutradara

  • Penghargaan

    • Sutradara Terbaik FFI

Geser ke atas Berita Selanjutnya