Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Josefa Iloilo

Profil Josefa Iloilo | Merdeka.com

Josefa Iloilo merupakan Presiden Fiji yang menjabat dari 13 Juli 2000 hingga 30 Juli 2009. Ia mendapatkani kudeta singkat dari 5 Desember 2006 hingga 4 Januari 2007 pada masa jabarannya.
Seperti layaknya orang Fiji, beliau jarang menggunakan nama keluarganya dan karena itu lebih dikenal dengan nama Josef Iloilo.
Lahir di Vuda, Ba, Fiji pada tanggal 29 Desember 1920, Josefa pertama kali bekerja sebagai guru dan pegawai negeri sebelum akhirnya menjadi anggota Dewan Perwakilan. Beliau lalu menjadi Senator di tahun 1990an hingga akhirnya menjabat sebagai Presiden Senat sebelum terpilih menjadi Wakil Presiden pada tanggal 18 Januari 1999. Josefa disumpah sebagai Presiden pada tanggal 13 Juli 2000 setelah pemerintahan sebelumnya dikudeta oleh pihak militer.
Ia menolak ikut campur langsung dalam pertengkaran antar politisi dan lebih memilih untuk secara diam-diam mencoba merangkul fraksi-fraksi pada dunia politik.
Pada tanggal 20 Juni 2005, surat kabar Fiji Times sebagai sumber yang terpercaya menyatakan, bahwa orang terdekat dengan pemerintah telah menuduh Josefa menolak mendisiplinkan Komodor Frank Bainimarama, Komandan Angkatan Darat Republik Fiji. Hal ini menjadi kritik publik mengenai kebijaksanaan pemerintahannya.
Frank Bainimarama secara publik menentang dilepaskannya tahanan yang ditahan karena tindakan kudeta. Bainimarama juga menentang dilaksanakannya Komisi Penyatuan dan Rekonsiliasi yang memiliki kuasa dengan seijin presiden untuk mengkompensasi korban dan peserta kudeta.
Bainimarama melakukan kudeta pada tanggal 5 Desember 2006 ketika usaha Josefa untuk menjadi penengah dan memberikan solusi kepada kebuntuan yang telah lama terjadi antara pihak militer dengan pemerintahan Perdana Mentri Laisenia Qarase.
Namun kekuasaan Josefa dikembalikan oleh Bainimarama pada tanggal 4 Januari 2007. Di hari yang sama, Josefa mengatakan bahwa ia mendukung kudeta Bainimarama dan keesokan harinya, ia menunjuk Bainimarama sebagai Perdana Menteri.
Pada akhir 2005 salah seorang anggota keluarga Josefa mengatakan bahwa beliau tidak berniat untuk menjadi presiden untuk periode berikutnya. Tapi rencana pensiun ini bukanlah dikarenakan kesehatannya, tetapi karena keinginannya untuk menghabiskan waktu lebih banyak bersama keluarga dan orang-orang sukunya.
Di awal tahun 2006, Majelis Besar para Ketua menyatakan bahwa Josefa bersedia untuk menjadi presiden untuk periode selanjutnya sehingga pada tanggal 8 Maret merekapun memilihnya.
Walaupun tidak pernah disahkan, Josefa ditunjuk warga gerejanya untuk menjadi pengkotbah selama bertahun-tahun dan menjadi Wakil Presiden Gereja Metodis Fiji dan Rotuma pada tahun 1997 dan 1998.
Pada pidatonya di tanggal 15 Mei, dalam rangka menyambut Hari Doa Nasional di Fiji beliau memanggil para warga Fiji untuk meminta kebijaksanaan Tuhan dalam mencari cara untuk memajukan negeri. Ia juga mengatakan bahwa baginya doa adalah “sama pentingnya bagi bangsa kita seperti kita bernapas untuk hidup".
Ia mengingatkan pemeluk agama Kristen mengenai Tahun Jubilee orang Yahudi, suatu tahun di mana semua hutang dihapuskan. Josefa berseru kepada warga negaranya untuk mencari rekonsiliasi dan saling memaafkan karena mereka akan menuai apa yang mereka tabur.
Tanpa memberikan alasan yang jelas, pada tanggal 28 Juli 2009, Pejabat Perdana Mentri Bainimarama mengumumkan bahwa Josefa berniat untuk mengundurkan diri efektif tanggal 30 Juli. Media berspekulasi pengunduran diri ini dikarenakan umurnya sudah mencapai 88 tahun. Josefa merupakan Kepala Negara tertua di dunia dan sudah lama ada spekulasi mengenai kondisi kesehatannya terlebih setelah mengidap penyakit Parkinson.
Selama  masa menjabat, ia membutuhkan penanganan medis secara teratur di Australia. Josefa Iloilo meninggal pada tanggal 6 Februari 2011 di usianya yang ke 90.

Riset dan analisa oleh Bobby Reza S.

Profil

  • Nama Lengkap

    Josefa Iloilo

  • Alias

    No Alias

  • Agama

  • Tempat Lahir

    Vuda, Ba, Fiji

  • Tanggal Lahir

    1920-02-29

  • Zodiak

    Pisces

  • Warga Negara

  • Istri

    Salaseini Kavunono

  • Biografi

    Josefa Iloilo merupakan Presiden Fiji yang menjabat dari 13 Juli 2000 hingga 30 Juli 2009. Ia mendapatkani kudeta singkat dari 5 Desember 2006 hingga 4 Januari 2007 pada masa jabarannya.
    Seperti layaknya orang Fiji, beliau jarang menggunakan nama keluarganya dan karena itu lebih dikenal dengan nama Josef Iloilo.
    Lahir di Vuda, Ba, Fiji pada tanggal 29 Desember 1920, Josefa pertama kali bekerja sebagai guru dan pegawai negeri sebelum akhirnya menjadi anggota Dewan Perwakilan. Beliau lalu menjadi Senator di tahun 1990an hingga akhirnya menjabat sebagai Presiden Senat sebelum terpilih menjadi Wakil Presiden pada tanggal 18 Januari 1999. Josefa disumpah sebagai Presiden pada tanggal 13 Juli 2000 setelah pemerintahan sebelumnya dikudeta oleh pihak militer.
    Ia menolak ikut campur langsung dalam pertengkaran antar politisi dan lebih memilih untuk secara diam-diam mencoba merangkul fraksi-fraksi pada dunia politik.
    Pada tanggal 20 Juni 2005, surat kabar Fiji Times sebagai sumber yang terpercaya menyatakan, bahwa orang terdekat dengan pemerintah telah menuduh Josefa menolak mendisiplinkan Komodor Frank Bainimarama, Komandan Angkatan Darat Republik Fiji. Hal ini menjadi kritik publik mengenai kebijaksanaan pemerintahannya.
    Frank Bainimarama secara publik menentang dilepaskannya tahanan yang ditahan karena tindakan kudeta. Bainimarama juga menentang dilaksanakannya Komisi Penyatuan dan Rekonsiliasi yang memiliki kuasa dengan seijin presiden untuk mengkompensasi korban dan peserta kudeta.
    Bainimarama melakukan kudeta pada tanggal 5 Desember 2006 ketika usaha Josefa untuk menjadi penengah dan memberikan solusi kepada kebuntuan yang telah lama terjadi antara pihak militer dengan pemerintahan Perdana Mentri Laisenia Qarase.
    Namun kekuasaan Josefa dikembalikan oleh Bainimarama pada tanggal 4 Januari 2007. Di hari yang sama, Josefa mengatakan bahwa ia mendukung kudeta Bainimarama dan keesokan harinya, ia menunjuk Bainimarama sebagai Perdana Menteri.
    Pada akhir 2005 salah seorang anggota keluarga Josefa mengatakan bahwa beliau tidak berniat untuk menjadi presiden untuk periode berikutnya. Tapi rencana pensiun ini bukanlah dikarenakan kesehatannya, tetapi karena keinginannya untuk menghabiskan waktu lebih banyak bersama keluarga dan orang-orang sukunya.
    Di awal tahun 2006, Majelis Besar para Ketua menyatakan bahwa Josefa bersedia untuk menjadi presiden untuk periode selanjutnya sehingga pada tanggal 8 Maret merekapun memilihnya.
    Walaupun tidak pernah disahkan, Josefa ditunjuk warga gerejanya untuk menjadi pengkotbah selama bertahun-tahun dan menjadi Wakil Presiden Gereja Metodis Fiji dan Rotuma pada tahun 1997 dan 1998.
    Pada pidatonya di tanggal 15 Mei, dalam rangka menyambut Hari Doa Nasional di Fiji beliau memanggil para warga Fiji untuk meminta kebijaksanaan Tuhan dalam mencari cara untuk memajukan negeri. Ia juga mengatakan bahwa baginya doa adalah “sama pentingnya bagi bangsa kita seperti kita bernapas untuk hidup".
    Ia mengingatkan pemeluk agama Kristen mengenai Tahun Jubilee orang Yahudi, suatu tahun di mana semua hutang dihapuskan. Josefa berseru kepada warga negaranya untuk mencari rekonsiliasi dan saling memaafkan karena mereka akan menuai apa yang mereka tabur.
    Tanpa memberikan alasan yang jelas, pada tanggal 28 Juli 2009, Pejabat Perdana Mentri Bainimarama mengumumkan bahwa Josefa berniat untuk mengundurkan diri efektif tanggal 30 Juli. Media berspekulasi pengunduran diri ini dikarenakan umurnya sudah mencapai 88 tahun. Josefa merupakan Kepala Negara tertua di dunia dan sudah lama ada spekulasi mengenai kondisi kesehatannya terlebih setelah mengidap penyakit Parkinson.
    Selama  masa menjabat, ia membutuhkan penanganan medis secara teratur di Australia. Josefa Iloilo meninggal pada tanggal 6 Februari 2011 di usianya yang ke 90.

    Riset dan analisa oleh Bobby Reza S.

  • Pendidikan

  • Karir

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya