Profil
Joseph Estrada
Joseph Ejercito Estrada akrab dipanggil Erap adalah seorang aktor film populer di Filipina. Ia menjabat sebagai Presiden Filipina ke-13 pada periode 30 Juni 1998-20 Januari 2001.
Estrada memperoleh popularitas sebagai aktor film dan memainkan peran utama di lebih dari 100 film. Dalam karirnya ia berakting selama 33 tahun. Estrada menggunakan popularitasnya sebagai aktor untuk meraih keuntungan dalam politik.
Ia menjabat sebagai walikota San Juan selama tujuh belas tahun. Ia juga menjadi Senator selama satu periode, kemudian sebagai Wakil Presiden Filipina di bawah pemerintahan Presiden Fidel Ramos.
Estrada terpilih jadi presiden tahun 1998 dengan perbedaan besar suara antara dirinya dan kandidat lain, dan dilantik menjadi presiden pada tanggal 30 Juni 1998. Pada tahun 2000 ia menyatakan "perang habis-habisan" melawan Front Pembebasan Islam Moro dan merebut markas dan kamp-kamp lain.
Masa jabatan Estrada sebagai presiden berumur pendek, skandal korupsi yang melibatkan dirinya mencuat pada Oktober 2000 ketika seorang politisi mengklaim bahwa Estrada telah menerima jutaan dolar uang suap.
Pada bulan November Senat Filipina memulai sidang impeachment, tetapi dibatalkan setelah beberapa senator memblokir penerimaan bukti. Pada 20 Januari 2001, Estrada digulingkan di tengah protes massa, dan wakil presiden, Gloria Macapagal Arroyo, naik ke kursi kepresidenan.
Ujung dari pengadilan atas bekas aktor film berusia 70 tahun yang berulangkali berdalih kasusnya dilatari politik. Sebuah pengadilan khusus anti korupsi di Manila, Filipina, memutuskan ia bersalah atas skandal bernilai puluhan juta dollar dalam pajak dan sogokan.
Keputusan pengadilan juga melanjutkan pembekuan atas rekening banknya yang berjumlah sekitar US$ 87 juta selama proses hukum berlangsung. Estrada tertunduk lesu, sementara para pengacaranya langsung mengajukan banding.
Kasus terhadap Estrada menandai bagian menyakitkan dalam politik Filipina. Hal ini dimulai saat aksi kepahlawanan terguling dari kekuasaan pada 2001 oleh gerakan yang memicu protes berdarah di jalanan.
Riset dan analisa oleh Bobby Reza S.