Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Konosuke Matsuhita

Profil Konosuke Matsuhita | Merdeka.com

Konosuke Matsushita adalah seorang enterpreuner, pengusaha global dan tokoh pendiri raksasa elektronik Jepang dengan label Panasonic. Ia lahir 27 November 1894 dan meninggal pada usia 94 tahun, di Tokyo tanggal 27 April 1989, mewariskan kerajaan manufaktur terbesar di Jepang.
Matsushita berasal dari keluarga sederhana anak bungsu dari 8 bersaudara. Sejak kecil kondisi fisiknya lemah, sering sakit-sakitan dan hidup dalam penderitaan yang panjang. Namun perjuangan hidup yang berat menempanya menjadi pribadi yang ulet, pantang menyerah hingga akhirnya tumbuh menjadi pengusaha dunia.
Prinsip hidup yang perlu diteladani dari seorang Matsushita adalah keberanianya untuk mengambil resiko dalam berinvestasi, berbisnis dan dalam berkarir. Dalam sejarah hidupnya ia pernah berspekulasi keluar dari pekerjaannya di took sepeda dan berpindah pekerjaan di perusahaan alat listrik Osaka Light. Keuletan dan kerja kerasnya membuahkan hasil nyata.
Dalam waktu singkat ia naik jabatan menjadi seorang pengawas (inspektur). Kebanyakan orang pasti akan memegang jabatan penting tersebut hingga pensiun karena penghasilan yang lumayan besar, dan jaminan masa depan yang dirasa cukup. Namun Matsushita memutuskan keluar dari perusahaannya dan membangun perusahaan baru setelah ia berhasil menemukan dan membuat sejenis lampu yang belum ada sebel
umnya. Padahal ia tak punya modal uang dan pengalaman bisnis yang memadahi. Ia hanya punya modal inovasi dan kreativitas. Ternyata Matsushita menunjukkan bahwa inovasi dan kreativitas lebih penting dalam membangun sebuah usaha dibandingkan uang.
Tahun 1917, Matsushita memproduksi perangkat lampu ciptaannya dengan bantuan istri dan tiga asisten dengan bermodalkan semangat, inovasi serta kreativitas. Bekal pendidikannya hanyalah setingkat pendidikan menengah, ia juga tidak punya pengalaman dalam bidang bisnis, dan tidak punya pengetahuan memadahi tentang pembuatan steker listrik. Tapi mereka memiliki kemauan yang besar. Dalam sebuah rumah rumah petak sempit dua kamar, mereka bekerja berjam-jam, tujuh hari dalam seminggu. Setelah beberapa bulan mereka menjadi sangat kurus karenya bekerja tanpa lelah, dengan usaha keras akhirnya mereka berhasil menyelesaikan beberapa contoh produk baru. Saat itulah perusahaan yang bernama Panasonic berdiri.
Awalnya produk Panasonic sulit diterima pasar,karena produk baru, belum kredibel dan belum teruji. Namun Matsushita dan karyawannya tidak kenal menyerah untuk mempromosikan dan mengenalkan produk mereka.
Dengan perjuangan yang berat, lama kelamaan produk Panasonic berupa bola lampu diterima konsumen karena harga yang jauh lebih rendah dan kualitas yang baik. Matsushita terus memperluas bisnisnya dengan produk lainnya seperti pelat isolator.
Pada 1922, perusahaannya memperkenalkan produk baru setiap bulan. Dia juga mengembangkan strategi bisnis yang membuatnya menonjol dari pesaingnya. Dia belajar bahwa produk baru harus lebih baik 30% dan 30% lebih murah dari produk lain yang sama jenisnya. Lampu sepeda, barang sangat diperlukan di Jepang. Matsushita menyadari bahwa dengan membuat produk lampu yang efisien untuk jutaan sepeda di negaranya, akan bisa menjadi sebuah produk yang populer. Jadi, ia merancang satu. Meskipun tidak langsung sukses, produknya yang bernama "bullet-lamp" akhirnya menjadi standar untuk seluruh industri. baterai Matsushita's powered lampu menjadi begitu sukses sehingga banyak orang yang membelinya untuk digunakan di rumah-rumah mereka, untuk mengganti lampu minyak tanah tradisional. Matsushita Electric sedang dalam perjalanan untuk menjadi raksasa industri.
Tahun 1923 bullet-lamp diikuti oleh produk inovatif lainya yaitu pemanas ruangan elektrik, meja pemanas elektrik, dan tipe baru termostat. Produk pertama radio Matsushita, 3 model tabung vakum, diperkenalkan pada tahun 1931. Hal ini memenangkan hadiah pertama dalam Tokyo Broadcasting Station radio contest. Penemuan lainnya menyusul, termasuk motor listrik dan kipas listrik.
Tidak sepenuhnya perjalanan bisnis Matsushita berjalan dengan mulus. Meskipun lemari es, mesin cuci, AC, televisi berwarna, dan peralatan stereo yang akhirnya akan diproduksi, ada beberapa kendala yang menghadang. Dengan Depresi Besar pada tahun 1930-an, Matsushita melihat penjualan turun drastis. Tapi tidak seperti perusahaan lain, ia tidak memberhentikan karyawan agar perusahaan tidak merugi, karena karyawan sudah dianggapnya seperti bagian dari keluarganya. Sebaliknya, Ia menggesar posisi karyawanya yang sebelumnya menjadi buruh pabrik untuk menempati posisi penjualan. Pada saat yang sama ia memotong jadwal produksi. Namun, gudang penuh dengan barang dagangan yang tidak terjual.
Matsushita tidak akan berubah pikiran ketika manajer bersikeras bahwa perusahaan harus memecat karyawan dan menutup fasilitas agar perusahaan bisa tetap berdiri. Dia memotong setengah jam kerja, tapi tetap membayar penuh upah karyawannya. Ia juga meminta pekerja untuk membantu menjual jaminan simpanan saham. Sebagai perusahaan lain banyak yang bangkrut, namun Matsushita Electric tetap bertahan.
Ketika Perang Dunia Kedua membawa kehancuran untuk negaranya, itu adalah masa sulit untuk bagaimana Matsushita bersikap terhadap perang yang terjadi, tetapi perusahaan itu tidak memproduksi bahan-bahan untuk mesin perang Jepang. Ketika Jepang kalah dan Sekutu menguasai Jepang, Matsushita dipaksa menghentikan semua produksi. Matsushita Electric diberi sanksi dengan pembatasan produksi perusahaanya.
Matsushita yakin Jenderal Douglas MacArthur dan gubernur militer lainnya akan memberikan ijin bagi perusahaannya melanjutkan produksi. Dia berjanji bahwa Jepang akan sekali lagi menjadi kekuatan dunia, namun kali ini dengan cara damai. Dia percaya bahwa negaranya bisa memimpin dunia dalam elektronik. Gubernur militer, menyadari bahwa strategi tersebut akan membantu Jepang pulih dari kehancuran perang, perusahaan Matsushita diizinkan untuk membuka kembali. Matsushita dan tim manajemennya mulai membangun kembali. Matsushita Electric segera kembali produksi dan menghasilkan keuntungan. Semangat kerja antara karyawan sangat kuat.
Matsushita Electric terus berkembang, mengakuisisi perusahaan lainnya. Pada tahun 1952, ia menawarkan kepada konsumen televisi pertama hitam putih. Pada tahun 1959, Matsushita telah mendirikan tidak hanya Kyushu Matsushita Electric Company, Osaka Precision Machinery Company (kemudian berganti nama menjadi Matsushita Seiko), dan Matsushita Communication Industrial group (yang memproduksi tape recorder pertama), tetapi juga Matsushita Electric Corporation of America. Perusahaan yang membuat televisi berwarna pertama pada tahun 1960, karena produknya terus menyebar ke seluruh dunia sehingga brand terkenal yaitu "Nasional" dan "Panasonic."
Pada tanggal 19 Januari 2006 Panasonic mengumumkan bahwa, mulai pada bulan Februari, ia akan menghentikan produksi televisi analog (kemudian 30% dari total bisnis TV) untuk berkonsentrasi pada TV digital. Pada November 3, 2008 Panasonic dan Sanyo sedang dalam pembicaraan, sehingga pada akhirnya Panasonic mengakuisisi Sanyo. Merger ini selesai pada bulan September 2009, dan menghasilkan satu-perusahaan dengan pendapatan lebih dari ¥ 11.2 triliun (sekitar $ 110 miliar). Sebagai bagian dari perusahaan elektronik Jepang terbesar, merek Sanyo dan sebagian besar karyawan akan dipertahankan sebagai anak perusahaan.

Riset dan analisa oleh Bobby Reza S.

Profil

  • Nama Lengkap

    Konosuke Matsuhita

  • Alias

    No Alias

  • Agama

  • Tempat Lahir

    Jepang

  • Tanggal Lahir

    1894-11-27

  • Zodiak

    Sagittarius

  • Warga Negara

  • Biografi

    Konosuke Matsushita adalah seorang enterpreuner, pengusaha global dan tokoh pendiri raksasa elektronik Jepang dengan label Panasonic. Ia lahir 27 November 1894 dan meninggal pada usia 94 tahun, di Tokyo tanggal 27 April 1989, mewariskan kerajaan manufaktur terbesar di Jepang.
    Matsushita berasal dari keluarga sederhana anak bungsu dari 8 bersaudara. Sejak kecil kondisi fisiknya lemah, sering sakit-sakitan dan hidup dalam penderitaan yang panjang. Namun perjuangan hidup yang berat menempanya menjadi pribadi yang ulet, pantang menyerah hingga akhirnya tumbuh menjadi pengusaha dunia.
    Prinsip hidup yang perlu diteladani dari seorang Matsushita adalah keberanianya untuk mengambil resiko dalam berinvestasi, berbisnis dan dalam berkarir. Dalam sejarah hidupnya ia pernah berspekulasi keluar dari pekerjaannya di took sepeda dan berpindah pekerjaan di perusahaan alat listrik Osaka Light. Keuletan dan kerja kerasnya membuahkan hasil nyata.
    Dalam waktu singkat ia naik jabatan menjadi seorang pengawas (inspektur). Kebanyakan orang pasti akan memegang jabatan penting tersebut hingga pensiun karena penghasilan yang lumayan besar, dan jaminan masa depan yang dirasa cukup. Namun Matsushita memutuskan keluar dari perusahaannya dan membangun perusahaan baru setelah ia berhasil menemukan dan membuat sejenis lampu yang belum ada sebel
    umnya. Padahal ia tak punya modal uang dan pengalaman bisnis yang memadahi. Ia hanya punya modal inovasi dan kreativitas. Ternyata Matsushita menunjukkan bahwa inovasi dan kreativitas lebih penting dalam membangun sebuah usaha dibandingkan uang.
    Tahun 1917, Matsushita memproduksi perangkat lampu ciptaannya dengan bantuan istri dan tiga asisten dengan bermodalkan semangat, inovasi serta kreativitas. Bekal pendidikannya hanyalah setingkat pendidikan menengah, ia juga tidak punya pengalaman dalam bidang bisnis, dan tidak punya pengetahuan memadahi tentang pembuatan steker listrik. Tapi mereka memiliki kemauan yang besar. Dalam sebuah rumah rumah petak sempit dua kamar, mereka bekerja berjam-jam, tujuh hari dalam seminggu. Setelah beberapa bulan mereka menjadi sangat kurus karenya bekerja tanpa lelah, dengan usaha keras akhirnya mereka berhasil menyelesaikan beberapa contoh produk baru. Saat itulah perusahaan yang bernama Panasonic berdiri.
    Awalnya produk Panasonic sulit diterima pasar,karena produk baru, belum kredibel dan belum teruji. Namun Matsushita dan karyawannya tidak kenal menyerah untuk mempromosikan dan mengenalkan produk mereka.
    Dengan perjuangan yang berat, lama kelamaan produk Panasonic berupa bola lampu diterima konsumen karena harga yang jauh lebih rendah dan kualitas yang baik. Matsushita terus memperluas bisnisnya dengan produk lainnya seperti pelat isolator.
    Pada 1922, perusahaannya memperkenalkan produk baru setiap bulan. Dia juga mengembangkan strategi bisnis yang membuatnya menonjol dari pesaingnya. Dia belajar bahwa produk baru harus lebih baik 30% dan 30% lebih murah dari produk lain yang sama jenisnya. Lampu sepeda, barang sangat diperlukan di Jepang. Matsushita menyadari bahwa dengan membuat produk lampu yang efisien untuk jutaan sepeda di negaranya, akan bisa menjadi sebuah produk yang populer. Jadi, ia merancang satu. Meskipun tidak langsung sukses, produknya yang bernama "bullet-lamp" akhirnya menjadi standar untuk seluruh industri. baterai Matsushita's powered lampu menjadi begitu sukses sehingga banyak orang yang membelinya untuk digunakan di rumah-rumah mereka, untuk mengganti lampu minyak tanah tradisional. Matsushita Electric sedang dalam perjalanan untuk menjadi raksasa industri.
    Tahun 1923 bullet-lamp diikuti oleh produk inovatif lainya yaitu pemanas ruangan elektrik, meja pemanas elektrik, dan tipe baru termostat. Produk pertama radio Matsushita, 3 model tabung vakum, diperkenalkan pada tahun 1931. Hal ini memenangkan hadiah pertama dalam Tokyo Broadcasting Station radio contest. Penemuan lainnya menyusul, termasuk motor listrik dan kipas listrik.
    Tidak sepenuhnya perjalanan bisnis Matsushita berjalan dengan mulus. Meskipun lemari es, mesin cuci, AC, televisi berwarna, dan peralatan stereo yang akhirnya akan diproduksi, ada beberapa kendala yang menghadang. Dengan Depresi Besar pada tahun 1930-an, Matsushita melihat penjualan turun drastis. Tapi tidak seperti perusahaan lain, ia tidak memberhentikan karyawan agar perusahaan tidak merugi, karena karyawan sudah dianggapnya seperti bagian dari keluarganya. Sebaliknya, Ia menggesar posisi karyawanya yang sebelumnya menjadi buruh pabrik untuk menempati posisi penjualan. Pada saat yang sama ia memotong jadwal produksi. Namun, gudang penuh dengan barang dagangan yang tidak terjual.
    Matsushita tidak akan berubah pikiran ketika manajer bersikeras bahwa perusahaan harus memecat karyawan dan menutup fasilitas agar perusahaan bisa tetap berdiri. Dia memotong setengah jam kerja, tapi tetap membayar penuh upah karyawannya. Ia juga meminta pekerja untuk membantu menjual jaminan simpanan saham. Sebagai perusahaan lain banyak yang bangkrut, namun Matsushita Electric tetap bertahan.
    Ketika Perang Dunia Kedua membawa kehancuran untuk negaranya, itu adalah masa sulit untuk bagaimana Matsushita bersikap terhadap perang yang terjadi, tetapi perusahaan itu tidak memproduksi bahan-bahan untuk mesin perang Jepang. Ketika Jepang kalah dan Sekutu menguasai Jepang, Matsushita dipaksa menghentikan semua produksi. Matsushita Electric diberi sanksi dengan pembatasan produksi perusahaanya.
    Matsushita yakin Jenderal Douglas MacArthur dan gubernur militer lainnya akan memberikan ijin bagi perusahaannya melanjutkan produksi. Dia berjanji bahwa Jepang akan sekali lagi menjadi kekuatan dunia, namun kali ini dengan cara damai. Dia percaya bahwa negaranya bisa memimpin dunia dalam elektronik. Gubernur militer, menyadari bahwa strategi tersebut akan membantu Jepang pulih dari kehancuran perang, perusahaan Matsushita diizinkan untuk membuka kembali. Matsushita dan tim manajemennya mulai membangun kembali. Matsushita Electric segera kembali produksi dan menghasilkan keuntungan. Semangat kerja antara karyawan sangat kuat.
    Matsushita Electric terus berkembang, mengakuisisi perusahaan lainnya. Pada tahun 1952, ia menawarkan kepada konsumen televisi pertama hitam putih. Pada tahun 1959, Matsushita telah mendirikan tidak hanya Kyushu Matsushita Electric Company, Osaka Precision Machinery Company (kemudian berganti nama menjadi Matsushita Seiko), dan Matsushita Communication Industrial group (yang memproduksi tape recorder pertama), tetapi juga Matsushita Electric Corporation of America. Perusahaan yang membuat televisi berwarna pertama pada tahun 1960, karena produknya terus menyebar ke seluruh dunia sehingga brand terkenal yaitu "Nasional" dan "Panasonic."
    Pada tanggal 19 Januari 2006 Panasonic mengumumkan bahwa, mulai pada bulan Februari, ia akan menghentikan produksi televisi analog (kemudian 30% dari total bisnis TV) untuk berkonsentrasi pada TV digital. Pada November 3, 2008 Panasonic dan Sanyo sedang dalam pembicaraan, sehingga pada akhirnya Panasonic mengakuisisi Sanyo. Merger ini selesai pada bulan September 2009, dan menghasilkan satu-perusahaan dengan pendapatan lebih dari ¥ 11.2 triliun (sekitar $ 110 miliar). Sebagai bagian dari perusahaan elektronik Jepang terbesar, merek Sanyo dan sebagian besar karyawan akan dipertahankan sebagai anak perusahaan.

    Riset dan analisa oleh Bobby Reza S.

  • Pendidikan

  • Karir

    • Pendiri PANASONIC

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya