Profil
Maya Angelou
Berbicara mengenai dunia sastra rasanya tak ada yang tidak mengenal nama Maya Angelou. Sosok wanita cerdas yang selalu menuangkan apa yang ia rasakan dalam bentuk tulisan tersebut dikenal sebagai seorang pujangga, penulis, produser & direktor, pejuang hak asasi manusia, serta pendidik.
Perempuan kelahiran Missouri, 4 April 1928 ini mengawali karirnya sebagai penulis sejak ia masih belum genap berumur sepuluh tahun. Sebuah kejadian pelecehan seksual yang menjadikannya "bisu" temporer membuatnya lebih banyak berkutat dengan kertas dan pena. Jangan tanyakan kemampuannya, kelihaiannya dalam mengolah kata telah diakui dunia. Bahkan, ia sempat berhubungan secara khusus dengan mantan presiden Gerald Ford, Jimmy Carter, dan Bill Clinton serta Martin Luther King, Jr seorang pejuang hak asasi manusia berkat kemampuannya meramu kata.
Tak hanya dalam dunia sastra nama perempuan yang akrab disapa Angelou ini dikenal. Dalam panggung tari, nama ibu dari Clyde ini kerap kali menghiasi panggung-panggung internasional berkat tariannya yang memukau. Selain dunia tulis menulis dan tari, perempuan berkulit hitam ini juga dikenal sebagai aktivis hak asasi manusia. Ia dikenal sebagai pejuang hak-hak bangsa kulit hitam yang beberapa waktu lalu sempat tertindas akibat adanya paham rasisme.
Namanya telah banyak dikenal seantero jagad raya, tariannya yang memukau juga telah mengantarkannya menuju tangga popularitas lebih tinggi, dan aksi sosialnya mampu membawa orang kulit hitam sedikit bisa bernapas lega. Berkat beragam aktivitas inilah, Angelou mulai dikenal dengan para pembesar negara Amerika Serikat.
Karyanya yang fenomenal, I Know Why the Caged Bird Sings yang diterbitkan serentak pada tahun 1970 semakin mengantarkan popularitas Angelou sebagai seorang penulis kenamaan. Dalam kesempatan yang tak banyak orang dapatkan, pada malam sebelum inagurasi prsiden Bill Clinton di tahun 1993, Angelou mendapatkan kepercayaan penuh untuk membuatkan puisi yang akan dibacakan oleh Clinton di malam inagurasi setelah diminta sebelumnya. Jika seorang presiden saja meminta secara khusus untuk dibuatkan puisi, maka tak lagi diragukan kemampuan Angelou di dunia kata-kata.
Sebelumnya, presiden Amerika Serikat periode 1977-1981, Jimmy Carter mengajak peraih National Book Award ini dalam komisi nasional the Observence of International Woman's Year pada tahun 1974.
Berbicara mengenai karyanya, Angelou tak hanya banyak mengupas tentang cinta, tapi ia juga mengupas tentang perjalanan hidupnya dan hak asasi manusia. Dalam karya cintanya, banyak para pemuja cinta yang sering kali mengelu-elukan kutipan-kutipannya yang terkesan dalam dan penuh makna. Tak ayal, membuat nominee Puritzer Prize ini semakin disanjung-sanjung.
Goresan Angelou dikenal sebagai goresan yang mempunyai sikap tegas dan tidak kaku. Meski, kata-kata yang ia tuliskan terkesan dalam dan romantis, namun ketegasan dalam kalimat per kalimatnya dapat terbaca dengan jelas. Hingga pada tahun 1986, sebuah karya fenomenalnya yang lain diterbitkan, All God's Children Need Traveling Shoes, sebuah buku yang mengupas tuntas mengenai kisah dirinya yang mendedikasikan secara penuh dalam dunia penulisan dan sosial.
Kini, Maya Angelou masih saja aktif menulis di usianya yang mencapai 83 tahun. Karya terbarunya diterbitkan pada tahun 2010 berjudul Great Food All Day Long. Namun, di beberapa berita terakhir menyebutkan bahwa perempuan yang murah senyum ini dikabarkan sakit saat banyak menghadiri undangan untuk kuliah umum di berbagai negara.
Riset dan analisa oleh Atiqoh Hasan.
Last Update: 30 Mei 2014