Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Muhammad Iqbal

Profil Muhammad Iqbal | Merdeka.com

The Poet of the East bagi masyarakat Barat, atau Allama Iqbal bagi rakyat Pakistan, atau Sir Allama Muhammad Iqbal bagi dunia internasional terlahir pada 9 November 1877 di kota Sialkot, India. Filsuf, sastrawan, ulama, ahli hukum, serta politisi ulung ini dikenal sebagai sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh baik dalam kesusastraan maupun politik dunia modern, khususnya Pakistan. Betapa tidak, berbagai ide dan bulir pemikiran filosofis, kesastraan, kenegaraan hingga religi yang disampaikan Muhammad Iqbal dalam berbagai karya besarnya turut mendasari terbentuknya Pakistan, negara Islam pertama di wilayah India dengan Muhammad Ali Jinnah sebagai presiden pertamanya.

Mulai belajar membaca kitab suci umat muslim, Al-Qur’an, di usia 4 tahun, Iqbal menamatkan pendidikan formal pada Jurusan Bahasa Arab, Universitas Scotch Mission College, Sialkot, di bawah asuhan langsung Syekh Mir Hassan pada 1893. Dua tahun berikutnya, Muhammad Iqbal menerima gelar diploma setelah menempuh pendidikan pada Jurusan Seni, Universitas Murray, India.

Tertarik dengan pemikiran dunia Barat, Iqbal melanjutkan pendidikan formal ke Eropa dan menerima beasiswa untuk belajar di Trinity College, Cambridge. Pada 1908, Iqbal berhasil menyelesaikan pendidikan doktoral bidang flsafat dari Ludwig Maximilian University, Munich, Jerman. Pada masa-masa menimba ilmu di Erop ini pemikiran Iqbal banyak terpengaruh filsul besar seperti Nietzsche, Bergson dan Goethe.

Komposisi unik antara pemikiran tokoh tasawuf Timur, Jalaluddin M. Rumi, yang mendasari paham religi Iqbal sebelum berangkat ke Eropa dan tokoh filsafat 'anti-Tuhan' Barat, Friedrich Nietzsche, yang ikut mendasari paham filosofis Iqbal sekembalinya dari Eropa, melahirkan figur ulama sekaligus filsuf merangkap negarawan yang tulisan dan pemikirannya bakal mampu mengundang Muhammad Ali Jinnah turun dari pengasingannya di London untuk kembali memimpin gerakan Islam di India dan kelak mendirikan sekaligus memimpin Pakistan untuk pertama kali. Dan sekedar gulir-pikir belaka, sosok Iqbal dan berdirinya Pakistan bisa jadi merupakan anti-tesis puisi Rudyard Kipling kala bersabda 'Timur tetap Timur, dan Barat tetap Barat, takkan mungkin kembar ini pernah menyatu'.

Usai kembali ke tanah airnya pada 1908, Iqbal membanjiri India, khususnya wilayah barat-laut yang majoritas populasi adalah muslim, dengan berbagai pemikiran dan tulisan terkait budaya, pendidikan, sosial ekonomi hingga sastra dan politik. Dikenal sangat kritis dan berani, nama Iqbal termasuk dalam deretan tokoh India yang menentang keterlibatan negaranya dalam Perang Dunia I.

Sastrawan modern Pakistan ini juga tidak ragu melontarkan kritik tajam bahkan terhadap kondisi perpecahan dalam negaranya sendiri yang mengakibatkan terbaginya Kongres India menjadi dua bagian: fraksi pro-Inggris yang dipimpin oleh Muhammad Shafi dan fraksi sentral yang dipimpin Muhammad Ali Jinnah. Melihat kondisi ini, Iqbal tidak serta merta berpangku tangan dan sekedar berkoar dari jauh. Pada November 1926, politisi dengan kepedulian tinggi terhadap negaranya ini mencalonkan diri menjadi anggota Legislatif untuk distrik yang dihuni warga Muslim di Lahore sekaligus terlibat aktif sebagai anggota, dan nantinya Sekjen, organisasi intelektual Islam paling berpengaruh di India masa itu, Anjuman-e-Himayat-e-Islam.

Allama Iqbal bekerja keras dan terus menyatakan dukungannya terhadap Ali Jinnah sekaligus bekerjasama dengan para petinggi muslim lainnya untuk menggabungkan kembali dua fraksi yang terpecah. Menjadi salah satu sosok paling berpengaruh dalam tubuh fraksi Kongres pimpinan Ali Jinnah, tidak membuat filsuf yang menikah tiga kali ini ragu-ragu untuk melayangkan kritik terhadap langkah kebijakan politik Ali Jinnah sendiri. Di balik tingginya kepercayaan Iqbal terhadap kepemimpinan Jinnah untuk mempersatukan populasi muslim di barat-laut India, tak urung Iqbal gamblang memprotes persetujuan politik Ali Jinnah dengan Sikandar Hyat Khan, pejabat Punjab yang disebut Iqbal sebagai representasi pejabat feudal yang menyimpang dari Islam.

Sayang, sekitar 1933, sekembalinya dari perjalanan ke Spanyol dan Afganistan, Iqbal didakwa secara medis menderita penyakit tenggorakan yang aneh. Babak terakhir kehidupan sastrawan besar Pakistan ini dihabiskan dengan membantu Chaudhry Niaz Ali Khan mempelopori berdirinya Darul Islam Trust Institute yang berada di wilayah Jamalpur. Iqbal juga sering menziarahi darqah (kompleks makam) tokoh sufi besar Hazrat Ali Hujwiri di Lahore, Pakistan.

Setelah menderita sekian lama tersebab penyakitnya, sang Penyair dari Timur ini berhenti menoreh tinta untuk selamanya pada 21 April 1938. Prof. Sir Allama Muhammad Iqbal, Ph.D disemayamkan di Hazuri Bagh, sebuah kebun tertutup yang terletak antara jalan masuk Masjid Badshahi dan Benteng Lahore, dan memperoleh penjagaan kenegaraan resmi dari pemerintah Pakistan.

Riset dan analisis: Mochamad Nasrul Chotib - Diela K.

Profil

  • Nama Lengkap

    Muhammad Iqbal

  • Alias

    No Alias

  • Agama

  • Tempat Lahir

    Sialkot, India

  • Tanggal Lahir

    1877-11-09

  • Zodiak

    Scorpion

  • Warga Negara

    India

  • Biografi

    The Poet of the East bagi masyarakat Barat, atau Allama Iqbal bagi rakyat Pakistan, atau Sir Allama Muhammad Iqbal bagi dunia internasional terlahir pada 9 November 1877 di kota Sialkot, India. Filsuf, sastrawan, ulama, ahli hukum, serta politisi ulung ini dikenal sebagai sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh baik dalam kesusastraan maupun politik dunia modern, khususnya Pakistan. Betapa tidak, berbagai ide dan bulir pemikiran filosofis, kesastraan, kenegaraan hingga religi yang disampaikan Muhammad Iqbal dalam berbagai karya besarnya turut mendasari terbentuknya Pakistan, negara Islam pertama di wilayah India dengan Muhammad Ali Jinnah sebagai presiden pertamanya.

    Mulai belajar membaca kitab suci umat muslim, Al-Qur’an, di usia 4 tahun, Iqbal menamatkan pendidikan formal pada Jurusan Bahasa Arab, Universitas Scotch Mission College, Sialkot, di bawah asuhan langsung Syekh Mir Hassan pada 1893. Dua tahun berikutnya, Muhammad Iqbal menerima gelar diploma setelah menempuh pendidikan pada Jurusan Seni, Universitas Murray, India.

    Tertarik dengan pemikiran dunia Barat, Iqbal melanjutkan pendidikan formal ke Eropa dan menerima beasiswa untuk belajar di Trinity College, Cambridge. Pada 1908, Iqbal berhasil menyelesaikan pendidikan doktoral bidang flsafat dari Ludwig Maximilian University, Munich, Jerman. Pada masa-masa menimba ilmu di Erop ini pemikiran Iqbal banyak terpengaruh filsul besar seperti Nietzsche, Bergson dan Goethe.

    Komposisi unik antara pemikiran tokoh tasawuf Timur, Jalaluddin M. Rumi, yang mendasari paham religi Iqbal sebelum berangkat ke Eropa dan tokoh filsafat 'anti-Tuhan' Barat, Friedrich Nietzsche, yang ikut mendasari paham filosofis Iqbal sekembalinya dari Eropa, melahirkan figur ulama sekaligus filsuf merangkap negarawan yang tulisan dan pemikirannya bakal mampu mengundang Muhammad Ali Jinnah turun dari pengasingannya di London untuk kembali memimpin gerakan Islam di India dan kelak mendirikan sekaligus memimpin Pakistan untuk pertama kali. Dan sekedar gulir-pikir belaka, sosok Iqbal dan berdirinya Pakistan bisa jadi merupakan anti-tesis puisi Rudyard Kipling kala bersabda 'Timur tetap Timur, dan Barat tetap Barat, takkan mungkin kembar ini pernah menyatu'.

    Usai kembali ke tanah airnya pada 1908, Iqbal membanjiri India, khususnya wilayah barat-laut yang majoritas populasi adalah muslim, dengan berbagai pemikiran dan tulisan terkait budaya, pendidikan, sosial ekonomi hingga sastra dan politik. Dikenal sangat kritis dan berani, nama Iqbal termasuk dalam deretan tokoh India yang menentang keterlibatan negaranya dalam Perang Dunia I.

    Sastrawan modern Pakistan ini juga tidak ragu melontarkan kritik tajam bahkan terhadap kondisi perpecahan dalam negaranya sendiri yang mengakibatkan terbaginya Kongres India menjadi dua bagian: fraksi pro-Inggris yang dipimpin oleh Muhammad Shafi dan fraksi sentral yang dipimpin Muhammad Ali Jinnah. Melihat kondisi ini, Iqbal tidak serta merta berpangku tangan dan sekedar berkoar dari jauh. Pada November 1926, politisi dengan kepedulian tinggi terhadap negaranya ini mencalonkan diri menjadi anggota Legislatif untuk distrik yang dihuni warga Muslim di Lahore sekaligus terlibat aktif sebagai anggota, dan nantinya Sekjen, organisasi intelektual Islam paling berpengaruh di India masa itu, Anjuman-e-Himayat-e-Islam.

    Allama Iqbal bekerja keras dan terus menyatakan dukungannya terhadap Ali Jinnah sekaligus bekerjasama dengan para petinggi muslim lainnya untuk menggabungkan kembali dua fraksi yang terpecah. Menjadi salah satu sosok paling berpengaruh dalam tubuh fraksi Kongres pimpinan Ali Jinnah, tidak membuat filsuf yang menikah tiga kali ini ragu-ragu untuk melayangkan kritik terhadap langkah kebijakan politik Ali Jinnah sendiri. Di balik tingginya kepercayaan Iqbal terhadap kepemimpinan Jinnah untuk mempersatukan populasi muslim di barat-laut India, tak urung Iqbal gamblang memprotes persetujuan politik Ali Jinnah dengan Sikandar Hyat Khan, pejabat Punjab yang disebut Iqbal sebagai representasi pejabat feudal yang menyimpang dari Islam.

    Sayang, sekitar 1933, sekembalinya dari perjalanan ke Spanyol dan Afganistan, Iqbal didakwa secara medis menderita penyakit tenggorakan yang aneh. Babak terakhir kehidupan sastrawan besar Pakistan ini dihabiskan dengan membantu Chaudhry Niaz Ali Khan mempelopori berdirinya Darul Islam Trust Institute yang berada di wilayah Jamalpur. Iqbal juga sering menziarahi darqah (kompleks makam) tokoh sufi besar Hazrat Ali Hujwiri di Lahore, Pakistan.

    Setelah menderita sekian lama tersebab penyakitnya, sang Penyair dari Timur ini berhenti menoreh tinta untuk selamanya pada 21 April 1938. Prof. Sir Allama Muhammad Iqbal, Ph.D disemayamkan di Hazuri Bagh, sebuah kebun tertutup yang terletak antara jalan masuk Masjid Badshahi dan Benteng Lahore, dan memperoleh penjagaan kenegaraan resmi dari pemerintah Pakistan.

    Riset dan analisis: Mochamad Nasrul Chotib - Diela K.

  • Pendidikan

    • Scotch Mission College, Sialkot, 1893
    • Diploma, Faculty of Arts, Murray College, Sialkot, 1895
    • Bachelor of Arts (Philosophy, English literature and Arabic), Government College, Lahore 1897
    • Masters of Arts, Government College, Lahore 1899
    • Punjab University, Lahore
    • Bachelor of Arts, Trinity College, Cambridge, 1906
    • PhD (filsafat), Ludwig Maximilian University, Munich, 1908

  • Karir

    • Staf pengajar, Government College, Lahore, 1899
    • Guru Besar Muda bidang Filsafat, Government College, Lahore, 1899 - 1905
    • Pengacara, The Honourable Society of Lincoln's Inn, 1906 - 1908
    • Guru Besar bidang Filsafat dan Sastra Inggris, Government College, Lahore, 1908
    • Pengacara Pengadilan Pusat, Lahore, 1908
    • Anggota, organisasi Anjuman-e-Himayat-e-Islam
    • Sekretaris Jendral, Anjuman-e-Himayat-e-Islam, 1919
    • Pelopor jurnal sejarah, politik, religi, dan budaya Islam di India, Tolu-e-Islam
    • Sastrawan
    • Filsuf
    • Ulama

  • Penghargaan

    • Medali, Khan Bahadurddin F.S. Jalaluddin, 1897
    • Dilantik dengan gelar 'Sir' oleh King George V, 1922
    • Dilantik sebagai 'Penyair Nasional' oleh pemerintah Pakistan

    Eponim:

    • Lagu ciptaan Iqbal, Tarana-e-Hind, dijadikan sebagai lagu kepahlawanan di India
    • Tanggal lahir Iqbal dijadikan sebagai Hari Libur Nasional Pemerintah Pakistan
    • Penamaan Kampus Allama Iqbal, Punjab University, Lahore
    • Penamaan, Allama Iqbal Medical College, Lahore,
    • Penamaan Stadion Iqbal di Faisalabad, Pakistan
    • Penamaan Universitas Terbuka Allama Iqbal, Pakistan
    • Penamaan Bandara Internasional Allama Iqbal, Lahore
    • Penamaan Gedung Allama Iqbal, Nishtar Medical College, Multan
    • Penamaan wilayah Kota Gulshan-e-Iqbal, Karachi
    • Penamaan Gedung Allama Iqbal, AMU, India
    • Pendirian Iqbal Academy untuk riset dan penelitian karya sastra dan filsafat Muhammad Iqbal, Pemerintah Pakistan (kerjasama lembaga publik lainnya)
    • Pendirian Masyarakat Perangko Allama Iqbal untuk promosi filateli dan hobi lainnya

Geser ke atas Berita Selanjutnya