Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Thomas Riley Marshall

Profil Thomas Riley Marshall | Merdeka.com

Thomas Riley Marshall telah banyak dikenal di Columbia City, Indiana, sebelum ia terpilih sebagai gubernur pada tahun 1908. Pria kelahiran 14 Maret 1854 ini adalah anak tunggal dari seorang dokter desa dan istrinya sakit-sakitan. Setelah pindah ke Illinois dan Kansas untuk kesehatan sang ibu, keluarga itu akhirnya kembali ke Indiana di mana Thomas bersekolah di Wabash College. Karena sejak muda ia telah bercita-cita untuk menjadi seorang pengacara, ia menghabiskan banyak waktu di ruang sidang untuk mendengarkan pengacara-politisi seperti Benjamin Harrison, Thomas Hendricks, dan Daniel Voorhees yang masing-masing di masa kemudian menjadi presiden, wakil presiden, dan senator. Marshall melanjutkan pendidikan di bidang hukum dan selanjutnya berpraktik di firma hukum di Columbia City. Awalnya ia adalah seorang peminum alkohol berat, tetapi kemudian berhenti sama sekali setelah pada usia 41 tahun ia menikah dengan Lois Kimsey, seorang deputi di kantor juru tulis di Indiana.

Ketika dinominasikan sebagai calon wakil presiden AS, awalnya Marshall menolak dengan alasan bahwa pekerjaan itu tidak memberinya cukup uang. Tetapi karena sang istri selalu ingin pergi ke Washington DC, Marshall pun berubah pikiran dan menerima tawaran itu. Masa jabatan pertama dilalui dengan mantab, namun masa jabatan kedua Marshall terbukti sulit. Pada bulan April 1917, Amerika Serikat memasuki Perang Dunia I, bergabung dengan pasukan sekutu melawan Jerman. Kemenangan di medan perang kemudian mendorong Amerika Serikat pada perundingan untuk mengakhiri perang dan menentukan masa depan Eropa dan dunia. Pada tanggal 4 Desember 1918, Presiden Wilson berlayar ke Perancis untuk menegosiasikan perjanjian perdamaian dan tinggal di sana sampai setelah Perjanjian Versailles ditandatangani. Selama absen terpanjang selama sejarah presiden Amerika Serikat itu, Marshall ditunjuk untuk memimpin rapat kabinet menggantikan presiden. Permintaan itu mengejutkan Marshall, tetapi beliau dengan gagah berani memenuhi panggilan tugas.

Marshall memimpin kabinet hanya sebentar saja, sebelum kemudian mengundurkan diri dengan alasan bahwa wakil presiden tidak bisa mempertahankan hubungan dengan badan eksekutif dan legislatif. Namun, ia telah mendirikan presiden pimpinan kabinet selama ketidakhadiran presiden, sehingga sangat sulit untuk memahami mengapa ia gagal untuk melaksanakan tugas yang sama pada bulan Oktober 1919, setelah Presiden Wilson menderita stroke paralitik.

Ketika kondisi presiden semakin memburuk dan dikabarkan dapat meninggal sewaktu-waktu, ia tidak bisa memaksa dirinya untuk bertindak, atau melakukan apa pun yang mungkin tampak ambisius atau tidak loyal kepada presidennya. Saat itu Menteri Luar Negeri Robert Lansing-lah yang bertekad untuk mengadakan pertemuan kabinet tanpa kehadiran presiden. Tanpa partisipasi presiden dan wakil presiden, kabinet bertemu secara teratur antara Oktober 1919 dan Februari 1920, dipimpin oleh Sekretaris Negara Lansing dan Menteri Keuangan Carter Glass. Ketika presiden Wilson pulih, ia menuding Lansing telah mencoba untuk mengusirnya dari kantor kepresidenan, meski sebelumnya beliau pernah mempercayakan rapat kabinet pada Marshall. Konstitusi menyatakan bahwa wakil presiden bisa mengambil alih tugas presiden jika presiden "tidak mampu untuk melaksanakan mandat" dan juga bagaimana prosedurnya.

Banyak sejarawan menyayangkan sikap presiden Wilson di akhir hayat dan masa pemerintahannya, karena meski telah lumpuh beliau enggan turun dari kursi kepresidenan; beliau menjadi kepala negara yang tidak dapat berfungsi maksimal, namun memiliki kekuasaan yang tak tersaingi. Jika presiden Wilson meninggal, Marshall tentu saja akan menjadi Presiden selama tujuh belas bulan. Setelah memimpin Senat selama lebih dari enam tahun, dan mengetahui seluk-beluknya, ia pasti menyadari betapa pentingnya kompromi dan mungkin akan mengusahakan rekonsiliasi antara Demokrat dan Partai Republik yang kerap berselisih paham. Memang, akhirnya Marshall memimpin Senat selama beberapa bulan yang panjang dan melelahkan.

Meskipun mendapat dukungan dari berbagai pihak, Marshall tidak pernah mengincar tempat Woodrow Wilson. Tahun-tahun di Washington telah meyakinkannya bahwa yang ia inginkan hanyalah kehendak baik orang lain daripada kemegahan atau kekuasaan dari kursi kepresidenan. Daripada bertindak sebagai presiden, atau bahkan memimpin pertemuan kabinet, Marshall berpuas diri dengan menggantikan Wilson sebagai tuan rumah untuk para bangsawan dan petinggi Eropa yang berkunjung ke Washington untuk menyampaikan terima kasih atas bantuan Amerika selama Perang Dunia I.

Walau publik mengisyaratkan bahwa ia akan menerima nominasi Demokrat untuk presiden pada 1920, hanya sedikit delegasi dari luar Indiana yang memberi suara untuknya. Sebaliknya, Demokrat mencalonkan James M. Cox dan Franklin D. Roosevelt, yang kalah telak dari Partai Republik dengan Warren G. Harding dan Calvin Coolidge. Marshall meninggalkan kantor presiden pada bulan Maret 1921 dan kembali ke Indiana. Pada tahun 1922 Presiden Harding menunjuknya untuk duduk dalam Federal Coal Commission untuk menyelesaikan masalah tenaga kerja di pertambangan batubara, tetapi sebaliknya Marshall bersikeras bahwa ia telah pensiun. Beliau meninggal saat berkunjung ke Washington pada tanggal 1 Juni 1925, pada usia 71 tahun.

 

Oleh: Swasti

Profil

  • Nama Lengkap

    Thomas Riley Marshall

  • Alias

    No Alias

  • Agama

  • Tempat Lahir

    North Manchester, Indiana, Amerika Serikat

  • Tanggal Lahir

    1854-03-24

  • Zodiak

    Aries

  • Warga Negara

    Amerika

  • Biografi

    Thomas Riley Marshall telah banyak dikenal di Columbia City, Indiana, sebelum ia terpilih sebagai gubernur pada tahun 1908. Pria kelahiran 14 Maret 1854 ini adalah anak tunggal dari seorang dokter desa dan istrinya sakit-sakitan. Setelah pindah ke Illinois dan Kansas untuk kesehatan sang ibu, keluarga itu akhirnya kembali ke Indiana di mana Thomas bersekolah di Wabash College. Karena sejak muda ia telah bercita-cita untuk menjadi seorang pengacara, ia menghabiskan banyak waktu di ruang sidang untuk mendengarkan pengacara-politisi seperti Benjamin Harrison, Thomas Hendricks, dan Daniel Voorhees yang masing-masing di masa kemudian menjadi presiden, wakil presiden, dan senator. Marshall melanjutkan pendidikan di bidang hukum dan selanjutnya berpraktik di firma hukum di Columbia City. Awalnya ia adalah seorang peminum alkohol berat, tetapi kemudian berhenti sama sekali setelah pada usia 41 tahun ia menikah dengan Lois Kimsey, seorang deputi di kantor juru tulis di Indiana.

    Ketika dinominasikan sebagai calon wakil presiden AS, awalnya Marshall menolak dengan alasan bahwa pekerjaan itu tidak memberinya cukup uang. Tetapi karena sang istri selalu ingin pergi ke Washington DC, Marshall pun berubah pikiran dan menerima tawaran itu. Masa jabatan pertama dilalui dengan mantab, namun masa jabatan kedua Marshall terbukti sulit. Pada bulan April 1917, Amerika Serikat memasuki Perang Dunia I, bergabung dengan pasukan sekutu melawan Jerman. Kemenangan di medan perang kemudian mendorong Amerika Serikat pada perundingan untuk mengakhiri perang dan menentukan masa depan Eropa dan dunia. Pada tanggal 4 Desember 1918, Presiden Wilson berlayar ke Perancis untuk menegosiasikan perjanjian perdamaian dan tinggal di sana sampai setelah Perjanjian Versailles ditandatangani. Selama absen terpanjang selama sejarah presiden Amerika Serikat itu, Marshall ditunjuk untuk memimpin rapat kabinet menggantikan presiden. Permintaan itu mengejutkan Marshall, tetapi beliau dengan gagah berani memenuhi panggilan tugas.

    Marshall memimpin kabinet hanya sebentar saja, sebelum kemudian mengundurkan diri dengan alasan bahwa wakil presiden tidak bisa mempertahankan hubungan dengan badan eksekutif dan legislatif. Namun, ia telah mendirikan presiden pimpinan kabinet selama ketidakhadiran presiden, sehingga sangat sulit untuk memahami mengapa ia gagal untuk melaksanakan tugas yang sama pada bulan Oktober 1919, setelah Presiden Wilson menderita stroke paralitik.

    Ketika kondisi presiden semakin memburuk dan dikabarkan dapat meninggal sewaktu-waktu, ia tidak bisa memaksa dirinya untuk bertindak, atau melakukan apa pun yang mungkin tampak ambisius atau tidak loyal kepada presidennya. Saat itu Menteri Luar Negeri Robert Lansing-lah yang bertekad untuk mengadakan pertemuan kabinet tanpa kehadiran presiden. Tanpa partisipasi presiden dan wakil presiden, kabinet bertemu secara teratur antara Oktober 1919 dan Februari 1920, dipimpin oleh Sekretaris Negara Lansing dan Menteri Keuangan Carter Glass. Ketika presiden Wilson pulih, ia menuding Lansing telah mencoba untuk mengusirnya dari kantor kepresidenan, meski sebelumnya beliau pernah mempercayakan rapat kabinet pada Marshall. Konstitusi menyatakan bahwa wakil presiden bisa mengambil alih tugas presiden jika presiden "tidak mampu untuk melaksanakan mandat" dan juga bagaimana prosedurnya.

    Banyak sejarawan menyayangkan sikap presiden Wilson di akhir hayat dan masa pemerintahannya, karena meski telah lumpuh beliau enggan turun dari kursi kepresidenan; beliau menjadi kepala negara yang tidak dapat berfungsi maksimal, namun memiliki kekuasaan yang tak tersaingi. Jika presiden Wilson meninggal, Marshall tentu saja akan menjadi Presiden selama tujuh belas bulan. Setelah memimpin Senat selama lebih dari enam tahun, dan mengetahui seluk-beluknya, ia pasti menyadari betapa pentingnya kompromi dan mungkin akan mengusahakan rekonsiliasi antara Demokrat dan Partai Republik yang kerap berselisih paham. Memang, akhirnya Marshall memimpin Senat selama beberapa bulan yang panjang dan melelahkan.

    Meskipun mendapat dukungan dari berbagai pihak, Marshall tidak pernah mengincar tempat Woodrow Wilson. Tahun-tahun di Washington telah meyakinkannya bahwa yang ia inginkan hanyalah kehendak baik orang lain daripada kemegahan atau kekuasaan dari kursi kepresidenan. Daripada bertindak sebagai presiden, atau bahkan memimpin pertemuan kabinet, Marshall berpuas diri dengan menggantikan Wilson sebagai tuan rumah untuk para bangsawan dan petinggi Eropa yang berkunjung ke Washington untuk menyampaikan terima kasih atas bantuan Amerika selama Perang Dunia I.

    Walau publik mengisyaratkan bahwa ia akan menerima nominasi Demokrat untuk presiden pada 1920, hanya sedikit delegasi dari luar Indiana yang memberi suara untuknya. Sebaliknya, Demokrat mencalonkan James M. Cox dan Franklin D. Roosevelt, yang kalah telak dari Partai Republik dengan Warren G. Harding dan Calvin Coolidge. Marshall meninggalkan kantor presiden pada bulan Maret 1921 dan kembali ke Indiana. Pada tahun 1922 Presiden Harding menunjuknya untuk duduk dalam Federal Coal Commission untuk menyelesaikan masalah tenaga kerja di pertambangan batubara, tetapi sebaliknya Marshall bersikeras bahwa ia telah pensiun. Beliau meninggal saat berkunjung ke Washington pada tanggal 1 Juni 1925, pada usia 71 tahun.

     

    Oleh: Swasti

  • Pendidikan

    Wabash College

  • Karir

    Wakil Presiden AS

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya