Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj

Profil Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj | Merdeka.com

Tuanku Abdul Rahman Putra Al-Haj Ibni Almarhum Sultan Abdul Hamid Halim Shah, adalah Menteri Kepala Federasi Malaya pada tahun 1955 dan juga merupakan Perdana Menteri pertama negara Malaysia sejak kemerdekaan pada tahun 1957. Tuanku tetap menjabat sebagai Perdana Menteri setelah Sabah, Sarawak, dan Singapura bergabung di federasi pada tahun 1963 dan membentuk negara Malaysia. Di Malaysia, Tuanku Abdul Rahman dianggap sebagai Bapak Kemerdekaan Malaysia.

Tuanku Abdul Rahman Putra Al-Haj lahir pada tanggal 8 Februari, 1903 di Alor Setar, Kedah. Tuanku adalah anak ke-7 dari Sultan Abdul Hamid Halim Shah, penguasa ke-24 Kedah dengan istrinya yang keempat, Che Manjalara (née Nueng Nonthanakorn). Bersama dengan ibunya dan saudaranya yang lain, Tuanku tinggal di istana. Sewaktu Tuanku masih kecil, wabah penyakit kolera dan malaria sedang merajalela sehingga menyebabkan dua saudara Tuanku dan kakak meninggal karena kolera sementara Tuanku sendiri menderita serangan malaria hingga akhirnya dia diungsikan ke London pada tahun 1920.

Pendidikan formal Tuanku dimulai ketika Tuanku berusia sekitar enam tahun di sekolah hanya SD Melayu di Alor Setar. Setelah itu, Tuanku ikut saudara laki-lakinya pergi ke Bangkok untuk melanjutkan sekolahnya. Di Bangkok, Tuanku diterima di Sekolah Debsirin. Pada tahun 1915, setelah saudara laki-lakinya meninggal akibat terkena pneunomia, Tuanku memutuskan untuk kembali ke Malaysia. Sekembalinya ke istana, Tuanku kemudian dimasukkan oleh ibunya ke Penang Free School. Di sekolah ini, Tuanku berhasil memperoleh beasiswa untuk melanjutkan studinya di Cambridge University. Pada tahun 1924, Tuanku berhasil menyelesaikan ujiannya dengan baik dan lulus dengan gelar BA. Atas saran saudara laki-lakinya, Tuanku yang sempat berniat pulang ke Malaysia mengurungkan niatnya dan kembali ke London untuk melanjutkan studinya di London pada tahun 1926.

Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian studinya, Tuanku akhirnya kembali ke Malaysia dimana dia kemudian diterima menjadi pegawai negeri Kedah. Pada tahun 1947, Tuanku kembali ke Inggris untuk melakukan pelatihan hukum. Pada tahun 1949, dia pulang ke negerinya dan diangkat menjadi deputi jaksa penuntut umum di Departemen Hukum Federal Malaysia. Tuanku mengundurkan diri dari jabatan di Departemen Hukum pada tahun 1951 karena Tuanku memutuskan untuk memasuki dunia politik. Tuanku melakukan langkah pertamanya di dunia politik dengan menjadi presiden Amerika Organisasi Nasional Melayu (UMNO). Dia kembali terpilih menjadi pemimpin partai tersebut melalui Kongres India Melayu pada tahun 1955. Di tahun itu juga, partai yang dipimpinnya itu berhasil keluar sebagi pemenang dalam pemilihan umum tahun 1955. Hal ini menjadikan Tuanku diangkat sebagai perdana menteri pertama.

Setelah terpilih, tugas pertama yang harus dilaksanakan oleh Tuanku adalah mengusahakan kemerdekaan. Pada bulan Januari 1956, Tuanku memutuskan pergi ke London dan merundingkan kemerdekaan yang telah dijanjikan pemerintah Inggris pada bulan Agustus 1957. Hingga akhirnya kemerdekaan didapatkan, Tuanku tetap menjabat sebagai perdana menteri hingga pemerintahan federasi Malaysia dibentuk pada tahun 1963. Pada bulan September 1970, satu tahun setelah pecahnya kerusuhan antara Cina dan Melayu menyusul pemilihan dimana China telah membuat kemajuan, Tuanku melepaskan jabatannya sebagai perdana menteri dan digantikan oleh Abdul Razak.

Riset dan Analisa: Fathimatuz Zahroh

Last Update: 17 Maret 2014

Profil

  • Nama Lengkap

    Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj

  • Alias

    No Alias

  • Agama

    Islam

  • Tempat Lahir

    Istana Tiga Tingkat, Alor Setar, Kedah, Malaysia

  • Tanggal Lahir

    1903-02-06

  • Zodiak

    Aquarius

  • Warga Negara

    Malaysia

  • Ayah

    Sultan Abdul Hamid Halim Shah

  • Biografi

    Tuanku Abdul Rahman Putra Al-Haj Ibni Almarhum Sultan Abdul Hamid Halim Shah, adalah Menteri Kepala Federasi Malaya pada tahun 1955 dan juga merupakan Perdana Menteri pertama negara Malaysia sejak kemerdekaan pada tahun 1957. Tuanku tetap menjabat sebagai Perdana Menteri setelah Sabah, Sarawak, dan Singapura bergabung di federasi pada tahun 1963 dan membentuk negara Malaysia. Di Malaysia, Tuanku Abdul Rahman dianggap sebagai Bapak Kemerdekaan Malaysia.

    Tuanku Abdul Rahman Putra Al-Haj lahir pada tanggal 8 Februari, 1903 di Alor Setar, Kedah. Tuanku adalah anak ke-7 dari Sultan Abdul Hamid Halim Shah, penguasa ke-24 Kedah dengan istrinya yang keempat, Che Manjalara (née Nueng Nonthanakorn). Bersama dengan ibunya dan saudaranya yang lain, Tuanku tinggal di istana. Sewaktu Tuanku masih kecil, wabah penyakit kolera dan malaria sedang merajalela sehingga menyebabkan dua saudara Tuanku dan kakak meninggal karena kolera sementara Tuanku sendiri menderita serangan malaria hingga akhirnya dia diungsikan ke London pada tahun 1920.

    Pendidikan formal Tuanku dimulai ketika Tuanku berusia sekitar enam tahun di sekolah hanya SD Melayu di Alor Setar. Setelah itu, Tuanku ikut saudara laki-lakinya pergi ke Bangkok untuk melanjutkan sekolahnya. Di Bangkok, Tuanku diterima di Sekolah Debsirin. Pada tahun 1915, setelah saudara laki-lakinya meninggal akibat terkena pneunomia, Tuanku memutuskan untuk kembali ke Malaysia. Sekembalinya ke istana, Tuanku kemudian dimasukkan oleh ibunya ke Penang Free School. Di sekolah ini, Tuanku berhasil memperoleh beasiswa untuk melanjutkan studinya di Cambridge University. Pada tahun 1924, Tuanku berhasil menyelesaikan ujiannya dengan baik dan lulus dengan gelar BA. Atas saran saudara laki-lakinya, Tuanku yang sempat berniat pulang ke Malaysia mengurungkan niatnya dan kembali ke London untuk melanjutkan studinya di London pada tahun 1926.

    Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian studinya, Tuanku akhirnya kembali ke Malaysia dimana dia kemudian diterima menjadi pegawai negeri Kedah. Pada tahun 1947, Tuanku kembali ke Inggris untuk melakukan pelatihan hukum. Pada tahun 1949, dia pulang ke negerinya dan diangkat menjadi deputi jaksa penuntut umum di Departemen Hukum Federal Malaysia. Tuanku mengundurkan diri dari jabatan di Departemen Hukum pada tahun 1951 karena Tuanku memutuskan untuk memasuki dunia politik. Tuanku melakukan langkah pertamanya di dunia politik dengan menjadi presiden Amerika Organisasi Nasional Melayu (UMNO). Dia kembali terpilih menjadi pemimpin partai tersebut melalui Kongres India Melayu pada tahun 1955. Di tahun itu juga, partai yang dipimpinnya itu berhasil keluar sebagi pemenang dalam pemilihan umum tahun 1955. Hal ini menjadikan Tuanku diangkat sebagai perdana menteri pertama.

    Setelah terpilih, tugas pertama yang harus dilaksanakan oleh Tuanku adalah mengusahakan kemerdekaan. Pada bulan Januari 1956, Tuanku memutuskan pergi ke London dan merundingkan kemerdekaan yang telah dijanjikan pemerintah Inggris pada bulan Agustus 1957. Hingga akhirnya kemerdekaan didapatkan, Tuanku tetap menjabat sebagai perdana menteri hingga pemerintahan federasi Malaysia dibentuk pada tahun 1963. Pada bulan September 1970, satu tahun setelah pecahnya kerusuhan antara Cina dan Melayu menyusul pemilihan dimana China telah membuat kemajuan, Tuanku melepaskan jabatannya sebagai perdana menteri dan digantikan oleh Abdul Razak.

    Riset dan Analisa: Fathimatuz Zahroh

    Last Update: 17 Maret 2014

  • Pendidikan

    • Maktab Sultan Abdul Hamid Alor Setar (1911)
    • Penang Free School, Penang (1916)
    • Cambridge University (1924)
    • Inner Temple, London (1926)

  • Karir

  • Penghargaan

    • Order of the Companions of Honour (CH) by Queen Elizabeth II (1961)
    • Order of Australia (1987)

Geser ke atas Berita Selanjutnya