Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Vincenzo Iaquinta

Profil Vincenzo Iaquinta, Berita Terbaru Terkini | Merdeka.com

Para penggemar Juventus pasti takkan pernah melewatkan pemain sepakbola asal Cutro, provinsi Crotone, Italia ini. Lahir di tahun 1979, nama Vincenzo Iaquinta kerap dikenal sebagai striker klub Italia ber-jersey garis-garis hitam putih ini.

Namun jauh sebelum masa keemasannya bersama Juventus, Iaquinta muda mengawali karirnya bersama klub Reggiolo di tahun 1996. Tak sendiri, sang penyerang muda bergabung dalam tim ini bersama sang kakak hingga tahun 1997, sebelum akhirnya pindah ke klub Serie B, Calcio Paldova setahun kemudian. Bersama Reggiolo, Iaquinta berhasil mencetak 6 gol dalam 33 kali kemunculan selama satu setengah musim.

Kepindahannya ke Calcio Paldova tak bertahan lama. Bersama klub yang mempertemukannya dengan pemain bola Italia legendaris Alessandro Del Piero, Iaquinta hanya bertahan enam bulan, dengan 13 kali kemunculan dan 3 gol. Walau tak begitu cemerlang, sang striker berhasil mengejutkan banyak pihak ketika 'terjual' ke klub Serie C1, Castel di Sangro Calcio.

Bersama Castel di Sangro, Iaquinta bertahan cukup lama sebagai striker, tepatnya selama dua musim, sepanjang 1998 hingga 2000. Dalam 52 pertandingan yang dilakoninya, Iaquinta berhasil menjebol gawang lawannya sebanyak 8 kali. Karena penampilannya yang dinilai baik, klub Seri A, Udinese Calcio pun tertarik menyewanya.

Udinese adalah batu loncatan terpenting sepanjang karir Iaquinta. Sang striker tercatat memberikan performa-performa terbaik saat bergabung bersama klub Serie A ini, dengan 16 pertandingan (2 gol) di musim pertama, 26 pertandingan dengan 3 gol di musim berikutnya, hingga akhirnya mencetak 11 angka di musim ketiganya. Di musim keempat, Iaquinta tak hanya berhasil memberikan 8 gol dari 28 pertandingan, tapi juga membuat timnya lolos kualifikasi untuk berlaga di Eropa.

Karirnya makin bersinar di lapangan hijau bersama Udinese. 11 gol dan 15 gol disarangkannya ke gawang lawan dalam 32 pertandingan yang dilanjutkan dengan 39 penampilan berikutnya di sepanjang tahun 2003-2004. Musim keenam bersama Udinese membawa kenangan tak terlupakan bagi pria berambut gelap ini. Tidak hanya hat-trick dalam pertandingan UEFA Champions League yang berhasil dilakoninya, tapi juga 17 gol lainnya dalam 34 pertandingan.

Walau pada awalnya Iaquinta menolak memperpanjang kontraknya, akhirnya sang striker setuju untuk tetap bersama Udinese untuk 3 tahun ke depan, hingga 2007. Tak sia-sia kontrak barunya ini, karena Iaquinta berhasil menyumbangkan 14 gol dalam 30 pertandingan terakhirnya bersama Udinese. Melihat bakat secemerlang ini, akhirnya tim raksasa Eropa, Juventus, tertarik untuk menggaetnya.

Dengan kontrak senilai 11,3 juta euro, Iaquinta pun resmi mengenakan seragam kebesaran Juventus, mulai 19 Juni 2007. Sayangnya, di tahun-tahun awal dirinya bergabung dengan tim ini, tak banyak kesempatan diraihnya untuk unjuk gigi di lapangan hijau, seringnya karena dirinya duduk sebagai cadangan bagi para striker legendaris Juventus, seperti Alessandro Del Piero dan David Trezeguet. Ketika kedua legenda lapangan hijau ini berhasil menyumbangkan 41 gol dalam duet mereka di Seri A, Iaquinta menyumbangkan 9 gol impresifnya, termasuk salah satu yang dicetaknya di menit-menit terakhir melawan Napoli, yang membawa Juve ke posisi pemenang.

Posisinya bersama Juventus sempat terancam ketika tim ini menyewa Amauri, striker asal Brazil, yang disebut-sebut akan membuat Iaquinta hengkang dan Juventus. Nyatanya, tak ada yang terjadi karena Iaquinta tetap berlaga bersama Juve sepanjang musim 2008-2009, yang diteruskan dengan kontrak untuk 4 tahun berikutnya.

Walau tidak berada di posisi striker unggulan, Iaquinta masih mampu menyuguhkan permainan cemerlangnya saat Amauri ataupun Trezeguet cedera. Tak lama setelahnya striker asal Cutro ini lebih sering bermain dan membela Juventus, terutama karena adanya perselisihan antara Trezeguet dan pelatih utama, Claudio Ranieri. Selanjutnya Iaquinta sempat bermain dalam 38 pertandingan berhiaskan 16 gol.

Di bawah asuhan pelatih baru, Antonio Conte di tahun 2011, beberapa pemain, seperti Amauri dan Luca Toni sama sekali tak dimainkan, hingga akhirnya Iaquinta menjadi orang ketiga yang hengkang 31 Januari di tahun yang sama. Sejak tanggal tersebut, Iaquinta resmi bergabung dengan A. C. Cesena sebagai pemain pinjaman sampai akhir musim 2012. Di akhir musim tersebut, sang striker kembali ke 'rumah'nya, Juventus, walaupun mendapat tawaran menggiurkan dari berbagai klub, hingga kontraknya habis di tahun 2013. Menjelang habis kontrak ini, Iaquinta tidak diturunkan, maupun berada dalam list pemain Juventus yang ada dalam situs resminya.

Riset dan analisis: Ellyana Mayasari

Profil

  • Nama Lengkap

    Vincenzo Iaquinta

  • Alias

    No Alias

  • Agama

  • Tempat Lahir

    Cutro, Italia

  • Tanggal Lahir

    1979-11-21

  • Zodiak

    Scorpion

  • Warga Negara

    Italia

  • Biografi

    Para penggemar Juventus pasti takkan pernah melewatkan pemain sepakbola asal Cutro, provinsi Crotone, Italia ini. Lahir di tahun 1979, nama Vincenzo Iaquinta kerap dikenal sebagai striker klub Italia ber-jersey garis-garis hitam putih ini.

    Namun jauh sebelum masa keemasannya bersama Juventus, Iaquinta muda mengawali karirnya bersama klub Reggiolo di tahun 1996. Tak sendiri, sang penyerang muda bergabung dalam tim ini bersama sang kakak hingga tahun 1997, sebelum akhirnya pindah ke klub Serie B, Calcio Paldova setahun kemudian. Bersama Reggiolo, Iaquinta berhasil mencetak 6 gol dalam 33 kali kemunculan selama satu setengah musim.

    Kepindahannya ke Calcio Paldova tak bertahan lama. Bersama klub yang mempertemukannya dengan pemain bola Italia legendaris Alessandro Del Piero, Iaquinta hanya bertahan enam bulan, dengan 13 kali kemunculan dan 3 gol. Walau tak begitu cemerlang, sang striker berhasil mengejutkan banyak pihak ketika 'terjual' ke klub Serie C1, Castel di Sangro Calcio.

    Bersama Castel di Sangro, Iaquinta bertahan cukup lama sebagai striker, tepatnya selama dua musim, sepanjang 1998 hingga 2000. Dalam 52 pertandingan yang dilakoninya, Iaquinta berhasil menjebol gawang lawannya sebanyak 8 kali. Karena penampilannya yang dinilai baik, klub Seri A, Udinese Calcio pun tertarik menyewanya.

    Udinese adalah batu loncatan terpenting sepanjang karir Iaquinta. Sang striker tercatat memberikan performa-performa terbaik saat bergabung bersama klub Serie A ini, dengan 16 pertandingan (2 gol) di musim pertama, 26 pertandingan dengan 3 gol di musim berikutnya, hingga akhirnya mencetak 11 angka di musim ketiganya. Di musim keempat, Iaquinta tak hanya berhasil memberikan 8 gol dari 28 pertandingan, tapi juga membuat timnya lolos kualifikasi untuk berlaga di Eropa.

    Karirnya makin bersinar di lapangan hijau bersama Udinese. 11 gol dan 15 gol disarangkannya ke gawang lawan dalam 32 pertandingan yang dilanjutkan dengan 39 penampilan berikutnya di sepanjang tahun 2003-2004. Musim keenam bersama Udinese membawa kenangan tak terlupakan bagi pria berambut gelap ini. Tidak hanya hat-trick dalam pertandingan UEFA Champions League yang berhasil dilakoninya, tapi juga 17 gol lainnya dalam 34 pertandingan.

    Walau pada awalnya Iaquinta menolak memperpanjang kontraknya, akhirnya sang striker setuju untuk tetap bersama Udinese untuk 3 tahun ke depan, hingga 2007. Tak sia-sia kontrak barunya ini, karena Iaquinta berhasil menyumbangkan 14 gol dalam 30 pertandingan terakhirnya bersama Udinese. Melihat bakat secemerlang ini, akhirnya tim raksasa Eropa, Juventus, tertarik untuk menggaetnya.

    Dengan kontrak senilai 11,3 juta euro, Iaquinta pun resmi mengenakan seragam kebesaran Juventus, mulai 19 Juni 2007. Sayangnya, di tahun-tahun awal dirinya bergabung dengan tim ini, tak banyak kesempatan diraihnya untuk unjuk gigi di lapangan hijau, seringnya karena dirinya duduk sebagai cadangan bagi para striker legendaris Juventus, seperti Alessandro Del Piero dan David Trezeguet. Ketika kedua legenda lapangan hijau ini berhasil menyumbangkan 41 gol dalam duet mereka di Seri A, Iaquinta menyumbangkan 9 gol impresifnya, termasuk salah satu yang dicetaknya di menit-menit terakhir melawan Napoli, yang membawa Juve ke posisi pemenang.

    Posisinya bersama Juventus sempat terancam ketika tim ini menyewa Amauri, striker asal Brazil, yang disebut-sebut akan membuat Iaquinta hengkang dan Juventus. Nyatanya, tak ada yang terjadi karena Iaquinta tetap berlaga bersama Juve sepanjang musim 2008-2009, yang diteruskan dengan kontrak untuk 4 tahun berikutnya.

    Walau tidak berada di posisi striker unggulan, Iaquinta masih mampu menyuguhkan permainan cemerlangnya saat Amauri ataupun Trezeguet cedera. Tak lama setelahnya striker asal Cutro ini lebih sering bermain dan membela Juventus, terutama karena adanya perselisihan antara Trezeguet dan pelatih utama, Claudio Ranieri. Selanjutnya Iaquinta sempat bermain dalam 38 pertandingan berhiaskan 16 gol.

    Di bawah asuhan pelatih baru, Antonio Conte di tahun 2011, beberapa pemain, seperti Amauri dan Luca Toni sama sekali tak dimainkan, hingga akhirnya Iaquinta menjadi orang ketiga yang hengkang 31 Januari di tahun yang sama. Sejak tanggal tersebut, Iaquinta resmi bergabung dengan A. C. Cesena sebagai pemain pinjaman sampai akhir musim 2012. Di akhir musim tersebut, sang striker kembali ke 'rumah'nya, Juventus, walaupun mendapat tawaran menggiurkan dari berbagai klub, hingga kontraknya habis di tahun 2013. Menjelang habis kontrak ini, Iaquinta tidak diturunkan, maupun berada dalam list pemain Juventus yang ada dalam situs resminya.

    Riset dan analisis: Ellyana Mayasari

  • Pendidikan

  • Karir

    • Reggiolo (1996–1997)
    • Padova (1998)
    • Castel di Sangro (1998–2000)
    • Udinese (2000–2007)
    • Juventus (2007–2013)
    • Cesena (2012)
    • Timnas Italia (2005–2010)

  • Penghargaan

    • Membela Italia di Piala Dunia 2006

Geser ke atas Berita Selanjutnya