Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

AM Fatwa

Profil AM Fatwa | Merdeka.com

Andi Mappethang Fatwa, atau yang biasa dikenal dengan AM Fatwa, adalah seorang menteri yang menjabat sebagai Ketua Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Daerah ke-3 di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

Dia lahir di Bone, Sulawesi Selatan, 12 Februari 1939. Sejak 1 Oktober 2014 lalu, jabatannya sebagai Anggota Dewan Perwakilan Daerah RI di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berakhir. Fatwa dianggap sebagai sosok yang memiliki sikap kritis pada zaman Orde Lama dan Orde Baru. Hal tersebut didapat dari pengalaman pendidikan Latihan Militer di Sekolah Dasar Perwira Komando (Sedaspako) KKO-AL (Marinir), Surabaya, tahun 1966.

Fatwa pernah mendekam di penjara selama 18 tahun, namun dijalani efektif 9 tahun karena mendapat amnesti dari tuntutan seumur hidup karena kasus Lembaran Putih Peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984. Kala itu dia melakukan khutbah politik yang sangat tajam ke arah Orde baru.

Memang, Fatwa memiliki keahlian dalam urusan berdiplomasi. Tak heran jika dia kerap dipercaya untuk memimpin delegasi ke sejumlah negara asing. Dia juga berperan dalam hubungan diplomatik Indonesia dengan China, merintis dibukanya kedutaan RI di Tripoli Libya, dan menjadi koordinator grup kerjasama bilateral parlemen Indonesia dan Portugal.

Riset dan analisis oleh Yoga Tri Priyanto.

Profil

  • Nama Lengkap

    AM Fatwa

  • Alias

    Andi Mappethang Fatwa

  • Agama

    Islam

  • Tempat Lahir

    Bone, Sulawesi Selatan

  • Tanggal Lahir

    1939-02-12

  • Zodiak

    Aquarius

  • Warga Negara

    Indonesia

  • Biografi

    Andi Mappethang Fatwa, atau yang biasa dikenal dengan AM Fatwa, adalah seorang menteri yang menjabat sebagai Ketua Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Daerah ke-3 di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

    Dia lahir di Bone, Sulawesi Selatan, 12 Februari 1939. Sejak 1 Oktober 2014 lalu, jabatannya sebagai Anggota Dewan Perwakilan Daerah RI di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berakhir. Fatwa dianggap sebagai sosok yang memiliki sikap kritis pada zaman Orde Lama dan Orde Baru. Hal tersebut didapat dari pengalaman pendidikan Latihan Militer di Sekolah Dasar Perwira Komando (Sedaspako) KKO-AL (Marinir), Surabaya, tahun 1966.

    Fatwa pernah mendekam di penjara selama 18 tahun, namun dijalani efektif 9 tahun karena mendapat amnesti dari tuntutan seumur hidup karena kasus Lembaran Putih Peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984. Kala itu dia melakukan khutbah politik yang sangat tajam ke arah Orde baru.

    Memang, Fatwa memiliki keahlian dalam urusan berdiplomasi. Tak heran jika dia kerap dipercaya untuk memimpin delegasi ke sejumlah negara asing. Dia juga berperan dalam hubungan diplomatik Indonesia dengan China, merintis dibukanya kedutaan RI di Tripoli Libya, dan menjadi koordinator grup kerjasama bilateral parlemen Indonesia dan Portugal.

    Riset dan analisis oleh Yoga Tri Priyanto.

  • Pendidikan

    • Sarjana Muda (BA), IAIN Jakarta, 1963.
    • Sarjana Muda (BA) Publisistik, Universitas Ibnu Khaldun, Jakarta, 1964.
    • S1 Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan Universitas 17 Agustus (Untag), Surabaya/Jakarta 1970.
    • Kursus Staf dan Kepemimpinan Pegawai Pemda DKI Jakarta, 1975.
    • Latihan Militer di Sekolah Dasar Perwira Komando (Sedaspako) KKO-AL (Marinir), Surabaya, 1966.
    • Kursus Pelatihan Manajemen di LPPM, Jakarta, 1979/1980.

  • Karir

    • Imam Tentara, Wakil Kepala Dinas Rohani Islam KKO-AL (Marinir) Komando Wilayah Timur di Surabaya, 1967-1970
    • Kepala Sub Direktorat Pembinaan Masyarakat Direktorat Politik Pemda DKI Jakarta/Staf Khusus untuk masalah-masalah agama dan politik Gubernur Ali Sadikin, 1970-1979
    • Staf Khusus Menteri Agama Tarmizi Taher, 1996-1998
    • Wakil Ketua DPR RI Periode 1999-2004
    • Wakil Ketua MPR RI Periode 2004-2009
    • Anggota DPD RI dari DKI Jakarta periode 2009-2014
    • Ketua Badan Kehormatan DPD RI Periode 2012-2014

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya