Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Alfred Lord Tennyson

Profil Alfred Lord Tennyson | Merdeka.com

Terlahir dalam sebuah keluarga besar, Alfred Tennyson, atau nantinya lebih dikenal sebagai Baron Tennyson, adalah anak keempat dari 12 bersaudara yang tinggal di pinggiran kota Sommersby, Lincolnshire, Inggris. Ayahnya, George Clayton Tennyson, dikenal sebagai seorang rektor sekaligus pecinta seni dan sastra.

Dibesarkan dalam atmosfir yang sangat kental dengan kedekatan terhadap berbagai bentuk seni dan sastra, Alfred dan sebelas saudaranya tumbuh bersama literatur klasik dan karya besar pada jamannya hingga tidak heran pada usia ke-17, buku kumpulan puisi buah karya Tennyson dan saudaranya telah diterbitkan di berbagai toko buku lokal.

Mengikuti pendidikan formal di Louth Grammar School dan beberapa sekolah lokal lainnya, pada 1827, Tennyson muda meneruskan jenjang pendidikan tingginya di  Trinity College. Di akademi ini, sastrawan kelahiran 1809 ini bertemu dan bergabung dengan perkumpulan rahasia yang menamai diri mereka sebagai The Cambridge Apostles. Dua tahun berikutnya, atau pada 1829, penyair yang juga penganut paham agnostik ini berhasil memperoleh penghargaan Chancellor’s Gold Medal untuk tulisannya, Timbuctoo.

Gaya syair Tennyson yang cenderung memilih sajak pendek dipenuhi rima yang pekat sering kali dianggap terlalu sentimental oleh banyak kritikus. Namun, justru kekhasan tersebut juga membuat sajak dan puisi Tennyson cepat dikenali, karenanya, dinikmati pecinta seni dan sastra pada masanya.

Pasca meninggalnya sang ayah pada 1831, Tennyson kembali ke rumah keluarganya untuk menjaga ibu dan saudara perempuannya. Pada saat ini, Tennyson bertemu dan menjalin hubungan dekat dengan Arthur Hallam, tunangan salah satu saudara perempuannya sendiri, Emilia. Namun, hanya berjalan dua tahun kekariban tersebut berjalan, angka tahun 1833 bisa disebut sebagai tahun terburuk bagi Tennyson: kritik pedas untuk kumpulan puisi keduanya dan Arthur Hallam meninggal akibat pendarahan otak.

Momentum kepergian Hallam seolah menjadi katalis bagi kehidupan Tennyson dan menginspirasi sejumlah tulisan yang kelak bakal menjadi mahakarya seperti ‘In The Valley of Cauteretz’ dan “In Memoriam A.H.H.”.

Pada 1840, Tennyson pindah ke pusat kesastraan Inggris saat itu, London, dan melanjutkan menulis puisi. Dua tahun berikutnya, kumpulan puisi yang diterbitkan Tennyson menuai sukses besar.
   
Sekitar pertengahan abad ke-19 bisa disebut sebagai tahun Tennyson. Pada 1850, mahakarya yang didedikasikan untuk mengenang Arthur Hallam resmi terbit dan dengan cepat meraih popularitas yang mengangkat nama penyairnya sendiri. Pada tahun yang sama, Tennyson diangkat sebagai Penyair Negara, atau Poet Laureate, menggantikan sastrawan besar Inggris, William Wordsworth. Masih pada tahun yang sama pula, Tennyson menikah dengan Emily Sellwood dan nantinya dikaruniai dua putra, Hallam dan Lionel Tennyson.

Selama bertindak selaku Poet Laureate, Tennyson menerbitkan sejumlah karya yang membuat namanya makin dikenal publik Inggris seperti “Charge of the Light Brigade”, “Form, Riflemen, Form”, “Ask Me No More” dan “Lancelot and Elaine”.

Pada 1883, Tennyson memperoleh gelar First Baron dan resmi menyandangkan awalan Lord pada namanya. Setahun berikutnya, sastrawan kanon ini bergabung ke dalam Parlemen Inggris sambil tetap menulis beberapa karya terakhirnya.
   
Lord Baron Alfed Tennyson wafat pada 6 Oktober 1892 di Aldworth dan disemayamkan di pemakaman Westminster Abbey.

Riset dan Analisis: Mamor Adi Pradhana - Mochamad Nasrul Chotib

Last update: 30/10/2013 15:30

Profil

  • Nama Lengkap

    Alfred Lord Tennyson

  • Alias

    Lord Tennyson

  • Agama

  • Tempat Lahir

    Sommersby, Linconshire, Inggris

  • Tanggal Lahir

    1809-08-06

  • Zodiak

    Leo

  • Warga Negara

    Inggris

  • Biografi

    Terlahir dalam sebuah keluarga besar, Alfred Tennyson, atau nantinya lebih dikenal sebagai Baron Tennyson, adalah anak keempat dari 12 bersaudara yang tinggal di pinggiran kota Sommersby, Lincolnshire, Inggris. Ayahnya, George Clayton Tennyson, dikenal sebagai seorang rektor sekaligus pecinta seni dan sastra.

    Dibesarkan dalam atmosfir yang sangat kental dengan kedekatan terhadap berbagai bentuk seni dan sastra, Alfred dan sebelas saudaranya tumbuh bersama literatur klasik dan karya besar pada jamannya hingga tidak heran pada usia ke-17, buku kumpulan puisi buah karya Tennyson dan saudaranya telah diterbitkan di berbagai toko buku lokal.

    Mengikuti pendidikan formal di Louth Grammar School dan beberapa sekolah lokal lainnya, pada 1827, Tennyson muda meneruskan jenjang pendidikan tingginya di  Trinity College. Di akademi ini, sastrawan kelahiran 1809 ini bertemu dan bergabung dengan perkumpulan rahasia yang menamai diri mereka sebagai The Cambridge Apostles. Dua tahun berikutnya, atau pada 1829, penyair yang juga penganut paham agnostik ini berhasil memperoleh penghargaan Chancellor’s Gold Medal untuk tulisannya, Timbuctoo.

    Gaya syair Tennyson yang cenderung memilih sajak pendek dipenuhi rima yang pekat sering kali dianggap terlalu sentimental oleh banyak kritikus. Namun, justru kekhasan tersebut juga membuat sajak dan puisi Tennyson cepat dikenali, karenanya, dinikmati pecinta seni dan sastra pada masanya.

    Pasca meninggalnya sang ayah pada 1831, Tennyson kembali ke rumah keluarganya untuk menjaga ibu dan saudara perempuannya. Pada saat ini, Tennyson bertemu dan menjalin hubungan dekat dengan Arthur Hallam, tunangan salah satu saudara perempuannya sendiri, Emilia. Namun, hanya berjalan dua tahun kekariban tersebut berjalan, angka tahun 1833 bisa disebut sebagai tahun terburuk bagi Tennyson: kritik pedas untuk kumpulan puisi keduanya dan Arthur Hallam meninggal akibat pendarahan otak.

    Momentum kepergian Hallam seolah menjadi katalis bagi kehidupan Tennyson dan menginspirasi sejumlah tulisan yang kelak bakal menjadi mahakarya seperti ‘In The Valley of Cauteretz’ dan “In Memoriam A.H.H.”.

    Pada 1840, Tennyson pindah ke pusat kesastraan Inggris saat itu, London, dan melanjutkan menulis puisi. Dua tahun berikutnya, kumpulan puisi yang diterbitkan Tennyson menuai sukses besar.
       
    Sekitar pertengahan abad ke-19 bisa disebut sebagai tahun Tennyson. Pada 1850, mahakarya yang didedikasikan untuk mengenang Arthur Hallam resmi terbit dan dengan cepat meraih popularitas yang mengangkat nama penyairnya sendiri. Pada tahun yang sama, Tennyson diangkat sebagai Penyair Negara, atau Poet Laureate, menggantikan sastrawan besar Inggris, William Wordsworth. Masih pada tahun yang sama pula, Tennyson menikah dengan Emily Sellwood dan nantinya dikaruniai dua putra, Hallam dan Lionel Tennyson.

    Selama bertindak selaku Poet Laureate, Tennyson menerbitkan sejumlah karya yang membuat namanya makin dikenal publik Inggris seperti “Charge of the Light Brigade”, “Form, Riflemen, Form”, “Ask Me No More” dan “Lancelot and Elaine”.

    Pada 1883, Tennyson memperoleh gelar First Baron dan resmi menyandangkan awalan Lord pada namanya. Setahun berikutnya, sastrawan kanon ini bergabung ke dalam Parlemen Inggris sambil tetap menulis beberapa karya terakhirnya.
       
    Lord Baron Alfed Tennyson wafat pada 6 Oktober 1892 di Aldworth dan disemayamkan di pemakaman Westminster Abbey.

    Riset dan Analisis: Mamor Adi Pradhana - Mochamad Nasrul Chotib

    Last update: 30/10/2013 15:30

  • Pendidikan

  • Karir

    • Sastrawan

  • Penghargaan

    • Chancellor’s Gold Medal

Geser ke atas Berita Selanjutnya