Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Ariel Sharon

Profil Ariel Sharon, Berita Terbaru Terkini | Merdeka.com

Terkenal sebagai seorang yang kejam dengan tragedi pembantaian Qibya pada 13 Oktober 1953 yang menewaskan 96 orang Palestina oleh Unit 101 serta pembantaian Sabra dan Shatila di Libanon yang menewaskan sekitar 3000-3500 jiwa pada 1982, Ariel Sharon disebut-sebut sebagai pemimpin dari pembantaian sadis tersebut. Ia adalah mantan Perdana Menteri Israel yang hingga kini mengalami koma akibat sakit stroke yang dialaminya pada tahun 2006. 

Mengawali karir politik, Sharon bergabung dengan Knesset, parlemen Israel, sebagai anggota pada tahun 1973. Sebentar saja, setahun berikutnya ia memilih untuk hengkang dan menjadi Penasehat Keamanan bagi Perdana Menteri Yitzhak Rabin. Pada tahun 1977, ia kembali pada Knesset dan menerima jabatan sebagai Menteri Pertanian lalu beralih menjadi Menteri Pertahanan saat perang Lebanon yang terjadi antara Israel dan Lebanon pada 1981-1983. Dianggap sukses menjadi seorang politisi, setahun berikutnya, pria kelahiran Kfar Malal, British Mandate of Palestine, 26 Februari 1928 ini kemudian beralih peran menjadi Menteri Industri dan Perdagangan pada tahun 1984-1990 dilanjutkan menjadi Menteri Infrastruktur Nasional selama dua tahun. 

Dikenal sebagai pribadi yang tegas, Sharon berulang kali berganti jabatan hingga akhirnya berhasil duduk sebagai Perdana Menteri Israel yang kesebelas pada tahun 2001. 

Jauh sebelum nama Sharon banyak dikenal luas, pada umur 17 tahun, ia mulai bergabung dengan kelompok mafia Haganah yang biasa meneror kelompok rakyat Palestina. Berlanjut pada usia 20 tahun dimana ia diangkat menjadi seorang komandan infanteri Israel dalam Brigade Alexandroni. Menjadi seorang komandan bukan berarti ia bisa hidup tenang dengan anak buah yang berjaga, saat akan membakar sebuah ladang, Sharon sempat tertembak rentetan peluru dari warga Palestina yang hampir saja merenggut nyawanya. Nama Sharon kemudian dikenal saat ia terlibat dalam Perang Enam Hari atau biasa disebut perang Arab-Israel 1967 yang melibatkan gabungan tiga negara Arab yakni Mesir, Yordania, dan Suriah; dan perang Yom Kippur atau biasa dikenal dengan sebutan Perang Ramadan, perang yang terjadi antara pasukan Israel melawan koalisi negara-negara Arab yang dipimpin oleh Mesir dan Suriah.

Selain menjadi seorang komandan, lulusan Universitas Ibrani Yerussalem ini sempat menjadi pemimpin partai politik Likud, sebuah partai terbesar dalam koalisi pemerintah yang ada dalam parlemen Israel. Namun, pada tahun 2005, ia menyatakan mundur akibat masalah internal dan kemudian ia membentuk partai baru, Kadima.

Pada tahun 2005, Sharon mengalami pendarahan otak di samping stroke dan serangan jantung yang menyerangnya secara bersamaan. Operasi dilakukan untuk mengeluarkan gumpalan darah pada otaknya. Namun, operasi tersebut ternyata memberikan efek koma bagi Sharon. Hingga kini, dokter yang merawat Sharon pun hanya bisa menyatakan bahwa Sharon masih bertahan hidup, namun ia koma. Tercatat selama enam tahun Sharon koma dan hanya bisa berbaring di rumah sakit dekat peternakannya.

 

Riset dan Analisa: Atiqoh Hasan

Profil

  • Nama Lengkap

    Ariel Sharon

  • Alias

    Sharon

  • Agama

  • Tempat Lahir

    Kfar Malal, British Mandate of Palestine

  • Tanggal Lahir

    1928-02-26

  • Zodiak

    Pisces

  • Warga Negara

    Israel

  • Istri

    Margalith, Lily Sharon

  • Biografi

    Terkenal sebagai seorang yang kejam dengan tragedi pembantaian Qibya pada 13 Oktober 1953 yang menewaskan 96 orang Palestina oleh Unit 101 serta pembantaian Sabra dan Shatila di Libanon yang menewaskan sekitar 3000-3500 jiwa pada 1982, Ariel Sharon disebut-sebut sebagai pemimpin dari pembantaian sadis tersebut. Ia adalah mantan Perdana Menteri Israel yang hingga kini mengalami koma akibat sakit stroke yang dialaminya pada tahun 2006. 

    Mengawali karir politik, Sharon bergabung dengan Knesset, parlemen Israel, sebagai anggota pada tahun 1973. Sebentar saja, setahun berikutnya ia memilih untuk hengkang dan menjadi Penasehat Keamanan bagi Perdana Menteri Yitzhak Rabin. Pada tahun 1977, ia kembali pada Knesset dan menerima jabatan sebagai Menteri Pertanian lalu beralih menjadi Menteri Pertahanan saat perang Lebanon yang terjadi antara Israel dan Lebanon pada 1981-1983. Dianggap sukses menjadi seorang politisi, setahun berikutnya, pria kelahiran Kfar Malal, British Mandate of Palestine, 26 Februari 1928 ini kemudian beralih peran menjadi Menteri Industri dan Perdagangan pada tahun 1984-1990 dilanjutkan menjadi Menteri Infrastruktur Nasional selama dua tahun. 

    Dikenal sebagai pribadi yang tegas, Sharon berulang kali berganti jabatan hingga akhirnya berhasil duduk sebagai Perdana Menteri Israel yang kesebelas pada tahun 2001. 

    Jauh sebelum nama Sharon banyak dikenal luas, pada umur 17 tahun, ia mulai bergabung dengan kelompok mafia Haganah yang biasa meneror kelompok rakyat Palestina. Berlanjut pada usia 20 tahun dimana ia diangkat menjadi seorang komandan infanteri Israel dalam Brigade Alexandroni. Menjadi seorang komandan bukan berarti ia bisa hidup tenang dengan anak buah yang berjaga, saat akan membakar sebuah ladang, Sharon sempat tertembak rentetan peluru dari warga Palestina yang hampir saja merenggut nyawanya. Nama Sharon kemudian dikenal saat ia terlibat dalam Perang Enam Hari atau biasa disebut perang Arab-Israel 1967 yang melibatkan gabungan tiga negara Arab yakni Mesir, Yordania, dan Suriah; dan perang Yom Kippur atau biasa dikenal dengan sebutan Perang Ramadan, perang yang terjadi antara pasukan Israel melawan koalisi negara-negara Arab yang dipimpin oleh Mesir dan Suriah.

    Selain menjadi seorang komandan, lulusan Universitas Ibrani Yerussalem ini sempat menjadi pemimpin partai politik Likud, sebuah partai terbesar dalam koalisi pemerintah yang ada dalam parlemen Israel. Namun, pada tahun 2005, ia menyatakan mundur akibat masalah internal dan kemudian ia membentuk partai baru, Kadima.

    Pada tahun 2005, Sharon mengalami pendarahan otak di samping stroke dan serangan jantung yang menyerangnya secara bersamaan. Operasi dilakukan untuk mengeluarkan gumpalan darah pada otaknya. Namun, operasi tersebut ternyata memberikan efek koma bagi Sharon. Hingga kini, dokter yang merawat Sharon pun hanya bisa menyatakan bahwa Sharon masih bertahan hidup, namun ia koma. Tercatat selama enam tahun Sharon koma dan hanya bisa berbaring di rumah sakit dekat peternakannya.

     

    Riset dan Analisa: Atiqoh Hasan

  • Pendidikan

    • Universitas Ibrani, Yerussalem
    • Camberley Staff College, Inggris
    • Universitas Tel Aviv

  • Karir

    • Perdana Menteri Israel, 2001-2006
    • Menteri Luar Negeri, 1998-1999
    • Menteri Infrastruktur Nasional, 1996-1999
    • Menteri Infrastruktur Nasional, 1992-1994
    • Menteri Industri dan Perdagangan, 1984-1990
    • Menteri Pertahanan, 1981-1983

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya