Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Beatrix

Profil Beatrix | Merdeka.com

Nama yang disandang oleh Ratu Beatrix saat lahir adalah Princess Beatrix Wilhelmina Armgard of the Netherlands, Princess of Orange-Nassau, Princess of Lippe-Biesterfeld. Dia lahir di Soestdijk Palace di Baarn, Belanda, dari pasangan Putri Juliana dengan Pangeran Bernhard of Lippe-Biesterfeld. Dia merupakan putri pertama pasangan putri dan pangeran tersebut. Saat berusia satu tahun, barulah Putri Irene, adik pertamanya, lahir.

Ketika pecah Perang Dunia II di Belanda pada tahun 1940, Keluarga Kerajaan Belanda terbang ke London, Inggris. Satu bulan kemudian, Beatrix dibawa ke Ottawa, Kanada, bersama sang ibu dan adik. Keluarga itu hidup di Stornoway Residence. Sebagai rasa terima kasih atas perlindungan yang diberikan padanya dan anak-anaknya, Juliana melakukan pengiriman tulip ke pemerintah Kanada setiap musim semi. Konon inilah awal dari Festival Tulip Kanada. 

Keluarga itu kembali ke Belanda pada 2 Agustus 1945. Pada 6 September 1948, sang ibu, Juliana, menggantikan neneknya, Wilhelmina, sebagai Ratu Belanda. Beatrix pun menjadi putri mahkota yang dipersiapkan untuk menggantikan Juliana pada umur sepuluh tahun.

Pada usia 18 tahun, Beatrix mulai kuliah di Leiden University. Dia mengambil jurusan hukum dan mempelajari tentang sosiologi, yurisprudensi, ekonomi, sejarah parlemen, dan undang-undang konstitusional. Dalam kuliahnya, Beatrix juga menghadiri kuliah tentang budaya Suriname dan Antiles Belanda, Piagam Kerajaan Belanda, masalah hubungan internasional, hukum internasional, sejarah, dan hukum Eropa.

Beatrix muda amat aktif. Dia sempat mengunjungi berbagai organisasi internasional dan Eropa di Jenewa, Paris, Strasbourg, dan Brussels. Dia juga merupakan anggota aktif Female Union for Students in Leiden yang sekarang dikenal sebagai L.S.V. Minerva. 

Pada tahun 1959, Beatrix lulus ujian pendahuluan dan mendapatkan gelar Sarjana Hukumnya pada bulan Juli 1961. Kelak pada tahun 2005, Beatrix dianugerahi gelar Honorary Doctorate dari Leiden University.

Pada tahun 1965, Putri Beatrix bertunangan dengan seorang bangsawan Jerman, Claus von Amsberg. Claus sendiri adalah seorang diplomat yang bekerja untuk Kantor Luar Negeri Jerman. Pernikahan mereka yang dilangsungkan pada tanggal 10 Maret 1966 mendapatkan protes keras. Bahkan bom asap pun sempat dilontarkan ke kereta pernikahan mereka, menyebabkan terjadinya kerusuhan di jalan. Rupanya, protes dilakukan karena Claus dianggap memiliki hubungan dengan Nazi. Namun, seiring waktu berjalan, Pangeran Claus menjadi salah satu anggota Kerajaan Belanda yang paling populer. Banyak yang merasa kehilangan karena kematiannya pada tahun 2002 silam.

Juliana turun tahta pada 30 April 1980 dan digantikan oleh Beatrix. Pengaruhnya di luar negaranya cukup besar. Bahkan Beatrix yang meyakinkan agar Kedutaan Besar Belanda dapat dibuka di Jordan.

Pada tanggal 6 Oktober 2002, suami Ratu Beatrix meninggal setelah menderita sakit menahun. Satu setengah tahun kemudian, ibu Ratu Beatrix meninggal karena penyakit senile dementia. Disusul oleh sang ayah yang meninggal pada Desember 2004 karena kanker.

Pada 30 April 2009, Ratu dan keluarga kerajaan Belanda sempat shock karena adanya percobaan pembunuhan. Mereka dijadikan target tabrakan mobil oleh seseorang bernama Karst Tates. Tates menabrakkan mobilnya saat dilangsungkan parade di Apeldoorn, namun gagal menabrak bus yang mengangkut Ratu. Lima orang tewas terbunuh di lokasi penabrakan, dua korban dan penyerang meninggal setelah itu. Keluarga kerjaan tidak terluka namun amat terpukul dengan kejadian tersebut. Kejadian ini merupakan serangan fisik pertama atas keluarga kerajaan Belanda di era modern.

Pada 10 Januari 2012 lalu, Ratu Beatrix mengunjungi Masjid Syekh Zaid bin Sultan Al Nahayan di Abu Dhabi. Kunjungan itu menimbulkan kontroversi karena Ratu mengenakan jilbab untuk menutupi kepalanya. Berbagai media Belanda berbondong-bondong menyorot Ratu mereka itu.

Geert Wilders, pemimpin Partai untuk Kebebasan PVV, yang dikenal anti Islam, tal ayal mengecam tindakan Ratu Beatrix. Dia menunding Beatrix menyetujui penindasan terhadap perempuan.

Untuk PVV, jilbab adalah simbol islamisasi, penindasan, dan diskriminasi terhadap perempuan. Karenanya, dengan memakai jilbab, PVV menganggap Beatrix melegitimasi penindasan perempuan.

Namun, Menlu Belanda, Uri Rosenthal, mengatakan bahwa apa yang dilakukan Ratu Beatrix saat mengunjungi masjid itu bukanlah sebuah masalah. Itu bukan hal yang salah untuk dilakukan karena Ratu menyesuaikan diri dengan tempat yang dikunjunginya.

 

Oleh : Noviana Indah

Profil

  • Nama Lengkap

    Beatrix

  • Alias

    Beatrix Wilhelmina Armgard | Beatrix of Netherland

  • Agama

    Kristen

  • Tempat Lahir

    Baarn, Belanda

  • Tanggal Lahir

    1938-01-31

  • Zodiak

    Aquarius

  • Warga Negara

    Belanda

  • Ibu

    Juliana of the Netherlands

  • Ayah

    Bernhard of Lippe-Biesterfeld

  • Suami

    Claus von Amsberg

  • Anak

    Pangeran Willem-Alexander, Pangeran Friso, Pangeran Constantijn

  • Biografi

    Nama yang disandang oleh Ratu Beatrix saat lahir adalah Princess Beatrix Wilhelmina Armgard of the Netherlands, Princess of Orange-Nassau, Princess of Lippe-Biesterfeld. Dia lahir di Soestdijk Palace di Baarn, Belanda, dari pasangan Putri Juliana dengan Pangeran Bernhard of Lippe-Biesterfeld. Dia merupakan putri pertama pasangan putri dan pangeran tersebut. Saat berusia satu tahun, barulah Putri Irene, adik pertamanya, lahir.

    Ketika pecah Perang Dunia II di Belanda pada tahun 1940, Keluarga Kerajaan Belanda terbang ke London, Inggris. Satu bulan kemudian, Beatrix dibawa ke Ottawa, Kanada, bersama sang ibu dan adik. Keluarga itu hidup di Stornoway Residence. Sebagai rasa terima kasih atas perlindungan yang diberikan padanya dan anak-anaknya, Juliana melakukan pengiriman tulip ke pemerintah Kanada setiap musim semi. Konon inilah awal dari Festival Tulip Kanada. 

    Keluarga itu kembali ke Belanda pada 2 Agustus 1945. Pada 6 September 1948, sang ibu, Juliana, menggantikan neneknya, Wilhelmina, sebagai Ratu Belanda. Beatrix pun menjadi putri mahkota yang dipersiapkan untuk menggantikan Juliana pada umur sepuluh tahun.

    Pada usia 18 tahun, Beatrix mulai kuliah di Leiden University. Dia mengambil jurusan hukum dan mempelajari tentang sosiologi, yurisprudensi, ekonomi, sejarah parlemen, dan undang-undang konstitusional. Dalam kuliahnya, Beatrix juga menghadiri kuliah tentang budaya Suriname dan Antiles Belanda, Piagam Kerajaan Belanda, masalah hubungan internasional, hukum internasional, sejarah, dan hukum Eropa.

    Beatrix muda amat aktif. Dia sempat mengunjungi berbagai organisasi internasional dan Eropa di Jenewa, Paris, Strasbourg, dan Brussels. Dia juga merupakan anggota aktif Female Union for Students in Leiden yang sekarang dikenal sebagai L.S.V. Minerva. 

    Pada tahun 1959, Beatrix lulus ujian pendahuluan dan mendapatkan gelar Sarjana Hukumnya pada bulan Juli 1961. Kelak pada tahun 2005, Beatrix dianugerahi gelar Honorary Doctorate dari Leiden University.

    Pada tahun 1965, Putri Beatrix bertunangan dengan seorang bangsawan Jerman, Claus von Amsberg. Claus sendiri adalah seorang diplomat yang bekerja untuk Kantor Luar Negeri Jerman. Pernikahan mereka yang dilangsungkan pada tanggal 10 Maret 1966 mendapatkan protes keras. Bahkan bom asap pun sempat dilontarkan ke kereta pernikahan mereka, menyebabkan terjadinya kerusuhan di jalan. Rupanya, protes dilakukan karena Claus dianggap memiliki hubungan dengan Nazi. Namun, seiring waktu berjalan, Pangeran Claus menjadi salah satu anggota Kerajaan Belanda yang paling populer. Banyak yang merasa kehilangan karena kematiannya pada tahun 2002 silam.

    Juliana turun tahta pada 30 April 1980 dan digantikan oleh Beatrix. Pengaruhnya di luar negaranya cukup besar. Bahkan Beatrix yang meyakinkan agar Kedutaan Besar Belanda dapat dibuka di Jordan.

    Pada tanggal 6 Oktober 2002, suami Ratu Beatrix meninggal setelah menderita sakit menahun. Satu setengah tahun kemudian, ibu Ratu Beatrix meninggal karena penyakit senile dementia. Disusul oleh sang ayah yang meninggal pada Desember 2004 karena kanker.

    Pada 30 April 2009, Ratu dan keluarga kerajaan Belanda sempat shock karena adanya percobaan pembunuhan. Mereka dijadikan target tabrakan mobil oleh seseorang bernama Karst Tates. Tates menabrakkan mobilnya saat dilangsungkan parade di Apeldoorn, namun gagal menabrak bus yang mengangkut Ratu. Lima orang tewas terbunuh di lokasi penabrakan, dua korban dan penyerang meninggal setelah itu. Keluarga kerjaan tidak terluka namun amat terpukul dengan kejadian tersebut. Kejadian ini merupakan serangan fisik pertama atas keluarga kerajaan Belanda di era modern.

    Pada 10 Januari 2012 lalu, Ratu Beatrix mengunjungi Masjid Syekh Zaid bin Sultan Al Nahayan di Abu Dhabi. Kunjungan itu menimbulkan kontroversi karena Ratu mengenakan jilbab untuk menutupi kepalanya. Berbagai media Belanda berbondong-bondong menyorot Ratu mereka itu.

    Geert Wilders, pemimpin Partai untuk Kebebasan PVV, yang dikenal anti Islam, tal ayal mengecam tindakan Ratu Beatrix. Dia menunding Beatrix menyetujui penindasan terhadap perempuan.

    Untuk PVV, jilbab adalah simbol islamisasi, penindasan, dan diskriminasi terhadap perempuan. Karenanya, dengan memakai jilbab, PVV menganggap Beatrix melegitimasi penindasan perempuan.

    Namun, Menlu Belanda, Uri Rosenthal, mengatakan bahwa apa yang dilakukan Ratu Beatrix saat mengunjungi masjid itu bukanlah sebuah masalah. Itu bukan hal yang salah untuk dilakukan karena Ratu menyesuaikan diri dengan tempat yang dikunjunginya.

     

    Oleh : Noviana Indah

  • Pendidikan

    • Leiden University

  • Karir

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya