Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Caltex

Profil Caltex, Berita Terbaru Terkini | Merdeka.com

Caltex merupakan pemasok bahan bakar transportasi dan penyulingan minyak terkemuka di dunia. Caltex telah berdiri sejak tahun 1936 yang merupakan perusahaan hasil merger antara Socak dan Texaco yang keduanya adalah perusahaan minyak asal Amerika Serikat. Sejak berdiri perusahaan ini langsung berusaha untuk melebarkan sayap bisnis-nya ke negara-negara internasional lainnya. Terbukti setahun setelahnya Caltex langsung memulai bisnis-nya di Malaysia pada tahun 1937.

Di Malaysia Caltex memasarkan pelumas melalui kantor cabang di Singapura. Hingga sekarang, Caltex telah memiliki bahan bakar minyak dan solar di Singapura, Kolombo, Shanghai, Hong Kong dan Durban serta ratusan stasiun layanan lainnya. Pada tahun 1945 saja, kilang minyak di Bahrain telah meningkat hingga mencapai 115.000 barel per hari.

Setelah Perang Dunia sekitar tahun 1947, membuka layanan pengisian bahan bakar. Cabang perusahaan yang ada di Arab Saudi yang berlabel California Arabian Standard Oil Co. menjadi produsen minyak paling produktif di dunia. Selain itu, Caltex juga menjalin kerjasama dengan kilang minyak Jepang untuk memperkokoh kedudukannya di Jepang sejak tahun 1949. Di Jepang, Caltex juga mengakuisisi  Nippon Oil Corporation yang merupakan anak perusahaan dari Tokyo Tanker Co. pada tahun 1951. Pada tahun 1952, Caltex kembali membangun cabang bisnisnya dengan memperkenalkan American Overseas Petroleum Ltd.

Pada tahun 1954, Caltex juga merambah hingga ke Asia. Filipina merupakan negara tujuan pertama Caltex. Caltex membangun Batangas Refinery yang merupakan kilang minyak pertama yang ada di Filipina. Tak hanya itu, Caltex juga mendirikan kilang minyak Kurnell di negara tetangga Australia pada tahun 1956. Perkembangan bisnis Caltex memang berjalan sangat cepat.

Terbukti pada tahun 1960 saja, Caltex telah berhasil beroperasi di lebih dari 70 negara di dunia. Pada tahun 1968, Caltex kembali menjalin kerjasama dengan Lucky Chemical Goldstar Group. Dari kerjasama ini dihasilkan sebuah kesepakatan perusahaan yang berganti nama menjadi Caltex Petroleum Corp. Selanjutnya pada tahun 1977, Caltex mulai membuka penawaran di pasar terbuka dan menjadi pelopor dalam perjanjian Sullivan Principles anti-apartheid.

Anak perusahaan di Asia juga dibuka di Singapura sejak tahun 1980 yang dilanjutkan dengan pembelian Golden Fleece Petroleum. Di Thailand, Caltex bermitra dengan perusahaan minyak Summit Oil Co. dan memiliki 120 cabang di Thailand. Dengan hadir-nya Caltex dapat memenuhi kebutuhan dalam usaha pertumbuhan di negara-negara Pasifik. Pada tahun 1995, Caltex juga mengakuisisi Ampol Ltd. yang menekankan pada perdagangan, logistik, dan pemasaran bunker serta bahan bakar penerbangan dan pelumas. Tiga tahun kemudian, perusahaan kembali mengganti nama menjadi Caltex Corp seiring dengan berpindahnya kantor pusat ke Singapura.

Pada tahun 2000, Caltex mendapat penghargaan pertama yakni Global Headquarters Award. Dengan penghargaan yang di dapat menjadi motivasi bagi perusahaan untuk terus menciptakan terobosan baru, seperti menambahkan fasilitas LPG di beberapa kantor cabang-nya. Pada 2001, Caltex menjadi bagian dari ChevronTexaco Corp. yang memberikan keuntungan yang signifikan bagi perusahaan. Dengan proses akuisisi ini, perusahaan kemudian berganti nama kembali untuk kesekian kali-nya menjadi Chevron Corporation yang resmi dipakai sejak tahun 2005. Hingga tahun 2010, Caltex telah menjelma menjadi salah satu perusahaan energi terkemuka d dunia.

Riset dan analisa oleh Tryning Rahayu Setya W.

Last update: 09:50 16/11/2013

Profil

  • Nama Lengkap

    Caltex

  • Alias

    No Alias

  • Agama

  • Tempat Lahir

  • Tanggal Lahir

    0000-00-00

  • Zodiak

    -

  • Warga Negara

    Amerika Serikat

  • Biografi

    Caltex merupakan pemasok bahan bakar transportasi dan penyulingan minyak terkemuka di dunia. Caltex telah berdiri sejak tahun 1936 yang merupakan perusahaan hasil merger antara Socak dan Texaco yang keduanya adalah perusahaan minyak asal Amerika Serikat. Sejak berdiri perusahaan ini langsung berusaha untuk melebarkan sayap bisnis-nya ke negara-negara internasional lainnya. Terbukti setahun setelahnya Caltex langsung memulai bisnis-nya di Malaysia pada tahun 1937.

    Di Malaysia Caltex memasarkan pelumas melalui kantor cabang di Singapura. Hingga sekarang, Caltex telah memiliki bahan bakar minyak dan solar di Singapura, Kolombo, Shanghai, Hong Kong dan Durban serta ratusan stasiun layanan lainnya. Pada tahun 1945 saja, kilang minyak di Bahrain telah meningkat hingga mencapai 115.000 barel per hari.

    Setelah Perang Dunia sekitar tahun 1947, membuka layanan pengisian bahan bakar. Cabang perusahaan yang ada di Arab Saudi yang berlabel California Arabian Standard Oil Co. menjadi produsen minyak paling produktif di dunia. Selain itu, Caltex juga menjalin kerjasama dengan kilang minyak Jepang untuk memperkokoh kedudukannya di Jepang sejak tahun 1949. Di Jepang, Caltex juga mengakuisisi  Nippon Oil Corporation yang merupakan anak perusahaan dari Tokyo Tanker Co. pada tahun 1951. Pada tahun 1952, Caltex kembali membangun cabang bisnisnya dengan memperkenalkan American Overseas Petroleum Ltd.

    Pada tahun 1954, Caltex juga merambah hingga ke Asia. Filipina merupakan negara tujuan pertama Caltex. Caltex membangun Batangas Refinery yang merupakan kilang minyak pertama yang ada di Filipina. Tak hanya itu, Caltex juga mendirikan kilang minyak Kurnell di negara tetangga Australia pada tahun 1956. Perkembangan bisnis Caltex memang berjalan sangat cepat.

    Terbukti pada tahun 1960 saja, Caltex telah berhasil beroperasi di lebih dari 70 negara di dunia. Pada tahun 1968, Caltex kembali menjalin kerjasama dengan Lucky Chemical Goldstar Group. Dari kerjasama ini dihasilkan sebuah kesepakatan perusahaan yang berganti nama menjadi Caltex Petroleum Corp. Selanjutnya pada tahun 1977, Caltex mulai membuka penawaran di pasar terbuka dan menjadi pelopor dalam perjanjian Sullivan Principles anti-apartheid.

    Anak perusahaan di Asia juga dibuka di Singapura sejak tahun 1980 yang dilanjutkan dengan pembelian Golden Fleece Petroleum. Di Thailand, Caltex bermitra dengan perusahaan minyak Summit Oil Co. dan memiliki 120 cabang di Thailand. Dengan hadir-nya Caltex dapat memenuhi kebutuhan dalam usaha pertumbuhan di negara-negara Pasifik. Pada tahun 1995, Caltex juga mengakuisisi Ampol Ltd. yang menekankan pada perdagangan, logistik, dan pemasaran bunker serta bahan bakar penerbangan dan pelumas. Tiga tahun kemudian, perusahaan kembali mengganti nama menjadi Caltex Corp seiring dengan berpindahnya kantor pusat ke Singapura.

    Pada tahun 2000, Caltex mendapat penghargaan pertama yakni Global Headquarters Award. Dengan penghargaan yang di dapat menjadi motivasi bagi perusahaan untuk terus menciptakan terobosan baru, seperti menambahkan fasilitas LPG di beberapa kantor cabang-nya. Pada 2001, Caltex menjadi bagian dari ChevronTexaco Corp. yang memberikan keuntungan yang signifikan bagi perusahaan. Dengan proses akuisisi ini, perusahaan kemudian berganti nama kembali untuk kesekian kali-nya menjadi Chevron Corporation yang resmi dipakai sejak tahun 2005. Hingga tahun 2010, Caltex telah menjelma menjadi salah satu perusahaan energi terkemuka d dunia.

    Riset dan analisa oleh Tryning Rahayu Setya W.

    Last update: 09:50 16/11/2013

  • Pendidikan

  • Karir

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya