Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Mabutu Sese Seko

Profil Mabutu Sese Seko | Merdeka.com

Mobutu Sese Seko Nkuku Ngbendu wa Za Banga, lebih dikenal dengan nama Mobutu atau Mobutu Sese Seko adalah Presiden Republik Demokratis Kongo yang menjabat dari tahun 1965 – 1997. Selama menjabat, Mobutu, yang mengambil posisi anti komunis, membentuk pemerintahan yang otoritatif, mengumpulkan kekayaan pribadi yang berlimpah, dan berusaha untuk menghapuskan pengaruh budaya kolonial di Kongo.
Lahir pada tanggal 14 Oktober 1930 di Lisala, Kongo Belgia, Mobutu bersekolah di Sekolah Christian Brothers, sekolah asrama misi Katolik. Mobutu mendapatkan nilai yang baik, mendominasi dalam olahraga, dan memimpin koran sekolahnya. Namun di tahun 1949 Mobutu dikirim ke Force Publique (FP), tentara angkatan darat Kongo Belgia, untuk dilatih sebagai tentara sebagai bentuk hukuman setelah sempat kabur dari sekolah selama beberapa minggu.
Kehidupan tentara membawa disiplin pada Mobutu. Dia memuaskan keinginan belajarnya dengan meminjam koran-koran Eropa dari perwira Belgia dan buku dari manapun, untuk kemudian dia baca ketika sedang bertugas jaga maupun di waktu luangnya. Tulisan kesukaannya berasal dari buah pikiran Presiden Prancis Charles de Gaulle, Perdana Menteri Inggris Winston Churchill dan filsuf Itali Niccolo Machiavelli.
Setelah lulus kursus akunting, Mobutu menyeriusi bidang jurnalistik. Sebagai tentara Mobutu menjadi penulis politik kontemporer dengan nama samaran untuk majalah Actunigalites Africaines. Ia berhenti dari angkatan darat di tahun 1956 untuk menjadi jurnalis purna waktu bagi L’Avernir, surat kabar kota Leopoldville . Pekerjaannya ini membuatanya bertemu banyak orang muda Kongo yang menentang peraturan pemerintah kolonial. Dia menjadi akrab dengan Patrice Lumumba sampai akhirnya menjadi sekretarisnya pribadinya. Setelah diberikan kemerdekaan pada tanggal 30 Juni 1960, dibentuklah pemerintahan koalisi yang dipimpin oleh Lumumba sebagai perdana menteri dan Joseph Kasa-Vubu sebagai presiden. Lumumba mengangkat Mobutu sebagai Ketua Staff tentara Kongo.
Niat pemerintah Belgia untuk tetap mempertahankan akses mereka kepada tambang-tambang Kongo membuat kerusuhan merebak di  bagian selatan Kongo. Lumumba tidak yakin tentara PBB dapat membantu menekan kerusuhan sehingga ia meminta bantuan pada Uni Soviet. Kasa-Vubu yang tidak senang dengan kedatangan tentara Soviet memecat Lumumba. Lumumba yang marah besar memecat Kasa-Vubu. Mereka berdua memerintahkan Mobutu untuk menahan yang lainnya. Pada tanggal 14 September 1960, Mobutu melakukan kudeta. Rezim baru menempatkan Lumumba dalam tahanan rumah dan mempertahankan Kasa-Vubu sebagai presiden. Kasa-Vubu mempromosikan Mobutu sebagai Mayo Jendral pada tanggal 23 Januari 1961.
Pada tanggal 25 November 1965, Jenderal Mobutu melakukan kudeta untuk yang kedua kalinya ketika kembali terjadi perebutan kekuasaan antara Kasa-Vubu dengan Perdana Menteri Moise Tshombe. Dibawah nama pemerintahan darurat, Mobutu mengambil alih kekuasaan absolut. Parlemen dihapuskan, jumlah propinsi dikurangi dan otonomi mereka dibatasi sehingga menciptakan negara yang sangat terpusat.
Pada tahun 1967 berdirilah partai Gerakan Revolusi Populer (MPR) yang hingga tahun 1990 menjadi satu-satunya partai politik di Kongo. Keanggotaan adalah wajib untuk semua warga negara. MPR memiliki doktrin nasionalisme, revolusi dan otentisitas.
Terlahir dengan nama Joseph-Desire Mobutu, Mobutu mengganti namanya menjadi Mobutu Sese Seko Nkuku Ngbendu Wa Za Banga yang berarti “Pejuang perkasa yang karena kekuatan dan keinginannya untuk menang, memenangkan taklukan demi taklukan, meninggalkan api di belakangnya”
Di masa awalnya memerintah, Mobutu mengkonsolidasikan kekuasaan dengan menghukum lawan-lawan politiknya di muka umum. Contohnya ketika menghukum gantung mantan Perdana Menteri Evariste Kimba dengan tuduhan merencanakan kudeta di hadapan 50,000 penonton.Mobutu kemudian berganti taktik baru dibawah pepatah “Jagalah agar temanmu selalu dekat dan musuhmu lebih dekat lagi” dengan berbaik hati kepada lawan politiknya. Taktik lain Mobutu termasuk menahan dan terkadang menyiksa anggota pemerintah untuk kemudian diampuni dan diberikan posisi yang lebih tinggi.
Kekayaan Mobutu di tahun 1984 ditaksir senilai US$ 5 Milyar, hampir setara dengan jumlah hutang luar negeri Zaire pada saat itu. Ia memiliki satu kompi kendaraan merek Mercedes-Benz yang ia gunakan untuk berkendara dari satu istana ke lainnya, sementara kondisi jalanan Zaire sangat buruk dan kebanyakan warga negaranya kelaparan. Mobutu kadang menyewa pesawat Concorde dari maskapai Air France untuk keperluan pribadi seperti belanja ke Paris baginya dan keluarganya.
Infrastruktur kolaps, dan banyak pegawai negeri yang tidak digaji selama berbulan-bulan sementara uang yang beredar masuk ke kantong Mobutu, keluarganya, dan politisi papan atas maupun pemimpin militer. Hanya Divisi Spesial Presiden, yang menjaga keselamatannya, yang dibayar reguler secara cukup. Ungkapan menyedihkan namun tepat untuk kondisi ini adalah bahwa pegawai negeri pura-pura bekerja sementara negara pura-pura membayar mereka.
Pemerintahan Mobutu digulingkan di tahun 1997 oleh pemberontak dari suku Tutsi. Negara Zaire kembali pada nama Republik Demokratik Kongo.
Pemerintahan Mobutu mendapatkan reputasi sebagai salah satu contoh dunia mengenai budaya klepto dan nepotisme. Mobutu Sese Seko meninggal pada tanggal 7 September 1997 di usianya yang ke 66 di Rabat, Moroko.

Riset dan analisa oleh Bobby Rezza S.

Profil

  • Nama Lengkap

    Mabutu Sese Seko

  • Alias

    No Alias

  • Agama

    Katolik

  • Tempat Lahir

    Lisala, Kongo Belgia

  • Tanggal Lahir

    1930-10-14

  • Zodiak

    Balance

  • Warga Negara

  • Istri

    Marie – Antoinette Mobutu

  • Biografi

    Mobutu Sese Seko Nkuku Ngbendu wa Za Banga, lebih dikenal dengan nama Mobutu atau Mobutu Sese Seko adalah Presiden Republik Demokratis Kongo yang menjabat dari tahun 1965 – 1997. Selama menjabat, Mobutu, yang mengambil posisi anti komunis, membentuk pemerintahan yang otoritatif, mengumpulkan kekayaan pribadi yang berlimpah, dan berusaha untuk menghapuskan pengaruh budaya kolonial di Kongo.
    Lahir pada tanggal 14 Oktober 1930 di Lisala, Kongo Belgia, Mobutu bersekolah di Sekolah Christian Brothers, sekolah asrama misi Katolik. Mobutu mendapatkan nilai yang baik, mendominasi dalam olahraga, dan memimpin koran sekolahnya. Namun di tahun 1949 Mobutu dikirim ke Force Publique (FP), tentara angkatan darat Kongo Belgia, untuk dilatih sebagai tentara sebagai bentuk hukuman setelah sempat kabur dari sekolah selama beberapa minggu.
    Kehidupan tentara membawa disiplin pada Mobutu. Dia memuaskan keinginan belajarnya dengan meminjam koran-koran Eropa dari perwira Belgia dan buku dari manapun, untuk kemudian dia baca ketika sedang bertugas jaga maupun di waktu luangnya. Tulisan kesukaannya berasal dari buah pikiran Presiden Prancis Charles de Gaulle, Perdana Menteri Inggris Winston Churchill dan filsuf Itali Niccolo Machiavelli.
    Setelah lulus kursus akunting, Mobutu menyeriusi bidang jurnalistik. Sebagai tentara Mobutu menjadi penulis politik kontemporer dengan nama samaran untuk majalah Actunigalites Africaines. Ia berhenti dari angkatan darat di tahun 1956 untuk menjadi jurnalis purna waktu bagi L’Avernir, surat kabar kota Leopoldville . Pekerjaannya ini membuatanya bertemu banyak orang muda Kongo yang menentang peraturan pemerintah kolonial. Dia menjadi akrab dengan Patrice Lumumba sampai akhirnya menjadi sekretarisnya pribadinya. Setelah diberikan kemerdekaan pada tanggal 30 Juni 1960, dibentuklah pemerintahan koalisi yang dipimpin oleh Lumumba sebagai perdana menteri dan Joseph Kasa-Vubu sebagai presiden. Lumumba mengangkat Mobutu sebagai Ketua Staff tentara Kongo.
    Niat pemerintah Belgia untuk tetap mempertahankan akses mereka kepada tambang-tambang Kongo membuat kerusuhan merebak di  bagian selatan Kongo. Lumumba tidak yakin tentara PBB dapat membantu menekan kerusuhan sehingga ia meminta bantuan pada Uni Soviet. Kasa-Vubu yang tidak senang dengan kedatangan tentara Soviet memecat Lumumba. Lumumba yang marah besar memecat Kasa-Vubu. Mereka berdua memerintahkan Mobutu untuk menahan yang lainnya. Pada tanggal 14 September 1960, Mobutu melakukan kudeta. Rezim baru menempatkan Lumumba dalam tahanan rumah dan mempertahankan Kasa-Vubu sebagai presiden. Kasa-Vubu mempromosikan Mobutu sebagai Mayo Jendral pada tanggal 23 Januari 1961.
    Pada tanggal 25 November 1965, Jenderal Mobutu melakukan kudeta untuk yang kedua kalinya ketika kembali terjadi perebutan kekuasaan antara Kasa-Vubu dengan Perdana Menteri Moise Tshombe. Dibawah nama pemerintahan darurat, Mobutu mengambil alih kekuasaan absolut. Parlemen dihapuskan, jumlah propinsi dikurangi dan otonomi mereka dibatasi sehingga menciptakan negara yang sangat terpusat.
    Pada tahun 1967 berdirilah partai Gerakan Revolusi Populer (MPR) yang hingga tahun 1990 menjadi satu-satunya partai politik di Kongo. Keanggotaan adalah wajib untuk semua warga negara. MPR memiliki doktrin nasionalisme, revolusi dan otentisitas.
    Terlahir dengan nama Joseph-Desire Mobutu, Mobutu mengganti namanya menjadi Mobutu Sese Seko Nkuku Ngbendu Wa Za Banga yang berarti “Pejuang perkasa yang karena kekuatan dan keinginannya untuk menang, memenangkan taklukan demi taklukan, meninggalkan api di belakangnya”
    Di masa awalnya memerintah, Mobutu mengkonsolidasikan kekuasaan dengan menghukum lawan-lawan politiknya di muka umum. Contohnya ketika menghukum gantung mantan Perdana Menteri Evariste Kimba dengan tuduhan merencanakan kudeta di hadapan 50,000 penonton.Mobutu kemudian berganti taktik baru dibawah pepatah “Jagalah agar temanmu selalu dekat dan musuhmu lebih dekat lagi” dengan berbaik hati kepada lawan politiknya. Taktik lain Mobutu termasuk menahan dan terkadang menyiksa anggota pemerintah untuk kemudian diampuni dan diberikan posisi yang lebih tinggi.
    Kekayaan Mobutu di tahun 1984 ditaksir senilai US$ 5 Milyar, hampir setara dengan jumlah hutang luar negeri Zaire pada saat itu. Ia memiliki satu kompi kendaraan merek Mercedes-Benz yang ia gunakan untuk berkendara dari satu istana ke lainnya, sementara kondisi jalanan Zaire sangat buruk dan kebanyakan warga negaranya kelaparan. Mobutu kadang menyewa pesawat Concorde dari maskapai Air France untuk keperluan pribadi seperti belanja ke Paris baginya dan keluarganya.
    Infrastruktur kolaps, dan banyak pegawai negeri yang tidak digaji selama berbulan-bulan sementara uang yang beredar masuk ke kantong Mobutu, keluarganya, dan politisi papan atas maupun pemimpin militer. Hanya Divisi Spesial Presiden, yang menjaga keselamatannya, yang dibayar reguler secara cukup. Ungkapan menyedihkan namun tepat untuk kondisi ini adalah bahwa pegawai negeri pura-pura bekerja sementara negara pura-pura membayar mereka.
    Pemerintahan Mobutu digulingkan di tahun 1997 oleh pemberontak dari suku Tutsi. Negara Zaire kembali pada nama Republik Demokratik Kongo.
    Pemerintahan Mobutu mendapatkan reputasi sebagai salah satu contoh dunia mengenai budaya klepto dan nepotisme. Mobutu Sese Seko meninggal pada tanggal 7 September 1997 di usianya yang ke 66 di Rabat, Moroko.

    Riset dan analisa oleh Bobby Rezza S.

  • Pendidikan

  • Karir

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya