Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Omar Bongo Ondimba

Profil Omar Bongo Ondimba | Merdeka.com

Terkenal dengan panggilan Bongo, pemimpin karismatik Gabon ini dilahirkan pada tanggal 30 Desember 1935 di Lewai. Ia terlahir dengan nama Albert Bernard Bongo, yang kemudian ia ubah menjadi El-Hadj Omar Bongo ketika masuk Islam pada tahun 1973. Bongo menjabat sebagai kepala negara Gabon selama 42 tahun. Ini membuatnya menjadi penguasa terlama Afrika yang masih menjabat, dan penguasa terlama ke-7 di dunia. 

 

Pada saat terjadi kudeta militer tahun 1964, Presiden Mba diculik oleh pemberontak dan Bongo sendiri dijebloskan ke penjara di Kamp Militer di Libreville. Keduanya selanjutnya dibebaskan oleh pasukan Perancis. Sebagai bekas negara kolonialnya, Perancis memang memiliki kepentingan besar terkait cadangan minyak yang ada di Gabon, sehingga ia merasa turut bertanggung jawab menjaga stabilitas negara di Afrika Barat tersebut.

 

Bongo memerintah Gabon setelah kematian sahabat serta pendahulunya, Presiden Leon Mba pada 28 November 1967. Beberapa hari kemudian, Bongo yang saat itu menjabat sebagai wakil presiden diresmikan sebagai presiden Gabon. Saat itu, ia masih berusia 27 tahun. 

 

Pemerintahan Bongo di Gabon adalah pemerintahan tunggal dengan partai Demokrat yang berkuasa saat itu sebagai satu-satunya partai politik yang eksis. Atas desakan oposisi, setelah 26 tahun memerintah tanpa adanya rival politik, Pemimpin yang ditinggal mati ayahnya saat berusia 7 tahun ini memperkenalkan sistem politik multi partai pada tahun 1993. Menolak dikatakan sebagai seorang otokrat, anak terakhir dari 12 bersaudara tersebut menyelenggarakan dialog publik dengan lawan-lawan politiknya. Namun kepercayaan publik masih tertuju padanya sehingga ia memenangkan pemilu  tersebut. Salah satu strategi jitu Bongo untuk meredam kritik dari oposisi adalah dengan menawaru mereka beberapa posisi strategis di pemerintahan dan sejumlah dana yang cukup besar. 

 

Cukup banyak kontroversi yang meliputi Bongo selama masa pemerintahannya. Ia dituding terlibat skandal korupsi yang melibatkan perusahaan minyak asal Perancis, Elf Aquitane. Pria pendek dari suku Bateke ini juga dituding menumpuk kekayaan negara untuk kepentingan pribadi, yang terbukti dengan ditemukannya aset-aset mewah atas nama dirinya di Perancis. Menantu dari presiden Kongo, Denis Sassou-NguessoBongo ini juga terlihat ingin membangun sebuah dinasti keluarganya ketika mengangkat putranya, Ali sebagai Menteri Pertahanan dan Putrinya, Pascaline sebagai Kepala staf kepresidenan. Meskipun demikian, secara umum Bongo mampu meredam semua isu tersebut dan membawa negaranya menjadi salah satu negara terkaya di Afrika. 

 

Bongo dari Kongo adalah salah satu ungkapan yang keluar dari bibir MenLu Norwegia saat itu, Thorbjørn Jagland. Pada Februari 2001, untuk melucu dan menghibur ia menyebut Bongo dengan "Bongo dari Kongo" di TV nasional. Ini terjadi setelah Bongo mengunjungi Norwegia. Jagland berkata "Setiap orang di Kementerian Luar Negeri memberi tahu saya baru saja mau bertemu 'Bongo dari Kongo'. Selama pertemuan kami saya hampir mengatakan Kongo daripada Gabon, tempat asalnya".  Bongo juga terkenal dengan kegemarannya memakai sepatu hak tinggi. Hal ini ia lakukan untuk membuat tubuhnya yang pendek menjadi nampak tinggi. Bongo memang berasal dari etnis minoritas Bateke yang memiliki tinggi lebih pendek dari rata-rata penduduk Afrika lainnya. 

 

Oleh: Atiqoh Hasan

Profil

  • Nama Lengkap

    Omar Bongo Ondimba

  • Alias

    El Hadj Omar Bongo Ondimba | Bongo

  • Agama

    Islam

  • Tempat Lahir

    Lewai (kini Bongoville), Gabon

  • Tanggal Lahir

    1935-12-30

  • Zodiak

    Capricorn

  • Warga Negara

    Gabon

  • Istri

    Louise Mouyabi Moukala, Patience Dabany, Edith Lucie Bongo

  • Biografi

    Terkenal dengan panggilan Bongo, pemimpin karismatik Gabon ini dilahirkan pada tanggal 30 Desember 1935 di Lewai. Ia terlahir dengan nama Albert Bernard Bongo, yang kemudian ia ubah menjadi El-Hadj Omar Bongo ketika masuk Islam pada tahun 1973. Bongo menjabat sebagai kepala negara Gabon selama 42 tahun. Ini membuatnya menjadi penguasa terlama Afrika yang masih menjabat, dan penguasa terlama ke-7 di dunia. 

     

    Pada saat terjadi kudeta militer tahun 1964, Presiden Mba diculik oleh pemberontak dan Bongo sendiri dijebloskan ke penjara di Kamp Militer di Libreville. Keduanya selanjutnya dibebaskan oleh pasukan Perancis. Sebagai bekas negara kolonialnya, Perancis memang memiliki kepentingan besar terkait cadangan minyak yang ada di Gabon, sehingga ia merasa turut bertanggung jawab menjaga stabilitas negara di Afrika Barat tersebut.

     

    Bongo memerintah Gabon setelah kematian sahabat serta pendahulunya, Presiden Leon Mba pada 28 November 1967. Beberapa hari kemudian, Bongo yang saat itu menjabat sebagai wakil presiden diresmikan sebagai presiden Gabon. Saat itu, ia masih berusia 27 tahun. 

     

    Pemerintahan Bongo di Gabon adalah pemerintahan tunggal dengan partai Demokrat yang berkuasa saat itu sebagai satu-satunya partai politik yang eksis. Atas desakan oposisi, setelah 26 tahun memerintah tanpa adanya rival politik, Pemimpin yang ditinggal mati ayahnya saat berusia 7 tahun ini memperkenalkan sistem politik multi partai pada tahun 1993. Menolak dikatakan sebagai seorang otokrat, anak terakhir dari 12 bersaudara tersebut menyelenggarakan dialog publik dengan lawan-lawan politiknya. Namun kepercayaan publik masih tertuju padanya sehingga ia memenangkan pemilu  tersebut. Salah satu strategi jitu Bongo untuk meredam kritik dari oposisi adalah dengan menawaru mereka beberapa posisi strategis di pemerintahan dan sejumlah dana yang cukup besar. 

     

    Cukup banyak kontroversi yang meliputi Bongo selama masa pemerintahannya. Ia dituding terlibat skandal korupsi yang melibatkan perusahaan minyak asal Perancis, Elf Aquitane. Pria pendek dari suku Bateke ini juga dituding menumpuk kekayaan negara untuk kepentingan pribadi, yang terbukti dengan ditemukannya aset-aset mewah atas nama dirinya di Perancis. Menantu dari presiden Kongo, Denis Sassou-NguessoBongo ini juga terlihat ingin membangun sebuah dinasti keluarganya ketika mengangkat putranya, Ali sebagai Menteri Pertahanan dan Putrinya, Pascaline sebagai Kepala staf kepresidenan. Meskipun demikian, secara umum Bongo mampu meredam semua isu tersebut dan membawa negaranya menjadi salah satu negara terkaya di Afrika. 

     

    Bongo dari Kongo adalah salah satu ungkapan yang keluar dari bibir MenLu Norwegia saat itu, Thorbjørn Jagland. Pada Februari 2001, untuk melucu dan menghibur ia menyebut Bongo dengan "Bongo dari Kongo" di TV nasional. Ini terjadi setelah Bongo mengunjungi Norwegia. Jagland berkata "Setiap orang di Kementerian Luar Negeri memberi tahu saya baru saja mau bertemu 'Bongo dari Kongo'. Selama pertemuan kami saya hampir mengatakan Kongo daripada Gabon, tempat asalnya".  Bongo juga terkenal dengan kegemarannya memakai sepatu hak tinggi. Hal ini ia lakukan untuk membuat tubuhnya yang pendek menjadi nampak tinggi. Bongo memang berasal dari etnis minoritas Bateke yang memiliki tinggi lebih pendek dari rata-rata penduduk Afrika lainnya. 

     

    Oleh: Atiqoh Hasan

  • Pendidikan

    - Sekolah Dasar dan menengah di Brazzaville dan selanjutnya di Ibukota French Equatorial Africa

  • Karir

    - Presiden, 2 Desember 1967-8 Juni 2009

    - Wakil Presiden, 12 November 1966

    - Menteri Informasi dan Pariwisata, 1966 

    - Sebagai anggota Presidentsiil Representatif

    - Pegawai di kementrian Luar negeri, 1962. 7 bulan kemudian diangkat sebagai direktur.

    - Sebagai Letnan satu yang ditugaskan di pasukan udara di Brazzaville, Bangui dan Fort Lamy

    - Bergabung dengan kemiliteran Perancis sebagai Letnan dua

    - Pegawai di perusahaan Pos dan Telekomunikasi

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya