Profil
Sachin Ramesh Tendulkar
Dalam dunia olahraga kriket, tak ada yang tidak kenal dengan nama Sachin Ramesh Tendulkar. Kiprah atlet kriket kelahiran Mumbai, 24 April 1974 ini amat cemerlang. Ia bahkan merupakan atlet satu-satunya yang pernah menerima Khel Ratna, penghargaan tertinggi dalam dunia olahraga kriket pada tahun 1997-1998.
Mulanya, karir pria yang akrab disapa Tendulkar ini dimulai saat ia masih kecil dimana saudaranya sering mengajari dan menemaninya untuk bermain kriket. Ketertarikannya pada olahraga kriket kemudian mengantarkannya pada sebuah sekolah yang terkenal dengan ekstra kriketnya, Sharadashram Vidyamandir. Di sana, ia dilatih oleh Ramakant Achrekar. Di bawah pengasuhan Achrekar, Tendulkar dilatih dengan keras agar Tendulkar kerap membawa kemenangan jika bertanding.
Pada tahun 1988, Tendulkar berhasil menaklukkan 100 runs saat melawan Gujarat. Prestasi itu merupakan prestasi langka yang diraih oleh pemain kriket muda. Ia merupakan atlet kriket termuda yang mencetak sejarah. Tak hanya itu, ia juga berhasil meraih gelar pencetak run tertinggi dan berhasil memboyong Irani Trophy. Sebelumnya, menginjak usia 13 tahun, ia telah bergabung dengan Cricket Club of India. Tur internasional pertamanya digelar di Australia pada tahun 1991-1992. Di tahun 1992, Tendulkar merupakan pemain pertama kelahiran luar negeri untuk mengikuti Yorkshire. Di sana, ia bermain dalam 16 permainan dan berhasil mencetak 1070 run dengan rata-rata 46,52.
Di tahun 1996, Tendulkar adalah peserta satu-satunya yang berasal dari India yang berhasil mencetak angka run tertinggi di World Cup 1996. Namun, ketika melawan Sri Lanka di partai semi final, ia jatuh di tengah batting. Saat itu, wasit menganggap Sri lanka sebagai pemenangnya meski banyak protes yang dilontarkan penonton pada wasit.
Sukses membawa banyak kemenangan dengan sesekali kalah adalah hal yang lumrah dalam sebuah pertandingan. Tak hanya itu, kadang adakalanya terdapat hambatan yang merintangi sebuah jalan menuju kesuksesan. Seperti kekalahan yang dialami Tendulkar pada tahun 1996 dan kematian ayahnya di tengah pertandingan 1999 Cricket World Cup. Saat itu, ia tak ikut bermain dalam pertandingan melawan Zimbabwe, namun kemenangan berhasil ia torehkan saat melawan Kenya selepas dirinya kembali dari India untuk melakukan ritual terakhir bagi ayahnya. Kemenangan itu ia persembahkan untuk ayahnya.
Satu persatu kemenangan berhasil diraih oleh Tendulkar. Hingga pada tahun 2002, ia dinobatkan Wisden sebagai pemain terbaik kedua Test batsman sepanjang sejarah setelah Donald Bradman. Ia juga dinobatkan sebagai pemain terbaik kedua dalam One Day International (ODI) bastman sepanjang sejarah setelah Viv Richards.
Setiap tahunnya, Tendulkar dan tim selalu mengikuti berbagai ajang kriket -dan seringkali membawa kemenangan bagi negaranya- yang diselenggarakan di negara-negara penyelenggara. Namun, tak satupun piala ICC mampir di tangan mereka. Hingga akhirnya pada tahun 2011, India bertemu kembali dengan Sri lanka dalam partai final piala ICC. Saat itu, Sri lanka berhasil mengungguli India untuk sementara waktu. Namun, akhirnya kekalahan yang sempat tersentuh tangan berhasil ditepis oleh pemain India. Mereka berhasil membawa kemenangan piala ICC yang baru pertama kalinya mampir di negaranya.
Oleh: Atiqoh Hasan
Last update 18/12/2013