Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Sani Abacha

Profil Sani Abacha | Merdeka.com

Dilahirkan di Kano, 20 September 1943, Sani Abacha memulai karir politiknya sebagai tentara militer Nigeria. Sebelum bertugas sebagai tentara militer, ia mengikuti pelatihan militer di Nigerian Military Training College, Kaduna dan ditugaskan di Mons Defence Officers, Training College in Aldershot, Inggris sebagai kadet pada tahun 1963. Bermula dari militer sipil, pria yang akrab disapa Abacha ini mulai menapaki karir. Ia adalah seorang tokoh yang terlibat dalam kudeta coup d'etats yang kemudian berhasil meruntuhkan kepemimpinan Mayor Jenderal Muhammadu Buhari. 

Berhasil melengserkan Mayor Jenderal Muhammadu Buhari, kepemimpinan diambil alih oleh Jenderal Ibrahim Babangida yang pada tahun 1985 menjabat sebagai presiden Nigeria sekaligus panglima tertinggi Angkatan Bersenjata Republik Federal Nigeria. Saat itu, Abacha diangkat sebagai kepala staf Angkatan Darat. 

Pada tahun 1990, Abacha naik pangkat dan menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Tiga tahun setelahnya, Ibrahim Babangida mengundurkan diri sebagai presiden karena adanya tekanan terhadap pola kepemimpinannya yang diharapkan sebagai pola politik yang demokratis. Babangida kemudian menunjuk seorang konglomerat dan pengusaha besar di Nigeria sebagai presiden sementara yang menggantikannya sampai pemilu tiba, Ernest Shonaken. 

Belum genap tiga bulan masa kepemimpinan Ernest Shonaken sebagai presiden sementara, ia berhasil dikudeta oleh Abacha yang saat itu menjabat sebagai Jenderal militer. Sedangkan pada pemilu yang diadakan tahun 1993 yang dimenangkan oleh Moshood Kahimawo Olawale Abiola dianulir oleh mantan presiden Ibrahim Babangida. Hal ini disebabkan oleh persekongkolan yang dibentuk antara Babangida dan Abacha yang menginginkan Nigeria berada di bawah kepemimpinan militer. Akibat peristiwa ini, terjadi kerusuhan besar yang menyebabkan banyak kerugian yang harus ditanggung rakyat Nigeria.

Menjabat sebagai presiden kesepuluh Nigeria, Abacha banyak melakukan penindasan terhadap rakyatnya. Ia bahkan tidak segan melakukan pembunuhan bagi siapa saja yang menentangnya, seperti yang dilakukan kepada seorang aktivis Ogoni yang melarang dirinya untuk mengeksploitasi tambang minyak yang dapat merugikan rakyat. Abacha membunuh satu diantara empat orang yang dianggap sebagai provokator dan memenjarakan sisanya.

Tak hanya melakukan penindasan terhadap rakyatnya, Abacha juga melakukan tindak korupsi yang berhasil membawanya sebagai orang keempat terkorup di dunia. Ia dinyatakan telah memperkaya diri sendiri dan keluarga dengan membawa uang negara sebesar $5 milyar. Kenyataan yang banyak menampar banyak orang itu diketahui setelah pemerintahan transisional, Abdulsalam Abubakar melaporkan sejumlah rincian dan transaksi palsu yang dilakukan oleh penasehat Keamanan Nasional, Alhaji Ismaila Gwarzo.

Pada tahun 1998, Abacha mengumumkan pemilu diadakan pada tanggal 1 Agustus 1998. Namun, sebelum pemilu berlangsung, Abacha ditemukan meninggal di sebuah villa presiden pada tanggal 8 Juni 1998. Diduga, ada kandidat calon presiden yang menambahkan racun pada gelas minuman Abacha. Secara serentak, Abacha diumumkan oleh berbagai media meninggal karena mengalami serangan jantung.

 

Oleh: Atiqoh Hasan

Profil

  • Nama Lengkap

    Sani Abacha

  • Alias

    Abacha

  • Agama

    Islam

  • Tempat Lahir

    Kano, Nigeria

  • Tanggal Lahir

    1943-09-20

  • Zodiak

    Virgo

  • Warga Negara

    Nigeria

  • Istri

    Maryam Abacha

  • Anak

    Mohammadu Abacha

  • Biografi

    Dilahirkan di Kano, 20 September 1943, Sani Abacha memulai karir politiknya sebagai tentara militer Nigeria. Sebelum bertugas sebagai tentara militer, ia mengikuti pelatihan militer di Nigerian Military Training College, Kaduna dan ditugaskan di Mons Defence Officers, Training College in Aldershot, Inggris sebagai kadet pada tahun 1963. Bermula dari militer sipil, pria yang akrab disapa Abacha ini mulai menapaki karir. Ia adalah seorang tokoh yang terlibat dalam kudeta coup d'etats yang kemudian berhasil meruntuhkan kepemimpinan Mayor Jenderal Muhammadu Buhari. 

    Berhasil melengserkan Mayor Jenderal Muhammadu Buhari, kepemimpinan diambil alih oleh Jenderal Ibrahim Babangida yang pada tahun 1985 menjabat sebagai presiden Nigeria sekaligus panglima tertinggi Angkatan Bersenjata Republik Federal Nigeria. Saat itu, Abacha diangkat sebagai kepala staf Angkatan Darat. 

    Pada tahun 1990, Abacha naik pangkat dan menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Tiga tahun setelahnya, Ibrahim Babangida mengundurkan diri sebagai presiden karena adanya tekanan terhadap pola kepemimpinannya yang diharapkan sebagai pola politik yang demokratis. Babangida kemudian menunjuk seorang konglomerat dan pengusaha besar di Nigeria sebagai presiden sementara yang menggantikannya sampai pemilu tiba, Ernest Shonaken. 

    Belum genap tiga bulan masa kepemimpinan Ernest Shonaken sebagai presiden sementara, ia berhasil dikudeta oleh Abacha yang saat itu menjabat sebagai Jenderal militer. Sedangkan pada pemilu yang diadakan tahun 1993 yang dimenangkan oleh Moshood Kahimawo Olawale Abiola dianulir oleh mantan presiden Ibrahim Babangida. Hal ini disebabkan oleh persekongkolan yang dibentuk antara Babangida dan Abacha yang menginginkan Nigeria berada di bawah kepemimpinan militer. Akibat peristiwa ini, terjadi kerusuhan besar yang menyebabkan banyak kerugian yang harus ditanggung rakyat Nigeria.

    Menjabat sebagai presiden kesepuluh Nigeria, Abacha banyak melakukan penindasan terhadap rakyatnya. Ia bahkan tidak segan melakukan pembunuhan bagi siapa saja yang menentangnya, seperti yang dilakukan kepada seorang aktivis Ogoni yang melarang dirinya untuk mengeksploitasi tambang minyak yang dapat merugikan rakyat. Abacha membunuh satu diantara empat orang yang dianggap sebagai provokator dan memenjarakan sisanya.

    Tak hanya melakukan penindasan terhadap rakyatnya, Abacha juga melakukan tindak korupsi yang berhasil membawanya sebagai orang keempat terkorup di dunia. Ia dinyatakan telah memperkaya diri sendiri dan keluarga dengan membawa uang negara sebesar $5 milyar. Kenyataan yang banyak menampar banyak orang itu diketahui setelah pemerintahan transisional, Abdulsalam Abubakar melaporkan sejumlah rincian dan transaksi palsu yang dilakukan oleh penasehat Keamanan Nasional, Alhaji Ismaila Gwarzo.

    Pada tahun 1998, Abacha mengumumkan pemilu diadakan pada tanggal 1 Agustus 1998. Namun, sebelum pemilu berlangsung, Abacha ditemukan meninggal di sebuah villa presiden pada tanggal 8 Juni 1998. Diduga, ada kandidat calon presiden yang menambahkan racun pada gelas minuman Abacha. Secara serentak, Abacha diumumkan oleh berbagai media meninggal karena mengalami serangan jantung.

     

    Oleh: Atiqoh Hasan

  • Pendidikan

  • Karir

    • Presiden Nigeria, 1993-1998
    • Mayor Jenderal, 1985-1990 

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya